'2'

64 25 6
                                    

"Mau sampai kapan sih kayak gini? Lepas nggak?"

Sara menggeleng cepat dan makin mengeratkan pegangannya.
"Sebentar lagi jalan raya, siapa yang tau kalau kamu nanti bakal tabrakin diri ke kendaraan yang lewat? Makanya aku pegangin, mencegah sebelum betulan kejadian."

Dohyon menghela nafas panjang, lalu kembali berjalan tanpa mempedulikan lagi sebelah lengannya yang dipegangi erat.


Well, Dohyon memang berhasil lolos dari security sekolahnya tadi. Dan ugh, sebenarnya Dohyon tidak mau mengakui ini tapiㅡ dia bisa selamat seperti ini berkat bantuan gadis itu sih, ㅡSara.

Tepat saat cahaya senter makin menyorot pintu gudang ㅡyang artinya si security makin mendekat, Sara menyadari kalau pintu gudang terdapat kunci slot. Setelahnya, Dohyon cepat-cepat mengambil tindakan untuk mengunci pintu. Alhasil, si security jadi tidak bisa mengecek kedalam, lalu mereka berdua keluar dari gudang setelah si security meninggalkan rooftop.

Tapi ternyata hal yang lebih buruk justru terjadi. Setelah lolos dari security, Dohyon malah harus berurusan dengan gadis itu.
Sara, dia terus bersikeras untuk ikut bersama Dohyon meski sudah dilarang berkali-kali. Bahkan Sara tidak segan-segan memegangi lengan Dohyon dengan alasan yang sangat menjengkelkan. Sara benar-benar membuat Dohyon seperti tawanannya.

Sesekali Dohyon melirik ke arah Sara yang berjalan disamping kirinya. Gadis pendek dengan dress pink selutut dan sepatu kets putih. Sebenarnya dia itu siapa?
Dohyon tidak habis pikir, bagaimana bisa Sara berada di atap sekolahnya dan berakhir melihatnya sedang melakukan percobaan bunuh diri.

Seolah merasa diperhatikan, Sara balik menatap. Bersamaan dengan itu, Dohyon menghentikan langkahnya membuat Sara juga ikut berhenti.

"Apa?" Tanya Sara.

"Aku mau tanya." Jawab Dohyon datar, tapi wajahnya tampak sangat serius.

Kedua alis Sara terangkat singkat.
"Tanya apa?"

"Kamu.. sebenarnya siapa sih?" Ujar Dohyon to the point.

Dohyon dapat menangkap Sara tampak terkesiap, tapi kemudian dia tersenyum tipis.
"Perasaan aku udah memperkenalkan diri deh? Sara, namaku Saㅡ"

"Bukan itu," Sergah Dohyon cepat. "Maksudnya- kamu itu siapa? Jangan pura-pura nggak ngerti deh, aku tau kamu paham maksud aku apa."

Jeda cukup lama, Sara tampak memikirkan jawaban. Dohyon menatap Sara tanpa berniat mengalihkan matanya sama sekali, dia terus memperhatikan wajah bingung didepannya.

"Aku tau kamu itu jelas-jelas bukan siswa di sekolahku, tapi kenapa bisa ada diatap tadi? Jawab Sara." Dohyon makin menekan.

Sara makin terkesiap dan langsung menghindar dari mata Dohyon yang menatapnya tajam. Bahkan tangannya yang memegang lengan Dohyon jadi mengendur. Mata yang bergerak gelisah serta beberapa kali menggigit bibir bagian dalam, Dohyon dapat menangkap itu selama menatap Sara.
Hanya karena ditanya siapa dia sebenarnya, reaksi Sara terlalu berlebihan menurut Dohyon.

"Nggak bisa jawab?" Dohyon makin menyudutkan karena Sara yang diam saja.

Tapi lagi-lagi Sara hanya diam dan hal itu membuat Dohyon jadi makin geram, dia tidak sabar untuk mendengar jawaban Sara. Rasa penasarannya sudah benar-benar memuncak.

"Sara jawㅡ"

"Ish Kepo! Lagian apa pentingnya sih aku ini siapa? Yang terpenting aku udah berusaha tolong kamu kan?"

"Apa? Heh dengarㅡ"

"Kamu bisa aja bohongin aku," Sergah Sara cepat, "..Tapi tolong, jangan bohongin diri kamu sendiri. Aku tau kamu merasa lega kerena masih hidup sekarang. Jujur aja, kamu nggak terlalu yakin untuk bunuh diri, iya kan?"

ALIVE [Sara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang