Siang di musim ini seperti sedang diserang meteor panas yang menghujani bumi, didalam ruangan yang memiliki alat pendingin dengan jumlah lebih dari satu pun hanya sedikit memberikan efek penyegar didalam ruangan ini. Hingga beberapa dari mereka memutuskan untuk keluar dari ruangan mencari udara diluar yang mungkin lebih sejuk.
"Hah gila panas banget, han lu ga kepanasan?"
"Eh gila aja ga kepanasan tapi gue kipas-kipas, mana gue bawa hand fan juga kan"
"Gatau lagi emang sama hari ini. Udah panas terus dikelas ac nya kayak ga berasa ih dan yang paling kesel udah nunggu si dosen gak dateng-dateng. Emang minta disleding"
"Mau lu dapet E gara-gara sleding pak Wonwoo?"
"Ya gila aja. Enggak lah. Coba kalo dia gak galak, gak jutek, dan murah senyum. Mau kali gue ngulang beberapa semester sama tuh orang"
Ditengah perbincangan mereka, hana hanya melamun berpangku tangan dengan kipas angin mini yang ada disebelah tangannya yang lain.
"Hana...."
Satu kali tanpa sahutan
"Han... Hanaaaaa?"
Beberapa kali tetap hanya diam tanpa pergerakan apapun. Dan yang ketiga.
"Woy" Raib lah kipas tangan yang digenggamnya, dengan mata menuju arah salah satu dari dua teman yang bersamanya. Tetap berpangku tangan, tanpa emosi yang meledak seperti biasanya.
Meninggalkan kebingungan dari Hana, kini disebuah ruangan putih dipenuhi dengan beberapa orang yang lalu lalang masuk kedalam sebuah ruangan dengan satu dua orang yang menetap didalamnya.
"Permisi dok, ada yang bisa saya bantu?" Salah satu bersuara karena satu orang lainnya sibuk mencari sesuatu yang entah apa itu.
"Oh gak usah, gak penting jiga kok. Hmm apa masih ada pasien?"
"Ibu yang baru saja keluar adalah yang terakhir dok. Mungkin anda ingin beristirahat dahulu? Atau--",
"Hmm gak usah, sudah ya terima kasih. Aku gak mau suster repot. Sepertinya aku pulang saja dan beristirahat dirumah."
"Kalau begitu saya juga akan pulang setelah membereskan beberapa berkas pasien."
"Oke. Saya pulang ya suster Kim" Lelaki yang dipanggil dokter tersebut menberikan senyum manis pada suster yang sedang berjaga bersamanya.
Macet.
Hah situasi yang sangat dibenci oleh setiap orang. Dengan cuaca yang sama sekali tidak mendukung maka macet adalah faktor pembuat para manusia dibalik kendaraan besinya ini naik darah. Beberapa mahasiswi ini misalnya.
"Gila sih, kita baru berapa menit dijalan udah panas aja. Yun, ac mobil lo mati?"
Teriak salah satu temen perempuannya dikursi penumpang dibagian belakang. Dan pemilik mobil hanya diam sambil memainkan ponsel pintarnya.
"Udah deh Yer, lagian juga ac udah nyala lagi terus lo juga dari tadi pegang hand fan kan."
"Tau nih Yeri jangan serakah deh!"
"Bodo"
Beberapa jam yang dihabiskan keempat mahasiswi didalam mobil ditengah kemacetan akhirnya sampai ditempat tujuan. Dimana lagi kalau bukan basecamp mereka. Rumah Hana.
"Sore bunda" sapa Hana yang sudah sangat hafal jika jam jam ini sang bunda ada di beranda dengan kain kristik yang sedang dibuatnya.
"Sore tante" sapa ketiga teman-teman Hana
"Wah tante buat gambar apa lagi nih tante?"
"Foto keluarga. Kalian udah pada makan belom?"
"Belom tante. Upss"
Ceplos salah satu teman Hana, siapa lagi tukang ulahnya kalau bukan Yeri ya Yuna, karena diantara mereka berempat duo Y lah yang sangat semangat melakukan apapun itu, apalagi makan wkwk
"Heu dasar, padahal tadi udah habis es teh 3 gelas loh tan dikampus" seru Sian mengejek kedua temannya
"Hehe iya bun, abis panas banget cuacanya. Mangkanya Yuna sama Yeri bolak balik pesen minum apalagi minta banyakin es nya lagi"
Senyum bunda Hana menanggapi teman-teman kampus anak perempuannya ini.
"Yaudah emang lagi musimnya kan panas begini, kalo gitu langsung kekamar aja terus sekalian mandi ya? Kalian nginep kan? Tante udah bikinin puding terus udah masak juga loh"Mendengar hal itu senang bukan kepalang Yeri dan Yuna bahkan Sian yang sedari tadi diam dan kipas-kipas dengan telapak tangannya.
Tetapi berbeda dengan para temannya Hana malah murung dengan apa yang dikatakan sang bunda. Tak ingin berlarut dia hanya memberi kode untuk temannya segera kekamarnya."Bunda......"
"Loh kok kamu gak ikut keatas? Ga mandi sekalian? Bau ih anak bunda keringetan terus yah?"
"Ih bundaaaaa, aku masih wangi tau. Bunda ada jadwal jaga? Atau apa?"
"Hehe apal banget sih kamu. Iya hari ini bunda jaga malam sayang. Gak apa-apa kan? Dirumah kan ada temen-temen, ada kak Hyewon, bang Hangyul, ada Hyeongjun juga"
Sekarang udah dibiasain panggil abang sih, kata bunda dia yang minta hmm
"Iya bunda" berbalik arah dengan wajah tetap murung.
Disaat musim yang tak tentu seperti ini kadang Hana khawatir dengan kesehatan sang ibunda yang beberapa hari ini jaga malam di rumah sakit tempat ia bekerja. Kadang tengah malam jika ia merasakan hal yang aneh, ia selalu membangunkan Hangyul untuk mengantarnya ke rumah sakit, meskipun itu hanya untuk melihat wajah sang ibunda saja.
Atau bahkan ia akan tidur bersama sang kakak, dan biasanya akan melakukan ritual malam yaitu mendengarkan radio. Katanya bersama Hyewon ia seperti bersama sang ibunda. Karna sifat sikap yang mirip, maka ia merasa seperti berada didekapan sang bunda.
Halooooo. Ini yang keduaaaa semoga menantikan yang ketiga🌟
atas waktu luangnya terimakasih💙
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Pak!!
FanfictionCerita yang berawal dari my fvckng stupid teeth, yang akhirnya mempertemukanku dengan seseorang yang ternyata...