PT 10

168 8 1
                                    

BINTANGNYA WOI!! Wkwk:v

Ketika aku sampai di kamar ku
aku menghempaskan tubuhku ke kasur, tanpa perlu waktu lama aku sudah membuat diri ku terlelap.

Skip..

Pagi telah tiba, aku dan keluarga ku sedang sarapan. Keheningan lah yang menyelimuti area ruang makan,hanya ada suara garpu, sendok dan piring yang saling bergesekan.

Tiba tiba ada seseorang yang memecahkan keheningan, ada suara ketukan di balik pintu depan rumah, Bang Atta? Kak Ricis? Tentu tidak
Karena mereka berada di sini bersama kami.

Maih:Saaih, tolong bukain pintunya

Saaih: iya Ma

Aku bergegas pergi ke depan untuk mengecek siapa yang berada di balik pintu putih tersebut.Aku membuka pintu perlahan dan mendapati seseorang yang sedang menunggu untuk ku bukakan pintu.

Tunggu sebentar? Fatim?
Apa yang membuat dia datang minggu pagi pagi seperti ini?

Fatim:Saaih? Lu knp? Kaget ya? Ini gw bawain makanan dari bunda

*Bundanya Muntaz*

Saaih: owh iya, masuk Tim
Fatim: Iya Ih, gw di sini aja
Saaih: Aelah masuk aja gapapa
Fatim:Yaudah Ih

Aku membiarkan dia sendirian di ruang tamh sementara aku membawa makanan yang di berikan bunda yang di wakili Fatim dan segera pergi ke dapur.

Saaih: Ma!! Ini makanan dari Bunda nya Muntaz
Maih:owh yaudah taroh sini,Esi bantuin Saaih pindahin ke piring yang lain
Esi: Sini ih Kakak bantu
Saaih:Udah gausah gw bisa sendiri

Aku langsung pergi kedapur tanpa menghiraukan kakak ku itu.

Aku bergegas pergi ke ruang tamu setelah memindahkan ke piring lain dan memberikan ke keluarga ku yang sedang asik memakan sarapannya. Di sana aku bertemu dengan Fatim yang sedari tadi menunggu ku kembali. Aku meliaht dia sedang bermain hp dengan tersenyum bahagia. Aku langsung memberinya sebuah piring berwarna putih itu ke hadapat Fatim. Dengan terkejut Fatim hanya melemparkan senyumannya.

Saaih:Makasih ya!
Fatim:Sama sama
Saaih:Eee, Lu siang ada jalan kemana ga?
Fatim:Engga,Emang kenapa?
Saaih:Jalan yuk? Sama Muntaz juga?
Fatim:Boleh,Kemana?
Saaih:Ke mall aja?
Fatim:Oke jam 1 ya?
Saaih:Oke bye
Fatim:Bye

Entah kenapa refleks aku mengajak dia jalan. Aku sengaja membawa Muntaz agar tidak canggung di dalam perjalanan nanti. Segera setelah aku tidak melihat siapa pun di teras depan rumah ku, aku menutup pintu dan kembali makan dan sampai di sana aku hanya mendapati dua orang yang sedang berdiskusi dengan serius. Aku langsung mengambil makanan ku dari hadapan mereka setelah tahu bahwa yang berada di sana adalah kakak kandung ku dan kakak ipar ku. Aku tak sengaja menabrak bahu kakak ku, tapi tidak satu pun kata maaf yang terlontar ke kakak ku itu.Aku pergi ke kamar ku, seperti biasa aku ketika tidak mood ipbertemu dengan orang aku selalu ngurung diri di kamar. Di kamar aku hanya membaca novel sembari menunggu jam 1 siang nanti. Tiba tiba ada suara yang mengejutkan ku, aku tau ada seseorang di balik pintu coklat ini tapi aku sangat tidak ingin bertemu siapa pun. Aku bergegas membuka pintu kamar ku dan melihat sesosok orang tua ku yaitu mama ku. Aku bertanya tanya? Tumben sekali mama ku datang ke kamar biasanya hanya memanggil lewat bawah?

Saaih: mah knp?
Maih:enggak. Mamah cuma mau tanya, apa bener? Kamu sudah gak suka lagi sama Sisi? Kalau benar kenapa kamu tidak memaafkan kakak mu itu?
Saaih:eeee... eee.. ee.. kalau boleh jujur si mah. Saaih sudah tidak suka lagi dengan Sisi. Tapi jika mamah bertanya? Knp Saaih tetep tidak memaafkan kak Esi. Karena dia sudah membuat hari hari ku kacau. Sepanjang hidup ku yang waktu itu dekat dengan Sisi, Aku tidak pernah melihat kak Esi diam dan melihat aku dan Sisi bahagia mah!
Maih: Saaih mamah paham kenapa Saaih ga mau maafin kakak mu, tapi cobalah kasi kakak mu kesempatan untuk kedua kalinya.
Saaih: Mah maaf Saaih lagi gak mau di ganggu. Assalammualaikum.

Aku bergegas menutup pintu. Aku tau itu tidak sopan, tapi di sisi lain aku hanya tidak ingin berdebat. Aku berusaha tenang mengingat beberapa jam lagi aku harus bertemu dengan Muntaz dan Fatim di rumahnya. Aku lagi lagi kembali mengambil novel dan membaca beberapa halaman. Aku mengambil hp ku dan membuka aplikasi WhatsApp

*Chat WhatsAap on*

Fatim

                              Assalammualaikum?

Waalaikummussalam?
Knp ih?
       
                                        Di bolehin kan?

Boleh, kak
Muntaz ikut kan?

                                    Iya, Mau kan dia?

Iya mau kok ih,
ysdh aku mau
kebawah di panggil
orang tua gw.

                                                    Oke, Bye
                                 sampai jumpa lagi!

*Chat WhatsAap off*

Aku langsung keluar dari aplikasi tersebut lalu membuka aplikasi game yang sering aku mainkan ketika aku sendirian. Aku tau aku bakal bertemu dengan Sisi di sana, karena dia juga anak yang suka bermain game dan game dia juga sama dengan game ku. Aku melihat username bernama "S¿s*" yang mengechat ku, Ya! Siapa lagi kalau bukan Sisi. Dia mengechat ku melalui game karena nomor WA ku sudah ku ganti semenjak dia koma. Aku tidak peduli dan langsung bermain saja.

Game over! You Wind!
Aku selesai memain kan satu pertandingan. Aku melihat jam tak terasa sudah jam 11 siang. Aku lupa kalau aku belum mandi. Sungguh aku sering sekali melupakan waktu mandi ketika weekend. Aku bergegas pergi ke kamar mandi dan bergegas untuk mandi. Setelah beberapa menit aku menghabiskan waktu ku untuk mandi. Aku mendengar suara azan, lantas aku segera berbalik ke kamar mandi dan mengambil wudhu dan pergi ke bawah bertemu dengan yang lain untuk melaksanakan sholat berjamaah. Setelah sholat aku berganti baju dan menunggu kabar dari Fatim ataupun Muntaz



Hai ges gw balik nih:v smg gw rajin ye nulisnya hehe:v

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TEMAN KU ADALAH CINTA TERAKHIR KU -SAATIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang