November 24

12 3 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku benar tidak tahu, di masa depan, akan jadi apa dan seperti apa. Untuk masa depanku, surat ini harus dibuka lagi ketika dirimu ingat. Harus.

Pertama, yang ingin kukatakan....

Tetap kuat.

Tetap kuat.

Dan, tetap kuat.

Aku tahu, tiap dirimu terluka, kau menangis sendirian, berharap ada seseorang yang menolong pun tidak terlaksanakan. Berharap pelukan hangat pun hanya dalam khayalan. Aku paham, kau orang bodoh yang terus ingin tahu ini dan itu, sehingga pemahamanmu berkembang.

Maka sekali lagi kukatakan, tetap kuat.

Diriku sekarang sering mengatakan hal-hal gila; kalau sudah menyelesaikan tujuan, maka jika ingin mati, maka matilah, sehingga kematian itu tidak sia-sia. Sehingga meski sudah mati, tetap dikenang karena telah mencapai tujuan.

Sebab itu, untuk diriku di masa depan, jangan pernah melukai diri sendiri. Cukup perasaan yang sakit, jangan menambah luka.

Kemudian, jika titik tersempit itu datang lagi kepadamu, jangan berakhir. Jangan pernah berakhir dulu sebelum Tuhan yang mengizinkan. Bahkan jika dirimu tidak lagi leluasa bernapas, tolong, ingatlah dirimu kuat, pembuktiannya nyata karena dirimu terus melangkah sampai di masa mendatang, bukan?

Untuk diriku di masa depan, masalah ada untuk memperkokoh dinding ketegaran. Jadi kuyakin, tahun-tahun yang telah terlewati, kita semakin kuat.

Aku percaya, diriku di masa depan akan menjadi sosok yang siap menghadapi apa pun. Sosok yang masih bisa terluka, namun tidak jatuh terlalu dalam pada luka itu.

Semakin dewasa.

Aku di masa kini amat menganggumimu, mencintaimu. Teruslah bahagia, dan mulai dari sekarang, berhenti bertanya kepada diri sendiri 'apa itu kebahagiaan', sebab artinya kau belum memiliki sesuatu yang disebut bahagia jika terus mempertanyakannya.













- N O V E M B E R 2 0 1 9 -

November Daily Moment [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang