delapan

961 179 21
                                    

blue


Byounggon menatap pemuda di depannya dengan tatapan sendu. Yang ditatap hanya menghela napas dan memberikan cemilan kepada Byounggon.



"ga gini loh..." Byounggon kembali meracau


Sedari tadi dia uring-uringan, menegak habis bir yang diberikan sahabatnya: Vernon dan Donghyun.





Byounggon tidak sekali-kali minum bir, tapi kalau sudah begini itu artinya suasana hatinya kacau balau.





"apa gue nakutin dia ya? Tapi kan gue bilang yang bener.."





"gue ga sebagus yang dia pikirin.."



"gosip itu.."



"gosip itu juga ga 100% bener tapi..."



"70 lah 70.."




Donghyun hanya bisa menggeleng mendengar celotehan sahabatnya itu. Vernon udah ngantuk, tapi kalau tidur pasti Byounggon ngamuk.



"jadi sekarang lo mau ngapain?" tanya Donghyun akhirnya


Byounggon menatap Donghyun lalu menunduk lesu. "ga tau, gue nyerah aja kali ya?"





Vernon memutar bola matanya dengan malas. Kesal sekali dengan tingkah sahabatnya itu.



"tapi lo kali ini beneran sesayang itu, Gon. Apa lo pernah ngajakin orang yang lo suka selain dia buat dianterin pulang?"




"cuma dia yang lo kasih tahu di mana lo tinggal--"



"engga juga, kan ga sengaja aja kita satu tempat--"



"gue belom selesai ngomong pacul!"




Vernon menghela napas dengan kasar. Byounggon yang mabuk benar-benar menguras tenaganya.




"intinya, lo sayang banget kan sama yang satu ini?" tanya Donghyun




Byounggon diam lalu mengangguk pelan. "hm.. sayang banget.."



.
.
.




Hyunsuk jadi ingat jika dia belum membalas pesan Byounggon sama sekali. Tapi jam sudah menunjukan pukul 12 malam, tidak sopan kan membalas jam segini?







Tapi Hyunsuk tersentak kaget begitu ponselnya berdering dengan memunculkan nama Byounggon. Ya, Byounggon menelponnya di tengah malam.






Kening Hyunsuk mengerut bingung, tapi akhirnya ia mengangkatnya juga.




"ha--"



"Choi Hyunsuk.."



Hyunsuk mengerutkan alis, "Hyung?"








Lalu hening membuat Hyunsuk menatap layar ponselnya, memastikan telepon masih terhubung atau tidak.







"Hyunsuk, jika kamu percaya dengan gosip tentangku maka..."








Hyunsuk menutup mulutnya, terkejut. Apalagi dengan suara Byounggon yang terdengar lirih.








"....tolong aku..."







Membuat banyak sekali pertanyaan tercipta di kepala Hyunsuk. Telepon dimatikan dan Hyunsuk tidak tahu harus bagaimana sekarang.






.
.
.





Mata Hyunsuk mencari Byounggon ke mana-mana, bahkan ia mendatangi semua tempat yang diyakini ada Byounggon di sana. Tapi Hyunsuk tidak menemukan sosok Byounggon di mana-mana.








Entah kenapa ia menjadi khawatir. Bahkan bertanya kepada orang terdekatnya pun mereka mengatakan bahwa Byounggon tidak masuk kuliah.








Maka yang dilakukan Hyunsuk saat ini adalah..






Berdiri di depan unit Byounggon dengan tangan gemetaran untuk menekal bel pintu.








"ayo Hyunsuk kamu bisa!" ucap Hyunsuk menyemangati dirinya sendiri.







Saat hendak menekan pintu bel, Hyunsuk tersentak kaget mendapati pintu terbuka.







"aku pulang, Gon.."








"ah, jangan--"







Matanya membelalak lebar begitu mendapati seorang perempuan cantik dan Byounggon yang menarik tangannya.








"Hyunsuk?"







Menimbulkan pertanyaan lain yang muncul di kepala Hyunsuk begitu maniknya bertemu tatap dengan milik perempuan di depannya.








Perempuan itu mengerutkan dahi, lalu menatap Byounggon dan Hyunsuk bergantian.







"oh.." ucap perempuan itu dan melepaskan tangan Byounggon dari miliknya.





Lalu ia pergi meninggalkan Hyunsuk yang kebingungan dan Byounggon dengan kepanikan.







blue

tbc

[✔️] blue ; gonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang