💙Chapter 3💙

237 39 2
                                    

Recap :

"Senang bertemu denganmu. Namaku Mean Phiravich, ketua dewan mahasiswa." kata Mean sambil mengulurkan tangannya yang jelas disambut oleh Plan. "kalau kamu ada masalah, kasih tau aku aja." sambungnya.

"O-okay.."

Mean tersenyum dan membuat Plan canggung, untung akhirnya teriakan dari para juniornya di belakang Mean yang mengajaknya untuk segera pergi.

"Sampai ketemu lagi ya." ucap Mean sesaat mereka pamitan.

Dilihat dari belakang memang Mean berbeda dari Plan pikirkan.


***

"Oh iya, aku hampir lupa." Mean berbalik lagi dan menghadap ke arah Plan. "Semua jurusan akan minum-minum nanti. Aku tunggu kau disana ya." ucapnya santai sambil tersenyum pada Plan.

"Ba-baik!" balas Plan terbata-bata.

'HAH! SEMUA JURUSAN...?'

***


"CISSSS!!"

Terdengar anak-anak jurusan Consumer Information Science bersulang dengan ramainya di bagian kanan sebuah bar. Anak-anak dari Senat memang membuat perjamuan malam ini dengan dihadiri oleh semua jurusan yang ada di fakultas kampus mereka.terhitung ada 4 jurusan yang sudah memenuhi bar yang sengaja disewa itu.

Dari riuh dan ramainya pertemuan itu, hanya satu orang yang terlihat sendiri dan menyedihkan. Bukan karena ia di bully oleh teman-teman se-jurusannya tetapi memang ia tipe penyendiri dan tidak mempunyai banyak teman.

'Ugh, sangat tidak nyaman..' ucap pria kecil itu dalam hatinya. 'Aku hanya perlu minum segelas atau dua gelas lalu pergi dari sini.' ia merencanakan kepergiannya tanpa orang lain akan melarangnya.

"Ah sial! Kenapa aku harus duduk di samping seorang pria sih?" tiba-tiba ada seorang pria bertubuh besar yang duduk di samping kanan Plan. "yo, siapa namamu? Katanya tiba-tiba hingga Plan harus menengok ke arahnya.

"Plan Rathavit, aku mahasiswa yang baru saja kembali." jawab Plan dengan pelan, hell, bukannya dia takut sih tetapi hanya merasa tidak nyaman saja jika tiba-tiba ada orang yang tak dikenal langsung menanyakan namamu.

"Ah, kau baru melakukan wajib militer." tanya salah satu mahasiswi yang duduk di depannya.

"Hehe..iya." jawab Plan dengan canggung.

"Sial. kau seharusnya memperkenalkan dirimu ke seniormu." kata pria itu dengan kata-kata kasar dan keras.

"Ma-maaf." kata Plan pelan. Ia tidak tau sebenarnya apa yang diinginkan oleh pria ini. Plan tidak mengganggunya, kenapa harus marah-marah sih?

"Aish! Lupakan! Ayo minum ini." kata pria itu sambil menuangkan bir langsung dari pitcher ke dalam gelas milik Plan yang mau tidak mau ia harus menyambutnya.

"Jika kau mahasiswa yang baru kembali, kau harus menghormati seniormu. Kau tau maksudku kan?" kata pria itu masih mengoceh pada Plan karena mungkin ia ingin jika Plan duluan yang menegurnya bukan sebaliknya.

"Iya." ucap Plan singkat sambil melanjutkan meneguk minumannya. Padahal dalam hatinya, ia sudah merutuk jika ia sudah tak sanggup lagi untuk minum.

"Kasihan banget dia harus duduk deket phi itu."ucap perempuan yang duduk di depannya berbisik pada teman di sampingnya yang hanya ditanggapi dengan hembusan nafas. Sedangkan Plan sudah dipaksa terus menerus untuk menghabiskan minuman yang berada di mejanya oleh si senior itu.

**

Hampir setengah jam perjamuan itu dan akhirnya mereka berniat untuk pindah ke tempat lainnya yang sudah disiapkan oleh mahasiswa CIS.

"Phi bangun, phi.  Ayo kita akan pergi ke bar yang lain." terlihat mahasiswi itu berusaha untuk membangunkan seseorang yang sudah terkapar dengan wajah yang berada di atas meja karena terlalu banyak minum itu.

"Apa yang terjadi, nong?" Mean datang dan memeriksa setiap meja bar itu agar mahasiswa atau mahasiswa yang tertinggal karena mabuk atau tidak bisa dipulangkan ke asrama kampus atau ke hotel terdekat.

"Aku tidak bisa membangunkan phi ini. Apa yang harus kita lakukan?" jawab juniornya yang sedari tadi berusaha membangunkan pria itu.

"Siapa itu?" kata Mean sambil berjalan mendekati mereka.

"Uuh, aku tidak kenal dengannya phi." kata juniornya itu.

"Kalau begitu, pergilah dengan yang lain. Aku akan mengantarkannya pulang." kata Mean begitu berada di dekat kursi panjang itu pada juniornya dan langsung menganggukkan kepalanya lalu pergi menyisakan Mean dengan pria yang terkapar itu.

"Hey..hey.. Waktunya pulang." kata Mean agak keras sambil menggoyang-goyangkan badan pria itu. Tetapi setelah ia berhasil membalikkan badan si pria itu, akhirnya Mean bisa melihat siapa pria itu dan langsung memanggil namanya agar pria itu bisa bangun.

"Plan, hey. Berapa banyak yang kau minum?" tanya Mean masih sambil menggoyangkan badan Plan yang hanya di respon dengan gumaman tidak jelas dari Plan. "Dimana rumahmu? Aku akan mengantarmu pulang." kata Mean lagi yang, sekali lagi, direspon dengan gumaman tak jelas darinya.

**

"Hosh,, hosh,, gila ni orang berat juga ternyata." gumam Mean yang dengan susah payah menaiki tangga dengan seseorang yang berada di gendongannya.

Dengan sedikit terpaksa, ia akhirnya mengantarkan Plan pulang padahal sebenarnya ia bisa saja menyuruh juniornya saja yang masih berada di bar tadi. Dan dengan susah payah dan harus memasang telinga lebar saat Plan dengan pikiran mabuknya memberitahukan alamat rumahnya.

"Apartemen 306 ini milikmu? Berapa kodenya?" kata Mean yang sudah menaruh Plantepat di pintu kamar 306. Dan lagi-lagi, Plan hanya menjawab 'yesh' doang. "Berhenti mengatakan yesh!" kata Mean yang lumayan kesal dengan Plan ini.

"Noll-delapan-dua-sembilann.." kata Plan dengan wajah merah dan mata yang terpejam. Jangan lupakan jika Mean selalu menggoyangkan tubuhnya itu. Ugh, makin membuatnya mual saja.

"0829? Ayolah bangun!" kata Mean dan benar saja, akibat Mean selalu menggoyangkan badannya, mau tak mau kepala Plan yang berat karena pengaruh alkohol dan juga perutnya yang mual akhirnya memuntahkan semua isi perutnya itu.

Muntah di baju Mean yang kebetulan berada di depannya. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝑀𝓎 𝐻𝑜𝓉𝓉𝒾𝑒 𝐵𝑜𝓎𝒻𝓇𝒾𝑒𝓃𝒹  [𝑀𝑒𝒶𝓃𝒫𝓁𝒶𝓃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang