Chapter 1

5 0 0
                                        


Hai semuanya, perkenalkan nama gue Tegar Ramadhan. Gua tinggal di kota Jakarta. Gue cuma seorang pemuda yang merasa bahwa hidupnya dipecundangi oleh takdir. Gue sekarang masih kuliah di salah satu universitas swasta di kota Jakarta, dan gue sekarang juga kerja di toko fotocopy milik om gue, ya untung-untungan buat nambah jajan supaya gak terlalu memberatkan ibu gue. Ngomong-ngomong gue ini anak tunggal. Merantau ke Jakarta buat menuntut ilmu supaya bisa membanggakan ibu gue yang sudah membesarkan gue sendiri sejak kecil. Beliau orang yang kuat. Gue gak bisa bayangin gimana hidup gue tanpa ada sosok ibu yang sekuat tenaga membesarkan gue sendiri. Oke cukup basa-basi nya. Mari simak kisah hidup gue.

.

.

.


Sekarang gue sedang berada di salah satu toko om gue di daeraqh kebayoran lama. Siang ini cukup terik tapi tidak menyurutkan para budak-budak kantor untuk mencari makan siang mereka untuk mengisi tenaga yang sudah terkuras habis mendengar omelan sang atasan yang seakan menganggap dirinya adalah sesosok dewa.

"Mas, tolong fotocopiin ini dong tiga lembar." ucap seorang bapak-bapak berpakaian rapi dengan setelan kemeja dan celana kain hitam nya. " oh iya siap pak" jawab gua sambil menerima kertas yang diserahkan bapak tersebut. "totalnya jadi seribu lima ratus pak" jawab gue sambil menyerahkan kembali kembali kertas yang sudah gua kerjain.

Dia menyerahkan uang lima ratusan tiga buah sambil berlalu pergi kembali menantang jalanan yang sedang diterpa terik matahari.

.

.

Malam nya gue diajakin ngopi sama temen-temen gue ditempat biasa kami nongkrong menghabiskan jam kosong kuliah sambil saling bertukar pandangan.

"gar, lau dimane?  Gue sama anak-anak udah di tempat biasa nih, ayok sini" tukas Ulya temen gue dari kampung. "siap cuy, gue beberes toko bentar" jawab gue sambil menlanjutkan menyapu toko.

Tak lama kemudian setelah gue bilang ke pegawai om gue yang udah gue anggap temen deket karna emang kita sama-sama dari kota yang sama cuman beda kampung, gue langsung tancap gas dengan motor scoopy kesayangan gue yang gue bawa dari kampung menuju tempat anak-anak udah nungguin gue.

"Lau darimane ting? lama banget dah, ini kita-kita udah daritadi disini" sambut temen gue pas gue baru duduk dikursi yang masih kosong di meja yang anak-anak tempatin. "ya gue kan harus beres-beres dulu tong, kaga bisa langsung main cabut aja kalo toko udah tutup" kata gue sambil ngegeplak kepalanya.

Dia langsung ngebales geplakan gue sambil misuh-misuh " As*, gausah nabok juga dong lu, dateng-dateng malah ngajakin berantem tai" katanya sambil ngelus kepalanya nya yang gue tabok.

Setelah memesan segelas americano gue nanya ke dia " gimana pok? masih belum bisa move on lu? lemah banget lu jadi cowo" kata gue sambil pasang senyum mengejek padanya. "bacot anjing, emang lu kira move on setelah ngejalanin hubungan 2 tahun lebih kayak gini gampang" jawab si revo(repok) dengan tampang kesal nya. Si ulya tiba-tiba nyeletuk setelah menyalakan rokoknya, " lah dia mana ngerti pok, orang hatinya aja udah beku sejak abis putus sama si ono noh, masih ingetkan lu? mantan nya yang pas sma dulu hahahaha" katanya sambil ketawa ngakak.

"bacot anjing" kata gue sambil nyoba buat noyor kepalanya si ulya, tapi dia kayaknya udah keseringan gua toyor makanya dia bisa ngelak sama toyoran gue kali ini.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.



Sekian dulu untuk chapter pertama ini, saya sadar masih banyak typo yang bertebaran. Jadi buat para kakak-kakak semua, saya minta supportnya ya, mau itu berupa kritik atau apapun itu saya terima dengan lapang dada kok. Karena sesuatu bisa sempurna setelah mengalami serangkaian kegagalan, tidak ada yang sempurna didunia ini.

Terimakasih, jangan lupa Comment and Vote nya ya kawan, Adios! 


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 09, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Langkah PerjalananWhere stories live. Discover now