False Destiny 05

1.1K 5 0
                                    

False Destiny 05

Disinilah gue bersama Minella di sebuah café kekinian. Mabal pelajaran demi kelicikan untuk balas dendam sama si Thoriq. Harusnya gue gak usah serepot ini, ngebelain mungkin bikin tugas banyak demi si Minella. Tapi yaaa gimana, tawaran Minella ini membuat sebagian jiwa gue memberontak. Entahlah, mungkin ini jiwa kecowoan yang ada pada seorang Anggara Kinajar.

Pramusaji menghampiri kami, Minella pesen caramel machiatto, sedangkan gue milih milk shake aja. Karena gue gasuka kopi. Yaaa emang gasuka. Pernah nemu ga cowo kek gue? Kalo cowo pada umumnya pasti lah suka kopi, mungkin hanya beberapa. Dan gue masuk ke beberapa itu juga. Ya ini sih gue ya yang gasuka kopi, gatau kakak gue dulunya suka atau engga. Intinya gimana selera sih, mau lo maksa gue minum kopi pun gue gamau. Karena gue ga suka, dan ga berniat suka. Kalo sama Minella, bisa diusahain suka sih.

Si Minella ini emang bener-bener gemesin deh, pantes aja si Thoriq suka sama ini cewe. Tingkahnya yang manja, bukan bikin cowo risih tapi bikin gemes, kek merasa dibutuhkan. Pembawaannya yang santai, jawabannya yang polos kek anak-anak, terus tatapannya yang antusias dan memuja kalo natap gue, bikin gue bawaannya ingin karungin, terus jual ke pasar, ntar gue jadi kayaaaa dan bahagia saat liat si Thoriq menderita. Hah niat gue emang jahat, deketin Minella karena motif terselubung. Tapi yaaa gimana, gue hanya ingin menuntut ketidakadilan yang udah dilakuin oleh pacarnya si Minella selama gue jadi Andita.

"by the way Andi, kenapa kamu ga pesen kopi?"

"em gasuka aja, kenapa aneh yaa?"

"hahaha, santai aja kali. Engga kok, papa ku juga gasuka kopi. Jadi kamu bukan satu-satunya."

"haha, okay tuan puteri, aku sangat bersyukur. Aku kira kamu akan judge aku, masa aja ada cowo yang gasuka kopi."

"heyyy, kata siapa aku akan jugde kamu, kan gada yang mengharuskan juga kalo setiap cowo harus suka kopi karena biar dianggap cowo, lagipula terlalu banyak kafein bagi tubuh itu tidak baik."

"wow, benar sekali. Makanya aku tidak menyukainya karena terlalu cinta tubuhku. Tapi banyak  orang terlalu memaksakan kehendaknya."

"denger yaaaaa Andi, jangan hanya ingin dipandang bahwa kita oke diluar tapi jika kita memaksakannya, lakukanlah sesuai maumu, karena hidup kita adalah kita yang melakukannya, bukan orang lain,"

"wow, tuan puteri anda dari tadi membuat hamba berdecak kagum"

"haha, kamu bisa saja membuatku tersipu." Kami pun tertawa. Gue kagum aja, pikiran Minella sangat terbuka pada semua hal, itu bagus dan punya aura positif bagi perempuan. Karena kan kebanyakan perempuan itu biang gosip dan cenderung suka rumit sendiri, men-judge orang dari covernya tanpa membuka pikiran lebih luas akan keadaan yang mungkin terjadi.

Kami pun berbincang hingga pramusaji itu mengantarkan pesanan kami, dan Minella pun mengeluarkan barang yang membuat gue terbelalak tapi gue berusaha santai dan terlihat cuek, seolah sudah biasa.

"Andi, mau?"

"sorry, aku enggak."

"lagi enggak mau?"

"bukan-bukan, aku emang ga pernah."

"astaga, sorry jugaaa aku kira, maaf."

"gapapa santai aja, silahkan kalo mau." Jawab gue sambil mengocek minuman dengan sedotan.

"gajadi, aku ngerasa gaenak."

"heyyy kenapa, kalo kamu mau yaudah gapapa. Aku gapapa ko."

"bener nih? Kamu ga risih kan? Duduk sama cewe yang ngerokok?"

"haha, santai aja Mine, kamu bilang gitu kaya aku bakal ninggalin kamu aja, lagipula itu hak kamu. Kalo kamu mau ngeroko, kok aku larang?"

"siapa tau aja kan? Ngeliat cewe ngerokok malah di judge cewe ga bener"

"enggak lah, aku bukan cowo yang kaya gitu."

Akhirnya Minella menghisap batang kanker itu, dia sibuk dengan HP nya mungkin sebagai pengalihan malu atau canggung, karena gue Cuma ngeliatin. Suer gue ganyangka dan merasa apa yaaaa, cemen mungkin. Gue kalah sama cewe yang gue anggap polos, ternyata wow. Sulit diduga. Bukan mau judge yaaa, tapi meroko itu bukanlah hal yang bagus untuk semua orang khususnya cewek. Selain merusak kesehatan lainnya, terutama kan cewe itu pasti hamil, dan kalo misalnya si ibu itu malah kecanduan sama rokok. Kan gabaik juga buat kesehatan jabang bayinya. Tapi gue juga ga ada hak buat ngelarang orang buat ngerokok kan? Itu hak mereka, mereka yang menanggung akibatnya. Jadi sih bodo amat, tapi gue hanya menyayangkan aja. Bisa dibayangin, kesehatan yang mahal luar biasa, malah rusak oleh rokok yang paling harganya gak seberapa tapi bisa membuat binasa.

Gue juga sibuk sama HP sih sebagai bentuk pengalihan, agar fokus gue gak ke Minella mulu. Suer yaaa ngeliatin dia ngerokok, itu ada rasa kecewa aja. Jadi ini cewek yang disuka Thoriq, cewek yang agak wow pergaulannya, yang gamungkin banget untuk gue tiru. Minella cantik, gue juga dulu kalo berusaha cantik pasti bisa. Tapi kalo untuk ngerokok kek gini, gue gakan bisa. Walaupun pergaulan semakin mendominasi tapi gue akan berusaha melawan pergaulan yang menurut gue salah. Selain itu, di keluarga gue, termasuk papa ga pernah ngerokok.

Tapi saat posisi gue sekarang, jadi Anggara Kinajar, entah kenapa pas ngelihat Minella ngerokok tuh malah kesannya sexy ya? Ini penglihatan gue yang udah rabun atau gimana, gue gatau. Astaga Minella buang asap rokok, bibirnya yang agak manyun bawaannya ingin gue templokin pipi gue deh. Astaga ini pikiran gue kenapa sih?

"Maksudnya Andi?"

"hah?"

"kamu bilang apa tadi?"

Gue bingung, emang gue bilang apa? Astaga jangan bilang kalo gue malah ngucapin kata laknat itu. Muka gue harus ditaro dimana yan tuhan??????

"enggak kok, kamu salah denger kali."

"pendengaran aku jelas kok, kamu bilang ingin nemplokin bibir aku pake pipi kamu." Kata Minella, ya allah, si Minella ini cantik tapi bego. Gausah diperjelas juga kali, malu gue.

"haha, iya emang, kamu ga marah kan?"

"enggak sih, santai aja."

"tapi.... Boleh?" Tanya gue dengan senyuman menggoda, ini sih becanda aja, ya kali gue mau beneran cium si Minella, gue gamau dianggap lesbi. Walaupun sekarang gue jadi cowo, tapi tetep yaaaa batiniah ini masih cewe tulen. Emangnya si Minella juga mau gitu ka-

"boleh."

"hah!"

Astaga !!!!!! maksudnya apa?! Gue mandang si Minella ga percaya, gila-gila-gilaaaa. Dia ngijinin bro. gue harus gimana sekarang?

Cup

"nunggu kamu beraksi lama. Andi aku duluan yaaaa."

Gue di bawa speechless lagi sambil megangin pipi yang bekas, di cium? Astaga apa yang telah Minella lakukan terhadap hamba? Minella brengsek! Udah nyium orang sembarang, tapi malah kabur gitu aja. Gatau aja, kalo gue juga mau balas dendam. LIHAT MINELLA GUE JANJI AKAN CIPOK LO SAMPE TEPAR.

EH ASTAGHFIRULLAH GUE MASIH CEWEK!!!!!

~~~~~~

False DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang