Derik serangga malam menyapu pendengaran Frans. Bintang-bintang mulai berjatuhan,mengisyaratkan bahwa langit sedang bahagia. Matanya menyapu padang rumput dihadapannya,sesuatu menarik perhatiannya.Seorang gadis yang ia kira adik kelasnya,sedang menulis sesuatu di buku diary-nya.
Gadis itu berambut coklat sepunggung,wajahnya hanya terlihat dari samping.Jarak antara Frans dan gadis itu hanya sepuluh langkah jika dihitung.Hidungnya mancung,bibirnya kecil. Frans memerhatikan gerak-gerik gadis itu. Ia ingin tau siapa namanya?Mengapa ia sangat tertarik dengan ujung bibir gadis itu yang tiba-tiba terangkat?
Dadanya bergemuruh.Frans benar-benar penasaran. Akhirnya ia putuskan untuk menghampiri gadis berambut coklat itu.
"Emm...Hai," sapa Frans melambaikan tangan ke depan wajahnya yang dibenamkan ke kedua lututnya. Gadis itu mendongakkan kepalanya. Iris mata kuningnya menyapa Frans.
"Siapa kamu?" mata gadis itu mengerjap-ngerjap. Imut.
"Eh.., em Frans. Iya, Frans," ucapnya seraya mengulurkan tangannya.
Gadis itu tersenyum."Kayla," sahutnya menyambut uluran tangan Frans. Jantung Frans berdebar-debar tak karuan. Apa yang terjadi dengannya? Mengapa jantungnya serasa ingin copot,eh?
"Rumah kamu dimana? Kok sendirian?" Frans memberanikan diri untuk bertanya.Kayla menatap sendu rerumputan di hadapannya. "Nggak punya.Hilang," ujarnya sedih. "Loh, kok bisa ?" tanya Frans tidak percaya. Setahunya, rumah kan, nggak bisa dipindah-pindah. Emang kayak siput rumahnya di bawa-bawa? Rasa penasarannya kambuh.
"Yaa, nggak ada yang namanya rumah. Rumahku ya, ini, padang rumput. Yang bikin aku tenang setiap hari tanpa ada yang ganggu," jelas Kayla. Matanya menerawang langit, menembus arak-arakan awan.
"Kalo kamu mau, tinggal di rumahku aja. Aku nggak punya saudara," ajak Frans tiba-tiba. Tangannya menggenggam tangan mungil Kayla. Kayla menoleh menatap Frans. Senyumnya terbit. Dan itu membuat hati Frans adem. "Makasih, tapi padang rumput ini adalah rumahku. Sampai kapan pun akan tetap begitu," Iris matanya menghipnotis Frans. Matanya terpusat pada satu titik hitam di dalam iris kuning Kayla. "Oke,terserah kamu," ucap Frans akhirnya.Ia tidak memaksa.
"Tapi kalo kamu merasa butuh teman, datanglah kapan saja ke rumah dekat bukit itu. Itu rumahku. Pulanglah kesana, karena aku akan selalu menunggumu pulang," ucap Frans tulus. Wajahnya teduh menenangkan. Entah bagaimana bocah umur 12 tahun itu bisa begitu sangat dewasa. Kayla tersipu akan ucapan Frans. Kayla belum paham sekarang, ia akan paham saat ia dan Frans bertemu kembali.
Bintang masih melaju menghujam bumi dengan cepat. Dua bocah cilik yang masih belum tau apa-apa, berpisah hingga langit harus bertindak menyatukan keduanya.Kembali.

YOU ARE READING
Shiawase
RomanceMenceritakan tentang seorang gadis pendiam,namun dalam diamnya menyimpan sejuta rahasia yang bahkan tak seorangpun tahu. Mengandalkan penglihatannya yang tersisa satu,ia akhirnya melihat "anugrah Tuhan" yang dikirimkan untuknya. Seor...