selamat satu tahun sejak tim a diumumkan :)
blue
Dunia Hyunsuk rasanya berputar. Ia gugup setengah mati. Mata tajam itu menatap Hyunsuk dengan tatapan pertanyaan, Hyunsuk mau oleng, kakinya sangat lemas.
"kamu manggil saya?" tanya Byounggon sekali lagi, kali ini menutup bukunya menatap Hyunsuk.
"s-saya.."
"oh, kamu Choi Hyunsuk kan?"
Tuhan...
Apa Hyunsuk bermimpi?
"eh? Atau bukan ya?"
"i-iya! Iya! Saya Choi Hyunsuk, hehe,"
.
.
.Hyunsuk tidak tahu apakah Tuhan memang sedang mengujinya, atau memberinya kenikmatan. Karena..
"Loh? Saya ga tau kamu satu tempat sewaan sama saya,"
Hyunsuk reflek menolehkan kepalanya. Byounggon mengemudi dengan tenang, tapi jantung Hyunsuk tidak tenang begitu mengetahui kakak tingkatnya ini satu tempat sewaan dengannya!
"kamar berapa?" tanya Byounggon
"... Empat puluh satu,"
"loh?!"
"j-jangan bilang--"
"saya tiga lima. Hehe,"
AAAAAAHHH!! MAMA!!
Hyunsuk rasanya mau kabur dari mobil Byounggon satu detik setelah tawa kecil itu keluar dari bibir sang pujaan hati. Ya Tuhan, kenapa tampab sekali!?
OH! KALAU KALIAN BERTANYA KENAPA HYUNSUK BISA BERDUA DENGAN BYOUNGGON DI DALAM MOBILNYA KARENA!!
"sudah sore, mau saya antar?"
YA SIAPA YANG NOLAK HADUH!
Setelah percakapan kamar berhenti, tidak ada lagi percakapan yang terjalin di antara mereka. Hyunsuk dengan kegugupannya sedangkan Byounggon dengan--entahlah, pemuda itu terlalu tenang.
"kenapa kuliah jurusan bahasa?"
Hyunsuk menoleh, Byounggon tetap fokus menyetir. Lalu Hyunsuk kembali menatap ke depan.
"entahlah, mungkin karena sejak awal sudah sangat tertarik dengan dunia bahasa," Hyunsuk tersenyum.
"saya senang berfalsafah, tentang apa saja. Saya juga senang merangkai kata, mencari makna, karena dalam kata tidak hanya ada satu makna,"
Byounggon tersenyum mendengar penuturan Hyunsuk yang semakin lama berceloteh tentang bagaimana tulisan menjadi inspirasi hidupnya.
"kamu begitu menyukainya, hm?"
Hyunsuk tersentak, lalu mengusap kepalanya pelan. Malu karena secara tidak sadar terlalu bersemangat menceritakan alasannya masuk jurusan bahasa.
Byounggon terkekeh, "tidak apa-apa. Tidak perlu malu, saya suka orang-orang yang punya semangat tinggi tentang apa yang ia sukai dan minati," ucap Byounggon menolehkan wajahnya kepada Hyunsuk dan tersenyum.
Cerah.
Byounggon benar-benar langit biru Hyunsuk.
Tuhan, Hyunsuk suka.
.
.
.Hyunsuk merasa canggung berdiri berdampingan dengan Byounggon di dalam lift. Lalu kemudian ia mengedipkan matanya beberapa kali setelah menyadari tidak menekan lantai 3 di mana seharusnya kamarnya berada.
"eum--sunbae, tidak menekan angka 3?" tanya Hyunsuk
"oh, nanti. Saya mau memastikan kamu sampai dengan selamat,"
Mati.
Mama Hyunsuk mau melebur aja.
Hyunsuk tidak bisa nengontrol detak jantungnya, apalagi mereka hanya berdua saja di dalam lift.
Hyunsuk mau mati. Susah bernapas juga jantungnya berdetak cepat sekali.
Setelah lift berhenti, dengan cepat Hyunsuk melangkah keluar. Sialnya, kamar Hyunsuk berada paling ujung, membuatnya mau tidak mau ditemani Byounggon berjalan bersama.
Kenapa Byounggon seperti ini terhadapnya? Kenapa?
Saat kaki mereka sampai di depan pintu, Hyunsuk menunduk sopan berkali-kali.
"terima kasih banyak tumpangannya sunbae-nim, maaf merepotkan!" ucap Hyunsuk dan kembali menunduk sopan.
"ah, tidak masalah. Kebetulan juga kita satu tempat sewa,"
Hyunsuk mengangguk lalu tersenyum kaku sebelum menekan password kamarnya.
"oh, iya!"
Hyunsuk menoleh.
"kemarin yang nge add saya itu kamu kan?"
Mati aja Hyunsuk :)
blue
tbc
bener kata Hyunsuk, cerah
Yuk ah nangis
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] blue ; gonsuk
Short Storyhyunsuk hanya menatap matanya, lalu pria itu tersenyum cerah padanya, yah gimana hyunsuk tidak jatuh cinta? blue lee byounggon x choi hyunsuk by dk1317 bxb. typos. semi baku. lower case. start: 09-10-2019 end: 14-07-2020