Kamu dan Kenangan
Seusai Itu Senja jadi Sendu
Awan pun mengabu
Kepergianmu menyisakan duka
Dalam Hidupku
Entah apa yang terjadi waktu itu. Hari menjadi kelabu. Baru beberapa saat yang lalu aku berkirim pesan dengannya. Kakaknya mengabariku kalau dia sudah tak ada. Maksudnya? Tak ada? Aku masih berpikir kalau dia hilang atau pergi tanpa kabar, tak ada di apartemennya. Kata 'tak ada' banyak sekali makna. Bahkan aku mengkaji ulang makna 'tak ada' itu.
Dalam pesan terakhirnya kepadaku, ia bilang, 'tersenyumlah bila hari itu datang. Aku suka senyumanmu yang menghiasi pagi. Tolong jangan simpan dan terus tersenyumlah untukku'. Aku berpikir. Kenapa ia mengirimkan pesan sepuitis ini? Tidak biasanya. Aku menjawab pesannya, ' Apakah Kau membuat sebuah lagu baru?' dan dia balas, 'Terus lakukan untuk mengingat aku.' Setelah itu kami kehilangan kontak, karena terakhir aku membalas, ' Kau tidak apa-apa?' hanya dia baca dan tidak dia balas, terakhir ia melihat kontaknya adalah pukul 15.00.
Seperti biasa aku menjalankan apa saja yang aku lakukan sore itu setelah aku berkirim pesan dengannya. Aku pulang ke rumah dan memasak untuk makan malam ketika jam menunjukkan pukul 16.00. Kembali aku mengecek ponsel, tak ada pesan masuk. Sungguh benar, aku tidak merasakan firasat apapun, hanya di dalam hati ini merasa tidak enak akan satu hal, seperti akan ada yang hilang tapi aku tak menggubris itu, aku pikir, mungkin aku sedang lelah saja.
Dan kabar itu pun masuk setengah jam kemudian. 'Tak ada'. Kakaknya mengirim banyak sekali pesan, aku baca satu persatu, kronologi peristiwa itu. Aku mematung, hanya berharap, dia kembali.
Aku benar-benar tidak tahu harus melakukan apa. Aku berdiam dirumah, antara aku harus ke rumah sakit atau menunggu adikku pulang. Kakaknya tidak membalas satu pesan dariku. 'Apa yang harus aku lakukan, eonni?'. Ya, apa yang harus aku lakukan. Aku benar-benar tidak tahu aku harus berbuat apa dan bagaimana.
Satu-satunya yang ku pikirkan adalah mendatanginya dan melihat keadaannya. Aku pergi ke sebuah rumah sakit di Ansan. Aku tak berpikir, adikku bagaimana. Aku menulis secarik kertas bahwa aku harus pergi, dia tinggal memanaskan makanannya jika ia sampai ke rumah.
Tak ada kabar, aku hanya meraba-raba. Berpikiri dia kembali, dia sembuh dan kembali melakukan apa saja seperti dahulu ia lakukan.
Aku hanya berpikir, dia kembali. Dia kembali, dia kembali. Dia kembali.
Ku memintal rindu menyesali waktu
Mengapa dahulu tak kuucapkan
"Aku mencintaimu sejuta kali sehari"
Menuju rumah sakit. Banyak orang sudah berada di sekitar ruang tindakan. Jinki dan Minho juga sudah ada disana. Jinki terdiam saja. Kenapa dia seperti itu. Satu-satunya orang yang aku kenali hanya mereka berdua. Aku mendekat pada mereka. Minho tampak sembab. Apa yang terjadi.
" Apa yang terjadi?" tanyaku.
" ...."
" Katakan, apa yang terjadi. Eonni menyuruhku kemari, tanpa memberi tahu apa-apa. Apa yang terjadi?" tanyaku.
" ...."
" Kenapa diam saja? Kenapa kalian diam saja dan tidak menjawab pertanyaanku?"
" Minho-ssi. Kenapaaa?" tanyaku dengan mengguncang kerah mantelnya.
" Bisa jelaskan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu dan Kenangan
FanfictionSetelah itu, betapa aku menyesal. Kenapa aku begitu buruk denganmu. Kenapa aku tidak memperhatikan dirimu yang terus meminta tolong. Dengan sangat aku menyesal, tidak sejuta kali aku mengucapkan, 'Aku mencintaimu'. Kini Aku sendirian, bisa tersenyum...