6 tahun kemudian.
Angin pagi terasa dingin dan Jona merapatkan jaketnya mencoba menghangatkan diri walaupun terasa sia-sia. Jona berlari kecil saat melihat kereta bawah tanah yang menuju kantornya di daerah yongsan-gun melambat untuk menunggu penumpang lain distasiun kota. Hari ini Jona ada presentasi untuk topik majalah bulan depan dan dia sudah menyiapkan materinya dua bulan sebelum hari ini datang. Gugup karna ini pertama kalinya setelah 2 tahun bekerja sebagai pembantu editor, Jona dipercaya untuk mengangkat cerita sendiri. Baiklah, mungkin ini bukan ceritanya sendiri, ini tentang grup band yang sangat terkenal diseluruh dunia. Pop stars yang mendunia. Begitu Jona menyebutkan idenya pertama kali dan chief editor melototkan mata padanya seakan Jona kehilangan akal saat mengutarakan ide tersebut. Oke, mungkin dia seharusnya menambahkan huruf 'K' besar sebelum kata Pop untuk mengutarakan maksudnya.
"mereka sangat bertalenta, dan aktraktif serta sangat manis" ujar Jona bersemangat dikantor chief editornya hari itu.
Jangan beritahu chief editor kwon kalau dia sangat menggemari grup boyband tersebut. Dia akan ditertawakan sampai memerah dan matang. Pria tambun yang memakai kacamata bergagang tipis itu duduk tegak sambil memegang draft hasil research Jona sebelum memberanikan diri datang ke kantornya. Hening tak berespon pada gadis yang duduk gelisah didepannya selama lima menit.
"eumm.. baiklah, kau boleh pergi dengan idemu ini. Tapi kamu harus mengusahakan sendiri bagaimana caranya agar mereka, boyband itu, bersedia menerima idemu dan bersedia untuk kamu angkat menjadi salah satu headlines di majalah kita. Aku peringatkan kamu dari awal bahwa agensi mereka sangat ketat dalam hal publikasi dan media. Aku harap kamu tak terlalu berharap agar tak kecewa. Good luck dan segera berlalu dari depanku" ucap chief editor Kwon panjang lebar pada Jona yang hampir bersorak kegirangan dan melompat meluapkan kegembiraannya.
Jadi setelah sebulan melakukan penelitian dan membuat semacam proposal resmi ke agensi jinhit entertainment itu, dua hari lalu Jona menerima email feedback dari jinhit entertaiment yang menyatakan bahwa mereka bersedia di wawancara oleh Jona. Bisa bayangkan bagaimana bahagianya Jona mengingat dia sudah melakukan banyak hal terbaik untuk ini bahkan untuk di notice sekali saja dengan mereka. Jona bertaruh kalau seon Seun mi akan cemburu setengah mati padanya. Seon seun mi editor dan atasannya yang sangat kompetitif dan overreaktif itu pasti jengah begitu tahu kalau Jona berhasil mendapat tangkapan besar kali ini.
Jona sampai didepan ruangan kerjanya ketika bertemu atasannya seun mi yang melenggang acuh mendahului langkahnya menuju meja mereka masing-masing. Ada tatapan mawas pada mata seun mi saat beradu dengan mata Jona. Jona ingat saat pertama kali bekerja disini dia dianggap pesaing oleh seun mi. Maka seun mi dengan kesenioritasannya menyatakan bahwa dia butuh assistant untuk pekerjaannya padahal Jona melamar untuk posisi editor. Tapi karna seun mi bilang dia tak suka pada gadis berambut pendek bob sebahu dengan poninya dan itu pastinya merujuk pada tampilan Jona sebagai rekan editornya, chief editor kwon hanya meng-iyakan usulan seun mi, lagian mereka ternyata hanya butuh assistant. Jadi kenapa mereka menaruh lowongan dengan posisi editor dihalaman website mereka? Huft.. Jona bahkan tidak bisa menyatakan penyesalannya saat itu jika bukan karna dia memang membutuhkan pekerjaan setelah dia lulus dari universitas. Jadi berbekal ilmu komunikasi, jurusan kuliah Jona, gadis itu pun memulai pekerjaannya tanpa mengeluh dan mengerjakan semuanya sampai dia bertahan dua tahun. Dua tahun, saudaraku. Itu bukan waktu yang sebentar apalagi dengan tingkah superior dan senioritas seun mi.
"yak, Kim Jona. Chief editor memanggilmu keruangannya. Sekarang." kata hyuna dari balik pintu.
"tapi kami rapat jam 10 nanti, apa ada sesuatu?" tanya Jona balik. Hyuna hanya mengedikkan bahu sambil berlalu dari ruangan Jona.
Tok tok.
Yang pertama kali Jona lihat adalah punggung pria membelakanginya beserta chief editor kwon yang tertawa renyah dalam percakapan mereka.
"hei, Jona. Mari masuk. Ada seseorang yang ingin kuperkenalkan padamu"sahut chief editor kwon menyambut kedatanganku. Dan pria yang Jona perkirakan bertubuh 178 cm itu menoleh sambil menatap tepat dikedua matanya.
Ah, jeon jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold My Tear
FanfictionHola everyone, ini tulisan perdana aku. tapi kenapa sampulnya pakai jeykeyhey yang menangis di final concert kemaren? karna aku suka. aku suka melihat Jungkook yang selalu mengekspresikan perasaannya. Dia akan tertawa dan menangis. bersikap sangat p...