November 05

28 3 0
                                    

Batal nonton konser, bisa juga diartikan sebagai kegagalan nggak, sih? Hahaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Batal nonton konser, bisa juga diartikan sebagai kegagalan nggak, sih? Hahaha. Lupakan. Aku menulis ini kala jeda nulis fanfict; saat deadline semakin mendekat, godaan sosial media kian melekat. Bahkan godaan menulis sesuatu yang lain terus menarik-narik diriku, sementara tulisan DL merongrong minta diselesaikan, ck.

Balik ke tema. Jika kegagalan, sepertinya diriku sudah membahas banyak di bagian sebelumnya, karena kekecewaan juga terselip kegagalan itu. Maka aku hanya akan mendefinisikan kegagalan menurutku.

Gagal sama dengan penguatan akar: semakin kuat akarnya, akan semakin kuat juga pohon menghadapi angin yang berembus kencang. Ketika aku terjatuh dan terluka, itu berarti aku sedang menaiki satu level lebih tinggi lagi. Begitu seterusnya. Layaknya tangga, tidak mungkin tak ada akhir. Perjuangan pasti dibalas dengan akhir yang cerah dibanding seseorang yang cuma berjalan di tempat, orang yang tidak berani mengambil langkah. Gagal berarti aku—kamu—kita, sudah mengambil langkah lebih maju. Patut dibanggakan.

Dahulu, aku memang orang yang penakut. Gelap takut, petir takut, bahkan gagal pun takut—karena nggak suka sama yang rasanya kecewa, hehe. Tetapi sekarang kupikir gagal adalah yang baru saja kubilang; selangkah lebih maju. Yang berarti kita telah berani melangkah lebih jauh dari zona nyaman.

Kita semua—yang sedang dalam proses berjuang pasti pernah, atau akan mengalami jalan buntu, sikap tak memihak, cita-cita goyah, hati patah-patah, harapan pasang surut, perasaan gelisah tak menentu. Mungkin itu wajar terjadi, karena dunia bukan hanya jalan lurus dan mulus. Dunia juga akan menjungkirbalikkanmu dengan jalan terjal penuh kerikil tajam, lalu membuatmu belajar dari sana. Jangan terlena sama yang mulus. Karena kalau hidup manusia mulus-mulus saja, manusia tidak akan pernah bisa merasakan 'guncangan' yang membuat sadar. Kemudian Tuhan tidak akan menciptakan air mata jika guncangan itu tak ada, karena hati manusia hanya ada kebahagiaan—ini mendadak punya ide cerita, hahaha.

Intinya, kegagalan apa yang datang padaku itu adalah suatu penguatan untuk diri sendiri.








- N O V E M B E R 2 0 1 9 -

November Daily Moment [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang