Satu

408 24 13
                                    

Pagi itu di awal musim semi, matahari bersinar terang melewati celah jendela kamar. Seorang gadis cantik terlihat masih memejamkan matanya seolah tidak ada beban di keesokan hari.

~KRIIINGG KRIIINGG~

Tak lama gadis itu terbangun karena suara berisik yang berasal dari jam alarm disamping nakas tempat tidurnya. Dia terduduk beberapa saat sambil menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam kamarnya. Tampak gadis itu juga sesekali mengucek matanya yang masih mengantuk.

"Oh sudah pagi rupanya, aku harus segera mandi dan bersiap" gumam gadis itu sebelum menuju ke kamar mandi.

10 menit kemudian

Gadis itu keluar dari kamar mandi dengan tergesa. Tak lama Ia pun langsung bersiap dan memilih celana dan juga kemeja yang akan dia pakai untuk kuliah.

Setelah siap Ia langsung menuju dapur untuk memasak sarapan dan tidak lupa menyiapkan bekal untuk Ia bawa ke kampus.

Suasana apartemen yang sepi, membuatnya begitu sedih. Gadis itu tersenyum dalam diam begitu Ia mengingat kenangan dimana dulu di tempat ini pernah ada keramaian entah itu oleh gelak tawa si pemilik rumah ataupun suara tv yang menyala dipagi hari saat hari libur dan tidak lupa dengan keseharian sang ibu yang selalu menyiapkan segala kebutuhannya. Sungguh kenangan yang indah, Gadis itu begitu merindukan suasana hangat sebuah rumah yang dulu pernah Ia rasakan.

Namun berbeda dengan sekarang, Hidup sendiri membuatnya mau tidak mau harus mengerjakan segalanya sendiri. Mulai dari bangun tidur, bersih-bersih, dan juga bahkan menyiapkan makanan untuk dia makan pun harus bisa dia kerjakan.

Setelah kematian kedua orang tuanya 3 tahun lalu membuatnya harus menjalani hari-harinya seorang diri. Ia tidak punya siapapun lagi. Ia sudah kehilangan semua anggota keluarganya bahkan sejak ia masih kecil.

Beruntung orang tuanya meninggalkan sebuah apartemen sederhana yang dapat ia tinggali setidaknya sampai ia menemukan rumahnya yang lain.

"Oke semuanya sudah siap aku harus segera berangkat ke kampus" gumamnya setelah memasukkan bekalnya ke dalam tas.

"Oh iya! Bus menuju kampus akan sampai halte 20 menit lagi aku harus cepat" gumam nya lagi saat sadar Ia akan terlambat.

Gadis yang memiliki rambut sebahu dan juga senyuman yang anggun ketika dia tersenyum. Nama gadis itu adalah Choi so hye yang berarti "senyum yang anggun".

Gadis yang biasa dipanggil so hye itu keluar dari apartemennya tidak lupa mengunci pintunya, meski apartemen kecil di dalamnya berisi banyak kenangan baik itu manis, maupun pahit hidupnya.

So hye mulai berjalan dengan tergesa namun saat sampai di depan lift, lift yang akan Ia pakai sangat penuh. Berpikir jika Ia harus menunggu lift itu kosong berarti dia harus merelakan waktunya. So hye segera berbalik menuju arah tangga.

So hye bersyukur saat dia sampai di luar apartemen, keadaan tidak begitu ramai seperti saat tadi di lift.

So hye berjalan menuju halte yang jaraknya tidak begitu jauh dari apartemennya, dan kebetulan saat dia sampai di halte, bus yang ditunggunya belum datang.

15 menit kemudian

Bus yang ditunggu akhirnya sampai di halte. Entah kenapa bus hari ini sangat penuh, apa karena so hye terlambat jadi penuh seperti ini? Ah sudahlah kenapa so hye memikirkan hal tidak penting seperti ini. Bukannya seharusnya dia bersyukur karena bus yang dia tunggu datang walau dengan keadaan penuh.

Perjalanan menuju kampus hanya so hye habiskan dengan melamun, bukan melamun memikirkan tugas kampus melainkan so hye memikirkan jalanan seoul yang sangat ramai oleh pejalan kaki.

Awal musim semi kota terlihat sangat ramai, tapi kenapa so hye merasa kesepian? Bunga-bunga bermekaran membuat semua orang yang melihatnya tersenyum bahagia, tapi kenapa so hye tidak merasakan hal itu. So hye selalu mencoba berpikir positif tapi kenapa saat dirinya memikirkan hal positif tidak lama setelahnya selalu datang hal negatif pada dirinya. Selain itu apapun yang Ia punya dan miliki selalu hilang dan pergi. Mungkin sejak awal so hye ditakdirkan kehilangan, entah itu benda, hewan peliharaan, ataupun orang yang paling ia sayang, mungkin selanjutnya yang akan hilang adalah hidupnya. Siapa yang tau bukan?

Beberapa saat kemudian Bus berhenti di sebuah halte membuat so hye tersadar dari lamunannya.

Pintu Bus terbuka dan mulai Menurunkan beberapa penumpang yang sudah sampai tujuannya.

Drrrt~Drrrt

So hye merasakan sesuatu bergetar dari saku celananya. So hye merogoh handphone yang berada di dalam saku celananya dan mengangkatnya setelah melihat siapa yang meneleponnya.

"Iya hallo, ada apa kau menelponku?" tanya so hye to the point.

"Hey apa salahnya aku menelpon sahabatku, aku menelponmu hanya ingin mengucapkan selamat pagi saja" ucap seseorang disebrang telepon.

"Kalau hanya ingin mengucapkan selamat pagi kau kan bisa mengatakannya nanti di kampus kenapa harus ditelepon membuang-buang pulsaku saja" ucap so hye

"Kau ini kejam sekali so hye, sahabatmu ini baik menyapamu dipagi hari dan rela meluangkan waktunya hanya untuk menelponmu tapi kau malah mengkhawatirkan pulsamu itu, apa persahabatan kita ini harus hancur hanya karena sebatas pulsa telepon"

"Kau ini kenapa tiba-tiba mempermasalahkan pulsaku dan lagi tolong ini masih pagi kau jangan lebay seperti itu dong, baiklah terimakasih sahabatku yang paling cantik dan juga baik sudah mau meluangkan waktunya untuk menyapaku dipagi hari" Ucap so hye dengan nada dilembutkan pada bagian akhir.

"Yang mempermasalahkan pulsakan kau kenapa jadi aku yang di salahkan, ya sudah kalau begitu aku matikan ya teleponnya. Soalnya aku masih harus menyapa sahabatku yang lain, Ehh satu lagi aku mau bilang jangan sampai terlambat datang ke kampus ya. Dah so hye" Ucap seseorang disebrang sana yang diyakini adalah salah satu sahabat baik so hye.

"Iya aku tidak akan terlambat tenang saja, Ya dah sampai ketemu di kampus" Ucap so hye sebelum mematikan telepon yang tersambung.

Setidaknya hatiku tidak terlalu sepi karena adanya sahabatku, ya walaupun dia orangnya sedikit lebay dan baperan tapi setidaknya hidupku jadi lebih berwarna karena kehadirannya-batin so hye

Tak lama kemudian Bus yang so hye tumpangi pun sampai didepan kampusnya, so hye turun setelah membayar tentunya.

"Kenapa jalanan becek sekali padahal sekarangkan sudah masuk musim semi, kenapa masih ada hujan ya tadi malam" ucap so hye saat baru saja masuk gerbang kampus.

So hye melanjutkan jalannya, tidak mau berlama-lama memikirkan tentang hujan yang datang dimusim semi ini. Lagi pula dia tidak mau terlambat masuk kelas dan menemui sahabatnya yang cerewet tadi.

Cpraat~cpraat

Baru saja so hye melangkah beberapa langkah, sebuah mobil memasuki parkiran dari arah gerbang membuat genangan air di sebelah so hye terciprat mengenai celananya, dan sedikit mengotori celana bawahnya.

"Kenapa pagi-pagi begini sudah ada yang buat masalah saja, hidupku seperti tidak tenang seperti ini" gumam so hye

Seseorang keluar dari mobil yang mengotori celana so hye dan nampak merasa bersalah setelah melihat keadaan so hye.

"Aduh maaf aku tidak sengaja, sungguh" Ucap pria yang tadi keluar dari mobil.

"Ya tidak apa-apa, untung hanya mengotori celananya sedikit. Kalau begitu aku pergi dulu ya harus ke toilet untuk membersihkan sedikit kotorannya" ucap so hye sebelum ia berlari menuju toilet.

"Hey..."

TBC

Ayo penasaran gak nih sama kelanjutannya siapa sih kira-kira cowok yang tadi nyipratin air ke celana so hye.

Ngomong-ngomong author bener kan double up, ayo siapa yang nunggu :v

Tunggu kelanjutannya, semoga kalian suka sama kelanjutannya. Jangan lupa vote sama komen ya 😆
Karena 1 vote dari kalian sangat berarti buat aku dan lagi vote sama komen tidak akan merugikan kalian bukan *eaea :v

Lost True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang