Kaki-kaki Donghyuck berpacu menaiki tangga. Setelah menerima sebuah chat singkat dari seniornya, pemuda yang saat ini tengah menduduki bangku kelas sepuluh itu segera keluar dari kelas dan meluncur menuju ruang klub. Sembari berlari, ia mengumpati ruang klub yang terletak di lantai paling atas dan paling pojok sekolahnya itu. Saat sampai di depan ruang klub, pemuda itu tak membuang-buang waktu untuk mengistirahatkan diri dan langsung membuka pintu.
"Kak Jungwoo!"
Mata Donghyuck menatap sang ketua yang sedang tiduran di atas lantai. Tubuhnya masih terdiam di ambang pintu, tak berniat bergerak untuk mendekati sang senior yang sekarang bergerak bangun.
"Oh, Donghyuckie? Kenapa sampainya cepat sekali?" Jungwoo, si ketua klub bertanya dengan wajah polos.
Melihat si ketua yang terlihat polos tanpa dosa membuat kekesalan Donghyuck mendidih. Dia berjalan –setengah berlari menghampiri sang ketua, lalu memukul kepalanya. Peduli setan dengan manner pada yang lebih tua, Donghyuck sedang kesal sekarang.
"Aw... Donghyuckie, sakit tau!" rengek Jungwoo sambil mengelus kepalanya. Tak sampai satu menit kemudian, kepalan tangan Donghyuck sudah mendarat di kepala Jungwoo—untuk yang kedua kalinya.
"Sakit, ya? Lalu bagaimana nasib jantungku yang kaget karena melihat pesan dari Kakak?!" ucapnya garang. "Tiba-tiba bilang kalau kau menyerahkan klub ini padaku. Apa maksudnya itu?!"
"Ya artinya kau jadi ketua klub ini ---aahhh iya iya ampun! Jangan pukul aku lagi!" refleks Jungwoo melindungi kepalanya dari kepalan tangan sang adik kelas.
Donghyuck menatap Jungwoo dengan wajah sebal. Tak lama kemudian ia menghela nafas lelah. Semarah apapun dia, saat ia melihat wajah merengut Jungwoo rasa kesalnya menghilang. Wajah ketuanya itu loh, polos sekali. Sampai sekarang Donghyuck masih ragu dengan umur ketuanya itu.
Ia mengambil posisi didepan Jungwoo. Menatap wajah sang ketua dengan serius. "Jelaskan padaku."
Pada beberapa detik pertama, Jungwoo hanya menatapnya dengan polos. Mengedipkan matanya beberapa kali, lalu berkata, "Aku pindah sekolah."
"Heeehhh?!" yap, Jungwoo sudah menduga respon Donghyuck akan begitu. "Loh, kenapa?! Kakak kan sekarang sudah kelas tiga, masa mau pindah?! Terus nasib klub ini bagaimana dong?!" setelah rentetan pertanyaan itu, mata Donghyuck melebar saat menyadari sesuatu. "Berarti karena itu Kakak mengangkatku menjadi ketua?!"
Masih dengan senyum diwajah, Jungwoo mengangguk imut. "Iya. Sudah kuduga Donghyuck yang pintar bisa cepat mengerti!"
Wajah cerah berseri milik sang mantan ketua sangat berbeda dengan wajah Donghyuck yang suram.
"Tapi kenapa harus aku?!" rengeknya. "Kenapa bukan Jeno saja? Renjun? Atau Yui-chan? Yui-chan kan maskot kita!"
"Karena kau yang lebih tua dari mereka!" jawab Jungwoo tanpa dosa.
Serius, hati Donghyuck panas melawan kakak kelasnya ini. "Yang lebih tua itu Renjun, Kak! Renjun!" lalu kerutan didahinya menjadi semakin jelas. "Yui-chan juga kan kelas sebelas! Dia satu tingkat diatasku. Kenapa bukan dia saja yang jadi ketua?!" protesnya.
"Sudah jangan banyak protes. Aku juga sudah bilang ke Pak Taeil."
"Loh, kok begitu?!" semakin merengutlah pemuda bermarga Lee itu. "Kenapa tidak ada yang menanyakan pendapatku dulu?!"
"Memangnya pendapat Donghyuck itu penting?"
Tolong Donghyuck, Ya Tuhan....
...
Sebenarnya klub yang Donghyuck pimpin bukanlah klub official sekolah. Klub ini, yang dinamakan 'Sing Out!' dibentuk oleh salah satu senior yang sekarang sudah lulus. Kalau tidak salah, namanya Dong Sicheng. Sampai saat ini, bagaimana cara seniornya itu membujuk Pak Taeil untuk menjadi pembina klub Sing Out! masih menjadi misteri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sing Out! [ dreamies ] (on hold)
FanficTujuan dari dibentuknya klub Sing Out! adalah untuk membuat bahagia orang-orang. Sampai sekarang, Donghyuck tidak mengerti tentang hal itu.