_maaf sebelumnya, tokoh ini kisahnya berdiri sendiri sebab belum punya hubungan keluarga dengan siapapun_
Ia terlahir di keluarga yang memang berantakan. Semenjak ia lulus SMP ia akhirnya seperti tak terurus. Hingga ia mengenal kelab malam di usianya yang setara anak SMA. Ia mendapat uang dari melayani pelanggan Kelab malam itu, dan membuatnya ketagihan untuk menjual tubuhnya pada lelaki hidung belang yang bergantian tidur dengannya setiap malam.
Uang yang ia dapat cukup melimpah. Tetapi ia tetap hidup nomaden dengan berpindah dari kamar satu ke kamar yang lain, dari hotel satu ke hote yang lain. Ia akan bertahan di hotel yang sama setiap tiga hari untuk pemulihan kewanitaannya. Ia akan kembali ke kelab malam setelah check out di malam ketiga.
Ya, Yeji tak pernah merasakan apa itu bangku SMA, sekarang ia harusnya sudah mulai persiapan untuk kuliah, tetapi Yeji tidak mau karena baginya untuk apa kuliah karena dirinya sendiri sudah hancur, begitu pula masa depannya.
Malam itu Yeji melihat sekumpulan anak yang sekiranya seumuran dengannya. Sangat terlihat mereka memang baru legal memasuki kelab malam. Mata Yeji terfokus pada salah satu anak yang berwajah oriental dengan sedikit aksen eropa di wajahnya. Anak itu lebih pendiam dari yang lainnya. Akan tetapi, matanya teralihkan ketika teman dari anak itu menuangkan sesuatu di dalam botol soju yang akan ditenggak. Alhasil, benar saja, ada yang tak beres terjadi pada anak itu sesaat setelah meminum satu botol penuh sojunya.
Yeji pasang badan untuk menolongnya. Ia tak memikirkan akibatnya setelah ini. Yeji hanya ingin membantu anak itu menyelesaikannya. Dalam waktu kurang dari satu jam, mereka akhirnya sama-sama bertelanjang di ruang sempit kelab itu. Yeji merasakan sakit yang luar biasa akibatnya, ia kehilangan kesadarannya begitu semua selesai.
***
Paginya, ia terbangun di dalam ruangan asing. Seingatnya, semua bajunya robek tak bersisa. Akan tetapi, ia terbangun menggunakan piyama berwarna pastel dan bergambar unicorn. Tubuhnya sakit untuk bergerak, Yeji tahu itu pasti efek sisa semalam. Ia benar tak mengenali kamar yang ia tempati itu, kamar yang di desain khusus untuk seorang perempuan, bukan kamar hotel.
Yeji menangis mengingat kejadian semalam, ia mengutuk dirinya sendiri dan kapok tidak mau mengulanginya lagi untuk selamanya.
Saat beristirahat, Yeji melihat seorang berambut panjang masuk ke dalam kamarnya. Orang itu menepuk pahanya dari luar selimut. Yeji ketakutan karena wajah orang itu cukup mengintimidasi dalam diam.
"Tak perlu takut, aku yang menolongmu semalam. Aku yang membawamu ke rumahku. Soal video kamu, paman janji tidak akan menyebarkannya. Paman tahu, kamu hanya membantu anak laki-laki itu." ucap pria itu hangat. "Oh ya, selamat datang di keluarga Nakamoto. Nama paman, Yuta. Nama kamu pasti Yeji, kan?" lanjutnya.
"I... iya." Yeji masih malu-malu.
"Sekarang, kamu keluarga kami. Oh ya, siang nanti kamu akan bertemu kakak dan adikmu. Jangan terbalik, anak laki-laki bertubuh kecil itu kakakmu , sedangkan anak perempuan bertubuh tinggi yang seksi sepertimu itu adalah adikmu. Sebenarnya ada satu lagi anak dari keluarga kami, akan tetapi dia memilih sekolah di asrama." jelas Yuta.
Ada seorang laki-laki cantik yang menyusul masuk dengan membawa mangkuk sup dan segelas susu. Laki-laki cantik itu duduk di samping Yuta dan meletakkan nampan berisi makanan itu di sebuah meja beroda khusus.
"Makanlah sayang, oh iya, nama bibi Winwin, eh jangan panggil bibi, panggil saja Mommy, dan panggil dia Daddy." kata laki-laki cantik itu.
Yeji paham dengan keadaan ini, laki-laki cantik itu pasti punya organ istimewa yang membuatnya punya hormon yang sama seperti perempuan. Mengejutkannya, mereka juga berhasil memiliki anak perempuan yang sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story (Komplek Budaya rt 1 rw 27)
General FictionKisah berdasarkan drama group chat yang menggelitik dan dramatis