Dibawah Langit biru tua
Dan….
senyum manis mu
Masih ku ingat sampai detik ini
Tinggi ku sekitar 160an, aku berhijab memakai kacamata aku sangat menyukai fasion korea, tapi sama sekali aku tak bisa berdandan. Sering kali mencoba tetapi hasill nya malah seperti topeng monyet bruhhh…. Mata ku agak sedikit sipit kata ayah ku lebih mirip dengan ibu ku, ya ibu ku melayu –chines ibu ku seorang mualaf, ibu ku itu perkerja keras ibu ku dibesarkan oleh kakek nenek ku, oh ya kalian pasti binggungkan.
Pada saat ibu ku kecil ibu ku adalah seorang yatim piatu, diangkatlah oleh nenek dan kakek ku menjadi anak nya. Kakek dan nenek ku ini melayu tulen dan beragama islam. Kakek nenek ku ini dahulu tak memiliki anak semenjak mereka mengasuh ibu ku mereka mempunyai 1 orang anak kandung bernama om yanto, om yanto ini tidak tinggal di Indonesia om yanto sudah berkeluarga dimalaysia.
“ febyy kau udah sarapan kah pan? “ tanya nenek ku yang sambil menyiapkan makanan pagi dimeja
Aku menggeleng memberi isyarat ‘belum’ lalu ku hampiri nenek ku. tak lama setelah itu ayah datang ke meja makan
“nek feby dipulahkan bekal jak am, tau am nya makan disekolah nenak “ sahut ayah
Aku hanya memberikan isyarat jempol dua ‘ siap ayah’
Tak lama setelah itu ayah mengantarkan aku kesekolahan ku, setiap aku salim ayah, ayah tak pernah lupa mengingatkan ku agar selalu bersikap baik kepada siapa pun tanpa melihat dari apa yang ia miliki dan ayah juga berpesan jangan pernah tingalkan sholat.
Ku tulis pesan singkat melalui wa
Send to ayah ganteng:
Ayah jangan lupa makan Jangn lupa sholat Jaga kesehatan ayah
I l y 3000 wkwkwk
Oh yaa kalian pasti bertanya tanya kenapa ayah tidak menikah lagi. Aku dan abang ku tak pernah sekali pun melarang ayah ku untuk menikah lagi sama sekali tidak pernah, namun ayahlah yang kata nya hanya ingin pokus mengurusku hingga sudah ada mampu menerima kekurangan ku. begitulah ayah ku
Setiba nya disekolah aku bertemu dengan teman teman seperti ku, kami melakukan hal hal yang dilakukan remaja pada umum nya, kami menonton drakor, meliah bias bias, kami Saling bercerita tertawa dan lain sebagai nya. Kami juga belajar sama seperti kalian. Dengan begini kami belajar bersosialisasi berbaur dengan masyarakat. Kami diajarkan untuk tidak selalu menganggap diri kami berbeda
Sebagian dari kami tunawicara masih ada yang takut untuk berbaur karna mereka takut akan dikucilkan bahkan dibully. Tak sedikit dari kami memilih diam dan menyendiri di perpustakaan dari pada bertema dengan lainnya. Disini tak hanya tunawicara saja ada tunanetra,tunarungu,tunadaksa,tunalaras,autism dan lain lain.
Untuk diri ku aku tidak pernah sekali pun memilih dalam berteman karna aku tau rasa nya tak punya teman bermain itu seperti apa, sepi sekali. Tapi semenjak bik mala membawa kiya tinggal dirumah ku aku merasa tak sendiri lagi. Kiya lah yang menemani ku kemana pun aku pergi menemani aku saat aku sedang sedih. Kiyaa sudah seperti kakak ku. kiya juga pandai bela diri kiya mengikuti salah satu bela diri pencak silat disini. Namun kiyaa tak mudah bergaul dengan siapa pun teman kiyaa hanya aku dan a’af. Kiya sering menemaniku pergi kadang juga a’af ikut menemaniku. Yaa menikmati senja lah ala ala indie.
Pulang sekolah
Setiba nya dimobil.
“ byby mungkin minggu depan kau nanti tes disekolah negeri ayah mohon siapkan diri mu belajar giat agar nilai byby bisa diterima disekolah negeri “ tiba tiba saja ayah berbicara seperti itu sontak membuat ku kaget dan terharu.
Mimpi ku ingin bersekolah disekolah negeri sidikit lagi tercapai hanya perlu sedikit keras usaha dan berdoa.
“ oh ya ayah dah pilihkan sekolah negeri tempat kiya sama afriza. Nanti kau satu sekolahan sama mereka berangkat sama kiyaa. Nanti ayah belikan motor buat kau bedua kiyaa “ sambung ayah.
Sumpah demi apa? Gilaa cuy aku senang benar senang sekali rasa nya dah ndak bisa gik ku ungkapkan pokoknya aku senang sekali!
hii gais segini dulu yah huhu❤️🌞
jangan lupa komen dan vote
maaf kalo banyak kata kata yang typooo :' eheheh lv uu readers tercintaahhh :*
