1

13 3 0
                                    


Jika bukan karena masa lalu yang slalu menghantuiku, mungkin aku tidak akan setakut ini untuk memulai lembaran baru...
Semua nya terasa hampa akan sebuah rasa dan enggan untuk memulai nya kembali...
Mati rasa, itulah yang kusarasakan sampai saat ini dan mungkin untuk seterusnya
Aku hanya bisa berharap suatu saat nanti...

"apa? Nikah? Ayah serius? "
Lexa terkejut mendengar kabar berita untuk diri nya itu

"tenang saja ayah mengenal nya dan ayah jamin dia orang yang baik"
Ucap ayah lexa yang sedang menyeruput kopi nya

"kok mendadak gini sih, apa ayah lupa kalau lexa masih sekolah? "

"kamu tidak perlu khawatir, sekolahmu akan di urus sama temen papa"

Lexa menatap ayah nya tidak percaya, bagaiman ini ...
batin lexa tidak percaya
"tapi bagaimanapun aku masih sekolah yah dan juga aku tidak tau dia siapa dan bagaimana orang nya"

"bukan kah menikah lebih cepat lebih baik, toh kamu Juga bisa pelan pelan mengenal nya"

Lexa memijit kepalanya yang terasa pusing karna memikirkan hal ini
Apalagi dirinya yang baru saja naik kelas duabelas, bisa lexa jamin jadwal nya akan padat untuk menghadapi ujian besok
Bagaimana mungkin ayah berinisiatif untuk menikahkan nya dengan orang yang tidak lexa kenali

"namanya arkana bintara dan juga dia menyetujuinya, apa salah ayah berharap banyak padamu?
Kamu anak ayah"
Terlihat tatapan sendu dari ayah yang sangat berharap banyak pada lexa

"bagaimana bisa...
Bukannya ayah tau bagaimana kondisi ku"

"maka dari itu, ayah ingin kamu bisa menangani nya...
Jangan selalu berada di titik yang sama, inilah hidup yang sebenarnya
ayah yakin kamu pasti bisa menjalani nya
Ayah yakin.... "

"aku capek, aku mau tidur...
Bahas nya lain kali aja"
Pamit lexa meniggalkan ayah nya yang masih duduk dengan berjuta fikiran di sebuah kursi yang tersedia di ruang makan

Lexa menoleh sekilas dan melihat axel sang adik yang berdiri di depan pintu kamar nya dan menatap nya dengan perasaan iba

Dalam kamar lexa menundukkan kepalanya, terdiam dalam perasaan campur aduk memikirkan apa yang terjadi

"kak"
Panggil axel dari luar lalu ia membuka pintu dan masuk ke kamar lexa

"masih mikirin yang tadi? "

Lexa membuang nafas untuk menenangkan dirinya sejenak

"mungkin karna sebentar lagi ayah bakal pensiun, makanya ayah pengen cepat cepat kakak nikah"
Ucap axel kepada lexa yang masih kelihatan sedih

"karna kebutuhan finasial ya?
Apa benar hanya itu alasannya?
Sepertinya ayah hanya terlalu takut dengan kondisi emosial kakak, hanya karna gk pernah suka sama orang, bukan berarti kakak harus cepat cepat nikahkan? "
Ucap lexa yang tak habis fikir, bagaimana mungkin ayah tega terhadap dirinya

Axel terlihat ragu untuk mengatakan hal itu kepada kakak nya tapi ia tidak kana tenang jika tak menyampaikan kepada sang kaka
sebisa mungkin axel berusaha memenangkan dirinya dengan memejamkan matanya sejenak dan akhirnya memilih berkata
"aku gk tahan lagi, kakak harus tau ini karna ini sangat penting "

"ha, tau apa? "
Tanya lexa dengan raut wajah pemasaran

"tadi pas ayah lagi nyuci motornya, aku gk sengaja kesenggol dompet ayah yang diletakkan di atas meja dan akupun tidak sengaja melihat sesuatu yang selama ini ia rahasiakan... "

___🐢___
Bimo ayah lexa menitikkan air matanya yang tak bisa ia bendung lagi ketika mengingat sebuah foto di genggaman nya, yakni foto dirinya dan fatimah sang istri beserta lexa dan axel yang tersenyum bahagia di foto itu
"fatimah bagaimana ini, kalau umurku tidak sampai dan tidak menyelesaikan tugasku... "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang