Pagi ini diawali dengan bangun tidur kesiangan. Ketika membuka mata, ternyata sudah Pukul 06.10. Sehingga pagi itu aku memulainya dengan sangat tergesa-gesa.
Pukul 06.25, aku mulai berpakaian dan berdandan dengan cepat. Akhirnya aku berangkat kerja dengan keadaan perut yang masih kosong. Pagi ini aku melihat langit tampak mendung sepertinya pertanda akan segera turun hujan.
Sudah beberapa hari ini hujan selalu turun di pagi hari. Di perjalanan aku menghentikan langkah kaki sejenak dan mulai memeriksa isi tas, ya ampun ternyata aku lupa membawa payung. Tidak mungkin aku kembali ke rumah,waktu sudah tidak memungkinkan lagi.
“Ya Tuhan tolong lah hamba-Mu. Semoga pagi ini tidak turun hujan. Setidaknya sebelum aku sampai ke kantor”, doaku dalam hati.
Aku langsung sesegera mungkin menaiki ojek yang ada di depan gang komplek perumahan. Laju motor ojek cukup lihai dalam beberapa menit saja aku sudah berada di depan halte bus.
Oh tidak, sesampainya di sana halte bus sudah penuh dengan para penumpang lainnya yang sedang menunggu bus. Aku memutuskan untuk berdiri menunggu bus di samping halte. Sesekali aku melirik jam yang ada dipergelangan tangan, sudah hampir pukul 07.00.
" Aku harus segera naik bus jika tidak aku bisa telat sampai kantor nanti".
Setelah menunggu beberapa saat, Bus yang aku nanti tidak kunjung tiba. Leherku sejak tadi sudah sibuk menengok ke arah kiri dan kanan tapi tidak juga menemukan bus yang aku cari.
Tiba-tiba hujan mulai turun, semua orang yang berada di halte panik demikian juga dengan aku yang tidak membawa payung. Dikarenakan halte Bus yang kecil sudah penuh sesak, aku tidak bisa ikut masuk untuk berteduh dengan mereka.
Beruntunglah bagi mereka yang membawa payung. Aku melihat sebagian orang sudah berlindung di balik payung mereka. Ada yang berdua dalam satu payung dan ada yang seorang diri dalam satu payung.
Hujan turun semakin derasnya, tampaknya hujan tak iba melihat aku yang sudah mengigil kedinginan dengan baju yang sudah mulai basah. Demikian juga dengan mereka yang aku lihat hanya seorang diri berlindung di dalam payung. Oh mengapa tidak ada salah satu dari mereka yang menawarkan untuk berbagi payung dengan ku. Aku hanya melihat dengan lirih sambil berdiri kedinginan.
Bus yang aku tunggu tidak juga kunjung tiba, aku sudah mulai basah kedinginan.
Aku berdoa dalam hati, "Ya Tuhan ku tolonglah hamba-Mu ini".
Tiba-tiba saja doa ku sepertinya langsung dikabulkan, seorang pria yang datangnya entah dari mana menawarkan payungnya padaku.
“ Mba, pakai saja payung saya ini”. Ucap pria itu.
Tanpa ragu lagi aku langsung memakai payung itu dan mengucapkan terima kasih yang teramat dalam padanya. Aku melihatnya ternyata dia sudah memakai jas hujan. Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena wajahnya hampir tertutup jas hujan yang dia kenakan. Pria itu berdiri di sampingku diam tanpa kata, sepertinya dia juga sedang menunggu Bus. Ternyata masih ada orang yang baik hatinya bisikku dalam hati.
Tak beberapa lama kemudian Bus yang aku tunggu datang juga. Semua orang yang juga ingin naik sudah bersiap-siap mengambil ancang-ancang. Semua berebut untuk segera menaiki Bus tersebut, aku pun ikut serta. Akhirnya dengan perjuangan aku bisa duduk manis dalam Bus.
"Oh tidak aku masih memegang payung pria itu". Aku menoleh dari balik jendela mencari sosok pria itu sedangkan Bus semakin melaju menjauhi halte. Sosok pria itu hanya berdiri memandangi Bus yang aku naiki.
Beberapa saat kemudian syukurlah aku sampai tepat waktu di kantor. Pekerjaan hari ini berjalan dengan lancar, tak terasa waktu cepat berlalu. Tapi bagaimana dengan payung ini, payung lipat kecil berwana merah. Aneh sekali ya jika pria itu sudah memakai jas hujan, mengapa dia masih membawa payung,warnanya merah pula.
Sudahlah yang penting bagaimana caranya agar aku dapat mengembalikan payung ini. Mudah-mudahan saja nanti aku bisa bertemu dengan pria itu lagi di Halte.
*****************************************************
KAMU SEDANG MEMBACA
Payung merah
RomanceSeorang wanita karier muda bangun telat di pagi hari yang mendung berawan. Ketika hujan mulai turun ia lupa membawa payung sehingga basah kuyuplah ia. Tetapi seorang pria misterius rela berbasah-basahan demi meminjamkan payung lipat merah kepada gad...