#9

16 0 0
                                    

Jona meraba bercak darah yang membekas di rok panjang berwarna cokelat yang ia kenakan. Perutnya seakan dililit dan sakit sampai dia tidak mampu menggerakkan tubuhnya. Jona menangis dan berteriak minta tolong tapi kekosongan taman ditempat dia berdiri sekarang terlihat sangat menyeramkan. Jona kembali mengecek kaki dengan aliran darah yang ternyata mengalir deras itu lalu menangis karena dia tidak bisa membungkukkan badannya untuk mengelap darah - darah yang sekarang tercecer dilantai. Tiba - tiba kepala Jona pusing dan cahaya putih dari sorot lampu taman menyilaukan matanya.

****
Jona memijit kepalanya yang sedikit sakit. Dia terbangun pukul setengah dua pagi dan keringat membasahi bajunya. Mimpi buruk yang tidak pernah ia alami kembali lagi mengusik tidurnya beberapa minggu ini dan Jona tidak bisa memejamkan matanya lagi sejak terbangun.

"kau sakit?" suara Hoseok dari belakang begitu melihat Jona yang masih memegangi pelipis. Jona menggeleng pelan.

"hanya bermimpi buruk, oppa. Kelihatan sekali pada wajahku?" tanya Jona balik.

"kantung matamu menggambarkan bagaimana kualitas tidurmu tadi malam. Apa aku perlu menemanimu tidur malam ini?" nada khawatir Hoseok sambil mengecek suhu badan Jona. Jona tersenyum pada perhatian Hoseok sepagi ini. Sejak semalam Hoseok benar - benar membahagiakannya. Dia tidak ingin mimpi buruk itu mengganggu suasana hati mereka.

"ah, kita benar - benar akan diving hari ini?" tanya Jona mengalihkan pembicaraan mereka.

"kondisimu tidak baik. Kita tidak akan menyelam hari ini" putus Hoseok sambil mengunyah sarapannya.

"tapi aku ingin sekali menyelam. Oppa tahu sendiri kalau kita sudah training untuk hari ini" seru Jona kecewa.

"aku tidak ingin sesuatu terjadi padamu, Jona ssi. Aku tidak ingin mengambil resiko itu" bantah Hoseok tanpa memperdulikan tampang memelas Jona.

"untuk apa kita jauh - jauh kesini? Aku akan berhati - hati, Oppa. Aku janji. Kalau aku merasa lelah aku akan langsung mengatakannya padamu" rayu Jona dengan nada manja. Hoseok melirik wanita disebelahnya dengan tajam. Dia benar - benar tidak ingin hal buruk terjadi pada Jona. Jadi dia melangkah keluar kamar Jona menuju kamarnya yang bersebelahan dan bisa diakses dengan pintu dari dalam kamarnya. Tapi Jona tidak menyerah dan terus merengek sampai Hoseok terpaksa mengatakan iya pada Jona. Jadi disinilah mereka berada sekarang. Perjalanan dengan pemandangan yang indah terpampang nyata didepan mata mereka berdua. Birunya laut seakan memanggil jiwa mereka berdua. Sebenarnya Hoseok ingin sekali menyelam tapi memikirkan kondisi Jona yang kurang baik, pria itu benar - benar khawatir. Hanya saja wanita keras kepala itu merayunya dengan rayuan pulau kelapa. Dan mau tak mau mereka berdua sudah basah-basahan dengan riang dengan baju selam berbahan karet. Matahari bersinar amat terik dan Jona yakin krim sunblock yang mereka pakai banyak tadi tidak memberikan efek apapun pada serangan sinar itu. Tapi mereka tetap menertawakan masing - masing kulit yang sudah berubah menjadi cokelat. Instruktur dan pemilik boat yang bersama mereka memberi kode bahwa mereka sudah aman untuk menyelam dan Hoseok sudah menenggelamkan dirinya kedalam perut bumi itu. Jona kembali naik ke atas boat karena tiba - tiba dia merasa lelah. Dari tempatnya duduk dia bisa melihat tubuh hoseok yang berenang perlahan masuk kedalam air dan pemandangan terumbu karang dibawah itu sebenarnya sangat mengundang. Jona merapatkan handuknya sambil sesekali melihat sekitar. Hoseok menengadah kearah Jona dan mengancungkan jempol, sangat terkesan dengan pemandangan itu. Tapi tidak ada lima belas menit tiba - tiba kerusuhan seperti terjadi dibawah sana. Instruktur yang bersama Hoseok buru - buru berenang kepermukaan bersama dengan hoseok dalam pelukannya. Jona langsung menggapai Hoseok begitu mereka sampai di bibir kapal. Jantungnya berdegup kencang, kekhawatiran melekat jelas pada wajahnya. Hoseok terkulai tak berdaya tanpa membuka mata. Mereka menyelimuti badan Hoseok dengan handuk dan melepas semua alat selam dengan sigap. Jona tidak tahu apa yang dikatakan oleh pria - pria disekitarnya, pada saat ini dia benar - benar membenci dirinya yang tidak belajar dengan benar saat pelajaran bahasa inggris. Yang bisa dilakukannya hanya menangis dan ketakutan.

Hold My TearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang