Kopi-Revisi-Kopi-Revisi

6 0 0
                                    



Jam 20:15 dan Venus berkutat dengan revisi tulisannya tentang Waikabubak, salah satu desa terkecil di Sumba yang menjadi salah satu bahan tulisan di rubrik majalah yang ia kerjakan. Seperti biasa, Venus ditemani kopi ketika menulis. Mungkin ini udah kopi ke tiga, dia harus lembur hari ini. Biasanya dia bisa pulang selepas magrib tapi ini ia harus menyelesaikan satu artikelnya sebelum besok di kirim ke mas Deon dan yah semoga tidak revisi untuk ke empat kalinya.

"neng Venus, mamang pulang dulu ya. Sebelum mamang pulang mau dibuatin kopi lagi?" tanya mang Asep OB di DMI.

"ah iya mang pulang aja, nanti Venus bikin kopi sendiri aja mang" balas Venus ramah diiringi senyum manisnya

"yaudah neng, hati-hati yaaaa. Mamang pulang dulu, mangga neng"pamit mang Asep

"iya mang, hati-hati"Venus pun melanjutkan mengerjakan revisinya, berkutat dengan laptop ditemani dengan secangkir kopi.

"La, kamu tu harus ngurangin konsumsi kopi tau. Banyakin minum air putih, kesehatan lambung, jantung sama gula kamu loh di perhatikan" jelas pria itu kwatir

"iya Bagas calon dokter kesayangan Lala"

"kan kan,,, gini kalau dikasih tau pasti cuma iya iya aja tapi besok diulang lagi. Apa perlu aku bilang ke mang Maman buat gak buatin kamu kopi di kantor?"

"apasi, Gas. Gaperlu kali. Gini ya kalau gak ngopi tu rasanya kurang, jadi lemes gak bersemangat"

"sayang, denger ya itu tu cuma sugesti aja yang ada di sini nih " Bagas mendekati Lala (panggilan kesayangan) kemudian mengacak-acak rambut Venus

"Gas, rambut aku yang kamu acak-acak hati aku yang berantakan tau" Venus cengir ke Bagas menunjukkan senyum termanisnya 

"cieeee belajar gombal darimana?" 

"dari kamu lah yang hobinya tiap hari nge gombalin aku wleeeee" Venus terlihat menggemaskan jika sudah begini. Bagaspun memeluknya dari belakang.

"udah yuk pulang, udah jam sebelas malam loh. Besok aku ada Jaga pagi" ucap Bagas sambil membereskan meja Venus

Venus masih terdiam dan berkutan dengan laptopnya, tidak menghiraukan ajakan Bagas

"Venus Angelia Stella, bisa dengerin aku enggak ya tolong?"

"iya Bagas Andrea Wijaya sayang, dikit lagi dikiiiit lagi"

***

"Ve,,,"Sapa Ical yang tiba-tiba muncul di depan Venus

"Venus helooowwwww" karena tidak ada tanggapan Ical pun melambaikan tangannya di depan muka Venus

"hah? Iya apa, Gas?"

"Gas Gas Gas, dikata Gas Elpiji? Ini gue Ical monmaap kalo lu lupa" jawab Ical sedikit bingung dan kesal

"oh elu Cal, kenape?" Venus mulai sadar

"bengongin apaan sih lu?"

"gue ngerjain revisi kali, bengong darimane? sotoy lu?" Venus ngeles

"woyyy mane ada ngerjain revisi pandangannya kosong sambil senyum-senyum kek orang gila gitu?"

"lu ngapain sih Cal ke meja gue ganggu aja!" jawab Venus jutek dan mengalihkan pembicaraan 

"tadi gue mau ke pantry, balikin gelas trus liat ruangan ini masih nyala eh ternyata kubikel elu yaudah gue samperin. Pulang bareng yuk udah jam sepuluh malem nih? Mau nyari setan lu jam segini masi di kantor?"

"hah demi apa udah jam sepuluh?"

"liat noh jam di tangan kiri lu!" Venus pun melihat jam ditangan kirinya

"aaaaaa iyaaaa, mana belom selesei nih, kurang dikit sih"

"lagian lu kebanyakan bengong sih"

"wait tinggal sentuhan terakhir"

"yaudah gue tunggu di depan yak, sekalian gue beres-beres"

"iye"

Venus terdiam, tiba-tiba kejadian 1 tahun lalu berputar ulang diotaknya. Setiap percakapannya, setiap gerak gerik dia dan Bagas semua terekam jelas disana.
"hff kenapa sih harus muncul lagi" gumam Venus

Venus segera membereskan semua laptop dan buku catatannya, tak lupa mengembalikan gelas kopinya di pantry kantor. 

Rahasia BulanWhere stories live. Discover now