0:🔸Prolog🔸

78 11 4
                                    

WARNING!!!
KALAU KALIAN BAPER, DIRIKU YANG COMEL INI TIDAK AKAN TANGGUNG JAWAB TITIK. GAK PAKAI KOMA.

SAIA SUKA ORANG YANG BACOT.
JADI SILAHKAN NGEBACOT
DAN JANGAN LUPA PENCET TOMBOL

kalau ngga?
SANTET SAIA OTW.

"Keadaanlah yang membuatku harus menjauhi orang lain"

"CUT" aku tersadar mendengar suara pak jono, sutradara disinetron yang akan kubintangi.

"Shelin, kamu kenapa? Baru kali ini syuting gak fokus. Sekarang istirahat sejenak, sebentar kita lanjutkan" omel pak jono, akupun cuma menghiraukannya.

Aku berjalan menuju basecamp, dan diikuti oleh cica asistenku.

"Shei, ada masalah?" tanya cica

"Capek ci, gue dah syuting dari jam 3 subuh gak ada istirahat. Dipikir gue robot apa" dengusku

"Yaudah istrihat aja dulu, aku mau nelpon bi arum dulu buat nanyain keadaan rafi" ucap cica kemudian pergi.

Aku menghela napas berat, sungguh aku lelah dengan semua keadaan ini. Disaat semua remaja seusiaku sedang menikmati masa remajanya, aku malah disini berkutat dengan skenario. Hidup diatur oleh agensi itu sangat tidak enak. Sumpah

Pasti diantara kalian semua menganggapku kurang bersyukur?
Diluar sana pasti banyak orang yang iri dengan kehidupanku, mereka pasti menganggap aku sangat beruntung karena populer. Andai bisa aku menukar kehidupan ini dengan kalian.

Andai bukan karena keadaan yang memaksaku hidup seperti ini, aku pasti tidak akan memilih menjadi aktris dan akan fokus dengan masa remajaku.

Aku memejamkan mataku, sungguh semua hal yang terjadi membuatku lelah.

"prang"

Aku terbangun mendengar suara pecah, lalu segera berlari menuju kamar mama dan papa. Saat sampai dipintu, betapa terkejutnya aku saat melihat keadaan kamar mereka seperti kapal pecah,kondisi mama yang sangat berantakan dan papa dengan muka yang sangat sangat menandakan bahwa dia marah besar.

"SAYA SUDAH CAPEK DENGAN SIKAPMU" bentak papaku pada mama. Aku hanya mematung dibalik pintu, melihat hal itu.

"Mas saya minta maaf" ucap mama dengan air mata bercucuran.

"Keputusan saya sudah bulat, saya akan segera menceraikanmu" Ucap papa, lalu dia berbalik dan segera keluar. Saat keluar, dia melihatku berdiri dibalik pintu lalu dia mengusap kepalaku.

"Pa-" aku belum selesai berbicara, tapi papa langsung meninggalkanku. Ada apa dengannya? Apa dia sudah tidak menyayangiku?

Aku menoleh kearah mama, melihatnya menangis membuat hatiku perih. Aku ingin masuk dan memeluknya tapi aku takut.

"Non, ayo tidur besok sekolah" ucap bi arum

"Rafi dah tidur bi?" tanyaku

"udah non, sekarang non tidur ya" ajaknya, akupun mengikutinya.

Malam itu aku membiarkan mamaku menangis, dan besok aku akan berusaha membuatnya tidak mengeluarkan air mata lagi.

"Non bangun non" aku samar-samar mendengar suara bi arum

DramableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang