4. playing with me.park

5.3K 329 17
                                    

Jam terus berjalan, namun Keyla tidak menyadari jika malam terus larut. Jangankan Keyla si tersangka yang membawanya pergi saja tidak ingat waktu hingga mereka baru pulang pukul sepuluh malam.

"Kerjaan Jaemin nih." Keluhnya.

Gadis itu masih berdiri di depan pintu apartemen. Lebih tepatnya dia tidak berani masuk. Keyla meremas ujung bajunya, setelah itu menghela nafas berat. Baru dua hari ia tinggal bersama Jimin tapi ia sama sekali tidak tahu kode apartemen tempat mereka tinggal. Beberapa hari ini ia keluar masuk bersama Jimin.

"Kalo gini sama aja ketahuan. Tapi, dari pada gak masuk men-"

Ting!

Keyla tiba-tiba mematung, bukan karena pintu di buka dari dalam tapi karena seorang wanita dewasa yang membuka pintu APARTEMEN?

"Selamat malam," wanita itu menunduk hormat seraya tersenyum ramah.

"Si-siapa?" Keyla mengecapkan matanya beberapa kali.

"Perkenalkan saya sekretaris tuan Park, Choi Jiwan."

Keyla mengerenyit bingung,

"Kenapa malam-malam begini?"

"Ngapain baru pulang sekarang?"

"Emang boleh sekretaris masuk ke apartemen om Jimin?"

Banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan dengan wanita cantik ini. "Jung Keyla. Tante sama om kerjanya sampe ke rumah ya?"

"Eh, tante?" Wanita itu terkekeh pelan.

"Maaf, saya hanya mengantar beberapa dokumen perusahaan. Tuan Park sengaja pulang lebih cepat tadi." Lanjutnya menjelaskan.

Keyla beroh ria. "Kirain ngapain, emang kerjanya sampe malem begini?"

"Kita biasanya pulang jam lima sore. Tapi, ada beberapa hal yang harus kita urus."

Keyla berdecak kagum. Selain cantik dan pintar sekretarisnya Jimin juga cekatan. Bahkan dia sangat setia dengan om-nya.

"Tante udah nikah?" Tanya Keyla. Harap maklum, anak dari J-hope ini memang tidak ada sopan-sopannya.

Choi Jiwan mengerutkan alisnya, sopankah begitu? Pikirnya. Tapi, sebisa mungkin Jiwan harus terlihat tenang di depan keponakan atasannya.

Bagaimana pun orang-orang yang berada di dekat Jimin harus ia hormati.

"Untuk saat ini saya belum ada rencana." Jiwan tersenyum simpul.

"Yaudah, mending tante cepet nikah. Jangan kayak om Jimin udah tua nanti gak ada yang mau lagi."

Jiwan hanya tersenyum sebagai jawaban, setelahnya perempuan itu pamit pulang kepada Keyla dengan sopan.

Setelah, Jiwan benar-benar hilang dari pandangan Keyla. Gadis itu memutuskan untuk masuk kedalam apartemen. Keyla yakin sekali Jimin pasti menunggunya di dalam.

-

Mata Keyla menelisik ke setiap tempat, namun tak menemukan keberadaan Jimin sama sekali. Dalam hati dirinya merasa cukup lega karena tidak bertemu Jimin. Bisa-bisa Jimin akan sedikit mengomelinya.

"Selamat..." ucapnya yang pelan terputus saat melihat Jimin ternyata kini sedang berdiri sambil melihat pemandangan malam dari pembatas kaca.

"Om?" Panggil Keyla pelan. Pria itu segera membalikan badannya menatap Keyla.

Tatapan datar Jimin membuat Keyla mengutuk dirinya sendiri. "Maaf om..." Gadis itu menautkan jari-jarinya sedikit takut dengan kepala yang tertunduk menatap lantai.

Terdengar helaan nafas dari Jimin, "aku cukup yakin jika hyung mengajari sopan santun kepada dirimu."

Seketika tubuh Keyla melemas. Pamannya serius. Kali ini Jimin benar-benar marah. Keyla tidak tahu lagi dimana ia harus menaruh harga dirinya saat menyangkut tentang sopan santun.

"Jika tidak bisa memberitahu ku, setidaknya beritahu papamu. Bahkan , aku tidak mendengar kabar dari Jaemin."

Keyla benar-benar menyadari kesalahannya. Dirinya terlalu malu untuk menatap Jimin. Ia tahu posisi Jimin bagaimana. Pria itu harus bertanggung jawab jika terjadi sesuatu kepada dirinya tapi lihat sendiri tingkahnya seperti apa sekarang?

Namun, tak bisa ia pungkiri jika ketegasan Jimin sedikit membuat dirinya tersinggung. "Maaf om, janji ini yang terakhir."

"Tatap aku, kau bicara denganku kan?"

Keyla memejamkan matanya, lalu mendongak menatap Jimin. "Maaff-"

"Bukan berjanji, tapi lakukan. Aku tidak ingin lagi hal ini terjadi selama tinggal denganku kau tidak boleh keluar malam." Jelas Jimin.

"Apa?"

"Tidak boleh membangkang Keyla."

"Bukan begitu-"

Jimin maju selangkah mendekati gadis itu lalu berbisik pelan, "kau ingin lebih dari ini?"

-

Sial, pagi yang Keyla nanti-nantikan ternyata tak seindah yang ia bayangkan. Selepas membuka matanya Keyla langsung teringat kejadian tadi malam. Baru saja ia ingin menyapa Jimin pagi ini tapi ia ingat jika Jimin masih marah.

Gadis itu menggigit bibir bawahnya seraya berpikir apa yang harus ia lakukan supaya Jimin tidak marah lagi. Demi apapun ia tidak bisa membayangkan secanggung apa dirinya nanti.

"Om Jimin udah pergi kerja belum, ya?" Gumannya.

Gadis itu beranjak dari kasur lalu bergegas bersiap-siap dengan santai. Karena hari ini libur, Keyla belum tahu jadwalnya akan kemana. Jika pergi dengan Jaemin pun itu akan membuat masalah lagi. Hampir setengah jam dirinya bersiap-siap dan keluar dari kamar.

Tak terduga. Ternyata Jimin sudah menunggu dengan tab yang berada di tangannya. Pria itu sibuk mengutak-atik benda persegi yang sudah membuatnya sibuk pagi-pagi.

"Om ga kerja?" Suara Keyla mengalihkan perhatian Jimin.

"Akhirnya. Hari ini ikut aku ke kantor." Pria itu berdiri lalu bergegas keluar.

"Kok mendadak? Aku belum siap-siap om!" Teriak Keyla.

"Tidak perlu, kita makan di luar saja." Lanjutnya asal.

Keyla berdecak pelan, lalu berlari ke kamar mengambil tas dan ponselnya. Kemudian bergegas menyusul Jimin yang sudah keluar dari apartemen.

Langkah kaki Jimin yang lebar dan sedikit terburu-buru membuat Keyla sedikit kesusahan menyamakannya. Dirinya juga di buat kebingungan dengan sifat Jimin pagi ini.

"Sebenarnya ada apa om?"

"Ikut saja sampai makan siang, nanti kau akan tahu sendiri."

Merasa jawaban Jimin tidak membuatnya puas, seberani dirinya Keyla segera menghadang Jimin dengan merentangkan kedua tangannya. Jelas saja hal itu membuat Jimin hampir menumbur tubuh Keyla.

"Key?" Panggil Jimin.

"Aku serius, ada apa?" Tanya Keyla lagi.

"Tidak ada apa-apa, sepertinya mengurungmu di kantor bersama ku cukup menyenangkan."

Kekeh Jimin setelah itu melangkah lebih dulu meninggalkan Keyla dengan segala kebingungannya.

"Hah?"

-

selamat tahun 2022

Om Jimin?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang