Tidak. Ini tidak boleh terjadi.
Aku terlalu larut dengan pikiranku sendiri. Bagaimana mungkin? Ini masih terasa klise bagiku.
Aku melihat lagi foto itu, bagaimana mungkin? Aku yang lebih dulu mencintainya, dan mengungkapkan segalanya. Tapi kenapa dia yang menikah dengannya pada akhirnya.
Uchiha Sasuke dan Yamanaka Ino.
Bahkan nama itu terlihat sangat serasi. Sial.
Kaligrafi nama mereka dalam surat undangan pernikahan itu bahkan ditulis dengan tinta emas dan aksen yang rumiy di sekelilingnya.
Bagaimana mungkin? Ino temanku, dan Sasuke adalah kekasihku. Apa hubungan jarak jauh mengalahkannya dalam bertahan dan setia?
Ini bahkan baru tahun kedua kami menjalani hubungan yang--nyatanya--melelahkab ini.
Jepang-Korea. Hanya satu setengah jam dengan pesawat terbang, bukankah itu seharusnya dekat? Dan dia tega mengkhianatiku. Janji-janjinya terasa memenuhi telingaku karena terus berputar seperti kaset rusak.
Ino, wanita itu sungguh mengerikan. Ketika aku mengeluh tentang hubunganku dengan Sasuke. Dia ternyata dalam diamnya terus menyumpahi hubungan kami agar berhasil. Dan sekarang harapannya terkabul.
Bukankah dengan foto undangan itu sudah jelas bahwa hubunganku dengan Sasuke sudah berakhir? Secara tidak langsung, meskipun.
--
Aku pulang ke Jepang. Meninggalkan beberapa pekerjaan penting demi hadir di pernikahan 'teman dekatku' mengajukan cuti lebih awal karena hal itu.
Sengaja, aku tidak memberitahu kepulanganku pada siapapun. Karena aku ingin memberikan kejutan besar pada mereka.
Bagaimanapun, aku adalah kekasih Sasuke, setidaknya sampai sesaat sebelum undangan itu tercetak.
Aku langsung saja menuju ke tempat acara mereka. Kulihat beberapa orang yang mengenalku cukup terkejut dengan kedatanganku.
Apa masalah mereka? Apa gaunku terlalu menarik perhatian? Atau aku yang salah kostum? Kurasa tidak.
Aku masuk begitu saja dan mengabaikannya.
Sekali lagi semua orang terkejut. Melihatku berjalan dengan santai di altar membuat Pendeta yang tengah sibuk mempersiapkan pemberkatan teralihkan fokusnya terhadapku.
Dia berhenti, membaca alkitab. Menatapku heran fan bingung seperti tamu yang lain. Sedangkan kedua pengantin yang lain? Mereka sama terkejutnya dengan ekspresi yang benar-benar kaget.
"Kenapa kalian tidak memberitahuku jika kalian akan menikah?" Aku bertanya pada keduanya dan menatap Sasuke dan Ino satu per satu tepat di matanya.
"Sakura--"
"Kupikir kau temanku, Ino." Kataku dengan nada yang entahlah. Mungkin terdengar sinis.
Dia hanya tergagap. Mulutnya hanya membuka dan menutup tanpa sepatah kata apapun keluar dari sana.
"Dan, kau Sasuke, kupikir kita masih berkencan. Apa kau tidak sabar menungguku enam bulan lagi? Dinasku di Korea berakhir enam bulan lagi ngomong-ngomong."
"Selamat atas pernikahan kalian,"
"Harapan terbaikku adalah sampah seperti kalian mendapatkan kebahagiaan." aku mengatakannya dengan senyum miring tersungging.
Dan suara tamparan menggema bergantian sebelum aku berbalik. Ya itu suara tamparan tanganku pada Sasuke dan Ino yang bahkan tak mampu membalasnya.
end.
Maaf aku gabut.
Kabat baiknya aku udah Gabisa bikin long chapter ff lagi. Jd oneshot aja ya 💜💕
KAMU SEDANG MEMBACA
last [COMPLETE]
أدب الهواة[ONESHOOT]Ketika kesetiaan dibalas pengkhianatan ©PHILO 2019