#part 1 jeritan boneka ku

17 1 0
                                    

"Arg...!!!!" hm..bahkan jeritannya sangat indah di telingaku. Bak melodi indah yg menyayat hati. Aku sedang memainkan ujung pecahan kaca di wajah bonekaku yg satu ini. Biasanya aku tak pernah menggunakan pecahan kaca. Tp ku pikir seru juga. Bayangkan, sebelumnya aku mengikat boneka yg tingginya tak sampai pundakku ini di paku besar hadapanku yg memang fungsinya utk menancapkan kepala bonekaku sebelumnya. Hanya saja, kali ini aku sdh bosan dan ingin sedikit bersenang-senang dg tak mengizinkan malaikat mencabut nyawanya dulu. Tadi aku menarik seluruh rambut panjangnya kedepan mukaku utk menyamakan tinggi dan segera ku ikat rambutnya di paku besar di tembok itu sebelum boneka ini meronta-ronta. Krn ulahnya tak bisa diam, akhirnya dg emosi ku pecahkan botol kaca pd bagian bawahnya. Ini salahnya. Aku tak akan melakukan ini bila ia tak menyulut emosiku dg banyak pergerakan dan tangisnya. Ia yg memintaku seperti ini. Suara tangisan dan pekikkan inilah yg membuatku terus menggoreskan pecahan kaca itu diwajahnya. Mungkin dia beruntung krn biasanya aku akan langsung menancapkan kepala bonekaku ke paku besar dan langsung mengkuliti. Tp kali ini, ya seperti yg ku bilang tadi aku ingin bersenang-senang dulu dg mendengarkan rintihannya. Bonekaku ini sungguh cengeng. Ia menangis dan merintih terus menerus. Mungkin ia lelah krn harus merasakan sakit di bagian kepala krn badan mungilnya itu tergantung ditembok dg rambut yg mau lepas dr kulit kepalanya. Atau mungkin merasakan perihnya ujung pecahan kaca yg menggores lembut wajahnya dan ditambah perih krn terkena air matanya sendiri. Aku tak peduli. Aku terlalu senang mendengar suaranya itu. Lalu.... (bersambung)
.
.
.

Human PuppetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang