Di kantin kampus, tak sengaja Rendi melihat Roses tengah memainkan laptopnya. Terlihat Pandangannyat fokus, tanpa menghiraukan hiruk pikuk kantin yang ramai.
"Hay!! serius amat rupanya" Usil Rendi, mengagetkan Roses dari belakang. Spontan saja, Roses tercengang, dan hanya menoleh sebentar sambil membalas Rendi dengan senyuman. "Tuh kan dicuekin lagi. Gemes gue sama Lo".
"Oh iya.. gimana Blogger lo?" lanjut Rendi kemudian.
Ia menghentikan sifat jahilnya saat ia mulai menyadari bahwa Roses benar-benar tak menghiraukannya. Biasanya, jika Roses hanya merespon seperti itu, hanya ada 3 kemungkinan. Waktu PMS, Banyak Tugas atau lagi mikirin Farhan. Ia memilih tak bertanya. Karena pasti nanti Roses akan cerita dengan sendirinya. "Alhamdulillah banyak sekali kemajuannya" sedikit terpancar senyum di wajahnya. Meski ia tak berniat tersenyum. Hanya saja Roses tak mau Rendi kecewa.
Namun, tiba-tiba saja.
"Brakkk!!!" Roses menutup laptopnya dengan keras. Tak lama kemudian, Air mata nya mengalir dengan pelan , membasahi lesung pipi nya ia pun berlari meninggalkan Rendi dan laptopnya.
"Ros.. Roses!!!" panggilan Rendi tak dihiraukan oleh Roses.
Karena penasaran. Akhirnya Rendi mencoba membuka laptop Roses. Tak butuh bagi Rendi untuk mengetahui sandi Laptop Roses. Karena, ia sering meminjam laptop milik Roses ketika tak membawa laptop di Mata kuliah nya. Setelah tau apa yang terjadi. Rendi pun menutupnya kembali.
***
1 Minggu kemudian
Pagi-pagi di halaman belakang kampus. Seperti biasa Rendi berbincang bincang dengan Mia."Hemz... kasihan Roses, seandainya aja dulu Farhan tau dan Peka. Pasti keadaannya nggak akan serumit sekarang" ujar Mia. Rendi pun hanya mendengus pelan dan mengiyakan ucapan kekasihnya.
"Tapi ya.. mau gimana lagi semua udah terlambat." ucap Rendi. Tak beberapa lama kemudian Roses datang sambil membawa sebuah kertas
"Rendi.. kak Mia.." Panggil Roses seraya berlari kearah Rendi dan Mia
"Tumben banget Ros .. Kayaknya ada yang lagi seneng nih"
"Hihih.. iya kak.. nih aku ada kabar gembira. coba deh kakak tebak. Aku bawa surat apa?" ucap Roses sambil menunjukkan sebuah amplop ditangannya.
"Hemz... Apa ya?"
"Paling juga dapet cowok baru" ledek Rendi. Mendengar ucapan Rendi, Roses hanya mendengus kesal. Sedangkan Rendi hanya tertawa seperti orang tak punya salah
"Sayang.. gak boleh gitu... Karma lho.." Ujar Mia mengingatkan.
"Ciih.. Amit-Amit deh" Roses pun hanya tersenyum karena ia merasa menang telah di bela oleh Mia
"Emang itu kertas apa Ros?"
"Nih kak. Bisa dibaca." Ujar Roses sambil menyerahkan surat dalam amplop yang telah dibuka. Mia pun mengambil surat tersebut dan membacanya.
Selamat atas diterima nya Ananda Roses Mizwa yang telah Lulus Tes Pertukaran pelajar selama 2 semester di univertas Pantheon sorbonne 1 paris..
"Serius... ?" tanya Rendi dan Mia hampir bersamaan. Roses hanya mengangguk.
Rendi pun langsung memeluk Roses
"Selamat ya Ros... Gue seneng banget" Rendipun semakin mengeratkan pelukannya.
"Seneng sih seneng. Tapi, meluk nya gak usah kenceng-kenceng dong Mas Bro. Aku gak bisa nafas nih" Rendi pun langsung melepaskan pelukkanya. sedangkan Mia hanya tersenyum geli
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengubur Harapan
Non-FictionBermula dari perkenalan yang menjengkelkan. Membuat Nisfa terombang ambing kefika ia mulai mengenal siapa fano sesungguhnya, dan mulai menjalin sebuah ikatan pershabatan. Seperti pada hal umumnya. Persahabatan lawan jenis tak akan mulus seperti bias...