• suka dan siasat

800 85 12
                                    

"Like Juliet and Romeo. Did I like you too much? The heat between me and you won’t cool down."

Let Me Know – BTS

.

.

.

Hari minggu, biasanya Taehyung habiskan dengan tidur-tiduran hingga siang. Membiarkan dirinya menikmati waktu untuk bermalas-malasan. Namun hari minggu kali ini, kegiatannya terusik dengan munculnya seorang lelaki bermata sipit yang akan menghilang matanya jika sedang tersenyum maupun tertawa.

Siapa lagi kalau bukan teman dekatnya, Park Jimin.

Tidak ada badai, tidak ada agenda penting. Tiba-tiba saja Jimin muncul di depan pintu rumahnya di pagi hari. Kerasukan apa lagi dia hari ini? Pikir Taehyung masih setengah sadar melihat sosok Jimin di hadapannya.

"Astaga, kau belum mandi?"

Taehyung hanya mendeham seadanya, membiarkan pintu rumahnya terbuka dan Jimin di sana. Lantas ia membaringkan tubuhnya pada sofa di ruang tengah.

"Eit, jangan tidur lagi. Mandi sana, aku buatkan sarapan untuk kita berdua."

Mata Taehyung seketika segar mendengar tawaran Jimin. Padahal tadi ia mengantuk sekali, hingga rasanya berat beranjak dari kasur.

Melihat reaksi Taehyung yang tiba-tiba membuka matanya lebar, Jimin pun terkekeh sembari menutup pintu di belakangnya. Lalu berjalan menuju dapur si pemilik rumah.

"Cepat sana mandi, nanti aku habiskan sendiri kalau kau lama." kata Jimin mengancam, tidak melihat bahwa Taehyung sudah menghilang di balik pintu kamar mandi.

Jimin yang begini —secara sukarela memanjakannya, sangat jarang muncul. Jadi Taehyung tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Tapi ketika khayalannya tentang seharian penuh dihabiskan dengan 'Jimin yang begini', menjadi lebur bersamaan senyumnya yang memudar.

Maksud hati ingin bahagia dengan sarapan buatan Jimin, tapi ucapan si koki membuatnya hilang selera makan.

"Tae, aku menyukai seorang gadis." Jimin menahan senyumnya, sedangkan Taehyung sudah menegang di hadapannya. "Kau kenal Park Chae Young 'kan? Adik kelas kita, seumuran dengan Jungkook."

Makanan yang baru sampai di pangkal kerongkongannya bahkan sulit di telan saat Jimin menyebutkan nama gadis yang disukainya dengan wajah merona. Taehyung bingung, marah, dan cemburu. Tapi tak ingin memperlihatkannya pada sang teman.

"Jadi, kau menyukai... Chae Young? Ro-rosè?" tanya Taehyung dan langsung diangguki Jimin dengan senyuman manisnya.

🍂🍂🍂

Tidak sampai disitu, Jimin lagi dan lagi meneror Taehyung dengan curahan hatinya tentang sang gadis pujaan selama tiga hari. Dari tanpa sengaja bertatap mata, saling melempar senyum bahkan mengobrol sebentar di ruang kesenian.

Ini membuat Taehyung tak dapat menahan rasa cemburunya. Ingin marah dan melarang Jimin tapi takut kehilangan sosok lelaki yang lebih tua dari hidupnya.

Hal tersebut membuatnya dilema, berfikir keras untuk membuat Jimin tidak berpaling dan direbut oleh gadis bernama Park Chae Young itu. Taehyung tidak akan pernah merelakannya.

Di hari berikutnya, Taehyung pun menjalankan sebuah rencana untuk mempertahankan Jimin disisinya. Secara diam-diam ia mendekati Chae Young, meminta nomor gadis itu dan bertukar kabar melalui pesan singkat.

Licik sekali.

Sengaja membuat si gadis beralih fokus kepadanya, padahal Taehyung sama sekali tak menaruh hati. Masa bodoh, pikirnya. Hal terpenting sekarang adalah menjaga Jimin tidak berada di pelukan orang lain.

Puncak misinya adalah ketika Chae Young secara terang-terangan mendekati Taehyung di sekolah. Kebetulan Jimin sedang bersamanya —sepertinya tidak sih, sebab Taehyung memang selalu menempeli Jimin dari dulu.

"Sunbae, ehm... Maksudku Taehyung. Bisa bicara sebentar?"

"Oh hai, Rosè?" Taehyung melirik Jimin yang tampak syok. "Mau bicara apa? Katakan saja."

Gadis itu tampaknya begitu malu dan melirik ke arah Jimin sebentar. Taehyung menyadari hal itu tapi berusaha tidak memperdulikan maksud dari Rosè.

"Jadi, ada apa?" tanya Taehyung lagi, berusaha mempertahankan situasi sekarang.

"Itu... Em, sebenarnya aku... " Lagi-lagi, Rosè mengarahkan pandangannya pada Jimin. "Me-menyukaimu."

Taehyung berdeham sejenak, menyeringai senang atas apa yang baru saja terjadi.

"Jadi kau menyukai Jimin?"

Rosè langsung menggeleng, maju selangkah dari posisi awal tanpa ia sadari. Jimin semakin tercekat dengan situasi yang mengurungnya ini, ia merasa seperti dipermaikan disini.

"Tidak! Maksudku, aku menyukaimu, Kim Taehyung. Bukan Park Jimin." tegas Rosè, melupakan keberadaan Jimin yang masih di dekatnya. "Jadi mau pacaran denganku?"

Satu kalimat yang meluncur dari gadis itu berhasil perasaan Jimin hancur. Hatinya benar-benar seperti telah dikhianati. Ia marah pada Rosè dan cemburu pada Taehyung yang berhasil merebut hati orang yang ia sukai.

"Tapi aku hanya menganggapmu sebagai teman dan adik kelas." Taehyung memasang wajah sendu palsunya, sesekali memandangi wajah Jimin. "Tidak lebih. Jadi maaf, Rosè. Aku tidak bisa menerima perasaanmu."

.

.

.

TBC

Note :

Jadi gimana? Masih mau lanjut? 🤔

O2. the truth [vmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang