Jung Jaehyun sudah memperistri seorang Lee Taeyong dan membuatnya merubah marganya menjadi Jung Taeyong selama 16 tahun. Mereka dikaruniai empat orang anak yang bernama masing-masing Jung Haechan, Jung Jaemin atau yang biasa dipanggil Nana karena hobinya bersenandung sejak kecil, Jung Jisung, dan Jung Taehyun yang kerap dipanggil Ara karena kebiasaannya menggunakan kata "Arraseo" yang artinya "mengerti".
Jung Haechan dan Jung Jaemin kini duduk di bangku SMA. Mereka berada di SMA yang sama. Haechan satu tingkat di atas Nana. Tak jarang terjadi perkelahian kecil antara keduanya baik di sekolah maupun di rumah saat Taeyong dan Jaehyun berada di luar, saat ada kedua orang tuanya, mereka bersikap seolah mereka berdamai.
Jung Jisung duduk di bangku SMP sementara Jung Taehyun masih kelas 6 Sekolah dasar.
Kehidupan keluarga ini harmonis sebelum datangnya seseorang dari masa lalu masing-masing Jaehyun dan Taeyong. Semuanya perlahan-lahan kacau.
Siang itu, Taeyong sedang asyik ingin membuat kue kering untuk Ara, namun ditengah keasyikannya, Ara yang sudah pulang sekolah mengatakan kalau Taeyong dicari seorang laki-laki bertubuh tinggi besar. Taeyong terpaksa menghentikan kegiatannya dan meninggalkan adonan kue yang setengah jadi di dapur.
"Hai, lama tidak berjumpa." sapa laki-laki itu dengan suara berat.
"H..hai." Taeyong gugup saat mengetahui kalau laki-laki di depannya adalah masa lalunya. Jr.
"Aku senang melihatmu baik-baik saja, Taeyong." ujar Jr dengan nada yang cukup manis.
"Aku juga senang melihatmu." kata Taeyong terdengar terpaksa.
"Aku ingin bertanya, apa anak kecil tadi adalah anakmu?" Jr tampak penasaran dengan Ara yang pertama menemuinya tadi.
"A...aku bisa jelaskan. Itu tadi memang anakku. Kau tahu? Aku lelah menunggumu selama belasan tahun. Kau menghilang entah ke mana setelah kelulusan SMA kita dulu." Taeyong berusaha jujur.
"Aku menghilang? Justru kau yang menghilang, Taeyong. Aku menunggumu selama belasan tahun dan ini hasilnya? Kau menikah lebih dulu? Aku bahkan rela menjadi bujang lapuk hanya karena menunggumu." Jr tak mau kalah.
"Tapi kau tak memberi kabar apapun padaku, dan kupikir kita mengakhiri semuanya sejak saat itu juga. Aku sudah bahagia bersama dengan suamiku yang sekarang, maaf Jr." Taeyong menutup pintunya paksa.
Ara tak sengaja mendengar percakapan antara Jr dan Taeyong. Ia ingat betul kalau Taeyong berjanji tak akan dekat dengan laki-laki lain, Ara jadi sedikit kesal pada ibunya saat itu.
***
Jung Jaehyun adalah tipe pekerja kantoran yang hampir separuh harinya dihabiskan di dalam kantor. Hampir dua belas jam dalam sehari, ia habiskan di dalam gedung dan ruangan ber-AC. Rapat, laporan, rapat, laporan adalah rutinitasnya sehari-hari. Ia bahkan jarang melihat sunset di hari kerjanya dan ia mungkin jarang menemui hari libur di weekend.
Akan tetapi, ia tetap peduli dengan keadaan rumahnya. Ia sering menghubungi Taeyong yang memang selalu berada di rumah. Ia memantau keadaan rumah dan menanyakan apakah anak-anak sudah pulang atau belum begitu menghubungi Taeyong. Bukan karena apapun, ia tak mau ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi saat ia tak ada di rumah.
Hari ini, Jaehyun ingin menghubungi Taeyong untuk memastikan keadaan rumah. Apalagi, Jaehyun tahu kalau istrinya itu punya rencana membuat kue kering. Ia tak mau kalau tiba-tiba mendapat kabar kalau dapurnya terbakar atau istrinya terluka. Jadi ia berusaha keras menghubungi Taeyong. Akan tetapi nihil, pulhan pesannya tak dibalas, puluhan percobaan teleponnya tak diangkat.
Akhirnya, Jaehyun memilih jalan terakhir, menelepon anak sulungnya untuk mencari tahu keadaan sang ibu. Haechan tentu senang jika berurusan dengan bolos mata pelajaran hanya untuk mengetahui keadaan rumah.
