1

27 5 0
                                    

Fiona Sabila
          Pagi ini aku sedang bersiap menuju sekolah tercinta ku, aku sekolah di SMA Mutiara kelas 11 IPA.
  Aku bercermin  sambil memperhatikan penampilan ku ah ya, sepertinya sudah siap, dengan kacamata bulat yang sudah usang, rok di bawah lutut 10cm dan rambut yang di kepang. Akhirnya aku turun ke lantai bawah untuk pergi ke sekolah. Tapi saat aku sudah menuju lantai bawah hatiku mencelos, aku melihat keluargaku dan satu-satunya kakak ku makan di meja makan dengan bercanda ria. Ingin sekali rasanya aku bisa ikut berkumpul, tapi apa daya bahkan jika orang tuaku menatapku mereka akan menatap jijik padaku apalagi kakak ku dia akan menatap dengan tatapan meremehkan padaku, entah apa salahku. Aku hanya bisa menundukan kepalaku menguatkan diriku sendiri sambil menahan tangisku yang rasanya akan pecah saat itu juga. Hmm aku harus sabar, mereka akan marah besar jika aku ikut bergabung.

Aku pun menguatkan hati untuk melewati meja makan sambil berpamitan pada orang tuaku dan juga kakaku walaupun dengan setengah hati.
  "Pagi mah, pah. Aku berangkat sekolah dulu yah. "  Ucapku
Dan bagaimana respon mereka? Melirik pun tidak apalagi membalas sapaan ku, dan terlihat kakaku yang menatapku dengan pandangan meremehkan.
     "Sabar,. Mungkin mereka tak mendengar. " Gumamku..
   Daripada aku harus terus menahan rasa sakitku, lebih baik aku berangkat saja.
   Saat sudah sampai di garasi dan sudah menaiki sepeda usangku,. Tapi tiba tiba ada yang berteriak pelan memanggil namaku
   "Non,..  Ini saya buatin  bekal buat Non, pasti belom sarapan. " Ucap bibi
   "Ah,. Iya bi terimakasih, kalau begitu saya pamit dulu."
   "Itu sudah kewajiban saya Non, ahh iya Non hati hati di jalan"
     

Sorry, I'm not fake nerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang