2 tahun kemudian.
Di kediaman keluarga Laurenza, London.
Seorang gadis masih setia bergelung di selimut tebal nan lembut nya. Ia sama sekali tak memperdulikan teriakan ibu nya yg sedari tadi berdecak sebal.
"Ck,sayang ayo bangun. Nanti terlambat." Ucap Wanita itu dengan lembut sambil sesekali mengelus rambut anak nya dengan sayang.
"Bentar lagi mom, Ara masih megantuk." Balas nya membuat ibu nya tersebut mengeleng-gelengkan kepala nya.
"Baiklah kalau itu yg kamu mau sayang,nanti jangan salah kan momy kalau kamu terlambat datang ke sekolah karna sekarang sudah menunjukan pukul 6: 47 menit." Balas wanita tersebut seraya tersenyum melihat anak semata wayang nya tersebut masih belum sadar akan apa yg ia ucapkan.
Wanita itu keluar saat anak nya masih belum sadar akan apa yg ia ucap nya. Seperkian detik setelah wanita itu keluar,mata gadis yg tadi masih setia di alam mimpi nya kini melotot tak percaya.
Segera ia duduk dengan segala keterkejutan nya. Yg ia rasakan saat ini adalah pusing. Pusing yg membuat nya mengaduh sambil memegangi kepala nya. Ini efek karna ia bengun dengan tiba-tiba membuat seluruh saraf di dalam tubuh nya belum siap untuk menerima nya.
"Aduh kok bisa telat sih." Gumam nya dan setelah itu langsung berlari menuju kamar mandi yg tepat berada di samping pitu depan kamar nya. Hampir saja ia terpeleset saat ingin keluar dari kamar mandi tadi. Untung saja tangan nya dengan cekatan memegang ke salah satu meja di dekat pintu masuk wc.
"Mom Ara langsung pergi aja uda telat banget." Teriak Aurora dengan sesekali menatap ke arah Jesika_Momy Aurora.
Jesika hanya mengeleng-geleng kan kepala nya maklum. Kelakuan bocah itu tak pernah berubah dari dulu.
.......
"Sial." Decak nya sebal sambil sesekali mengaruk belakang kepala nya yg tiba tiba saja gatal. Aurora menatap ke atas pagar bercat hitam yg menjulang tinggi itu sambil menatap nya tampa arti di kalimat nya.
"Eh kamu,kenapa masih di luar?" Tanya seseorang membuat Aurora spontan menoleh ke arah orang yg bicara. Aurora menatap orang tersebut sambil tersenyum kecut.
"Maaf pak,saya telat bangun." Ucap nya dengan pelan seiring dengan tatapan tak mengerti dari penjaga satpam tersebut.
"Hu?"
"Saya...terlambat pak." Ulang nya lagi membuat pak satpam tersebut menatap nya kemudian menghembuskan nafas nya kasar.
"Kau tau sekarang jam berapa? Dan kau tau masuk sekolah jam berapa?" Tanya pak satpam tersebut berurutan.
"I know." Jawab nya lesu. Menghembuskan nafas nya kasar,lantas ia membuka pintu gerbang untuk Aurora membuat gadis berumur 17 tahun tersebut tersenyum haru.
"Thanks" Balas nya dan kemudian bergegas masuk. Aurora melangkah kan kaki nya dengan buru-buru sambil sesekali menatap jam tangan yg berada di pergelangan tangan nya.
Brak...
Semua mata kini tertuju ke arah pintu yg terbuka dengan kencang. Aurora ya gadis itu Aurora,ia mengaruk belakang kepala nya yg tak gatal sama sekali.
"Ekhem...I'm sorry." Ujar nya sambil sesekali mengigit bibir nya gugub. Aurora melangkah kan kaki nya dengan cepat hingga ia menduduki kursi nya dengan gerakan cepat.
"Kau terlambat lagi ?" Tanya Elina dengan tatapan cengoh nya. Aurora mengaruk belakang kepala nya yg tak gatal.
"Ya..yaaa..gitu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle
General Fictionmasa Remaja adalah masa di mana kita menjalin sebuah ke sepakatan. Antar memilih maju,mundur,atau berbelok. Kadang jalur yg kita pilih itu sama sekali tak ada kebaikan nya untuk kita. Dan juga,,,masa Remaja adalah masa di mana keterjalinan cinta an...