"Pi, jangan marah. Mami baru aja ketemu sama mantan Mami waktu SMA. Jangan marah ya pi, mami juga lagi syok sekarang." jelas Haechan ketika menelepon balik Jaehyun.
"Mami gapapa kan? Gaada yang luka? Kue buatan mami gimana? Ga gosong dan ga bikin kebakaran kan?" tanya Jaehyun lagi.
"Engga pi, tapi... Taehyun kayaknya agak syok lihat Mami sama mantannya tadi. Dia ngambek engga mau keluar kamar." tambah Haechan begitu nengingat adiknya yang paling kecil.
"Oalah, anak bandel itu. Ya udah, makasih ya chan. Ayah balik kerja dulu." Jaehyun akhirnya menutup teleponnya sepihak.
Di samping kerja kantoran yang ia lakoni, sebenarnya Jaehyun bersama temannya yang berasal dari Jepang, Nakamoto Yuta, juga membuka bisnis gelap. Mereka menjual video syur yang Yuta dapatkan dari sadapan CCTV hotel ataupun rekaman langsung yang Yuta lakukan di klab malam. Ya, sebenarnya hanya Yuta yang memposting video itu dalam blog pribadi miliknya, namun Jaehyun juga kecipratan hasilnya sebab ia membagikan tautan yang menuju ke blog milik Yuta tersebut. Baik keluarga maupun teman kantornya yang lain, tak ada yang tahu pekerjaan kotor seorang Jaehyun yang satu ini.
***
Jung Jisung yang masih SMP mengakui kalau dirinya belum mengalami apa itu pubertas. Oleh sebab itu, Jisung masih dianggap anak kecil di keluarga ini. Jisung tahu ini mungkin pertanda buruk kalau sampai kelas 3 SMP nanti ia belum pubertas dengan munculnya mimpi basah.Jisung memikirkan caranya untuk segera menuntaskan pubertasnya itu sebelum dirinya dianggap tidak normal. Ia pernah seharian tidur hanya karena memikirkan cara mendapatkan mimpi basahnya.
Suatu pagi, Jisung merasa kalau ia berhasil melakukannya. Akan tetapi, ia sangat malu mengakui hal tersebut karena menjijikkan. Jisung ingin menyembunyikan apa dan siapa yang dimimpikannya saat itu. Yang penting, ia sudah puber kalau menurut dirinya sendiri.
Beruntung Taeyong hanya tersenyum saat ia jujur kalau ia baru saja mimpi basah. Tak ada pertanyaan lain selain "gimana rasanya udah gede? Pasti seneng di mimpinya? Iya kan?"
Jisung banyak diam saat berangkat sekolah, ia memang begitu, Jung Jisung si pendiam kalau kata teman-teman sekolahnya. Padahal, jika sudah dekat dengannya, Jisung adalah anak yang heboh dan periang. Tapi, kali ini berbeda. Ia benar-benar diam seharian ini. Mungkin, ia malu karena terlambat dari anak laki-laki yang lain yang sudah mengalaminya saat sekolah dasar.
Jisung jadi terus memikirkan orang yang ada di mimpinya saat mimpi basah itu. Bagaimana bisa orang itu jadi objeknya. Padahal, mereka sangat dekat bahkan selalu serumah. Ia akan habis jika Taeyong atau Jaehyun tahu siapa objek mimpi basahnya malam itu.
***
Haechan dan Nana tak pernah yang namanya absen dari percekcokan kecil setiap harinya. Kali ini di kantin sekolah seusai Haechan kembali dari acara kaburnya hanya untuk mengecek keadaan Taeyong di rumah, Nana sengaja menyulut sedikit amarah Haechan dengan cemburu karena seenaknya membolos.
"Kakak boleh gitu bolos cuma buat cek keadaan rumah. Aku? Ketahuan pulang awal karena kabur langsung dimarahin mami seharian. Ga adil tau!" Nana merengut.
"Makanya, dari kecil tuh punya bakat bolos kayak kakak, engga kayak kamu, mau bolos aja malah izin ke satpam. Ya jelas gagal lah," ledek Haechan.
"Ga adil tau ga kak! Papi malah nyuruh kakak bolos, Nana malah kena omel mami." Nana masih tak terima.
"Kamu engga malu dilihatin anak-anak se kantin? Kelakuan uke." Haechan remehkan Jaemin.
"Awas aja, besok kakak juga bakal jadi uke. Pokoknya omongan kakak bakal jadi bumerang, liat aja nanti!" Nana makin kesal dan melenggang meninggalkan Haechan di kantin.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story (Komplek Budaya rt 1 rw 27)
General FictionKisah berdasarkan drama group chat yang menggelitik dan dramatis