Kepulangan

33 7 0
                                    

15 tahun sudah penantian dua orang sahabat ini akan pujaan hati mereka. Kini Maria telah kembali dari Spanyol, ia menjadi gadis yang berbeda. Gaya nya yang anggun sangatlah bertolak belakang dengan dirinya sewaktu kecil.
Semua terpanah melihat kecantikan dan ke anggunanya, banyak wanita berbisik-bisik akan kecantikan Maria seolah-olah mereka memang sirik.

Hari ini Manolo akan menunjukan aksinya dilapangan, sang Matador muda tampan yang akan menaklukan banteng dengan seninya.
Maria Dan Joaquin berada di tempat duduknya menyaksikan Manolo beraksi, Joaquin semakin mengagumi Maria saja. rasanya tak ingin melepas pandangannya dari wajah Maria hingga tidak sadar bahwa acaranya telah dimulai.

Setiap aksi yang dilakukan Manolo membuat semua bertepuk tangan, tak henti-henti ia melirik ke Maria seakan-akan ingin menunjukan bahwa ia adalah laki-laki hebat yang pantas untuknya. Tapi reaksi Maria biasa saja bahkan ia tidak bertepuk tangan ataupun tersenyum sama sekali, Joaquin yang berada disebelah Maria pun bingung dan merasa aneh, tapi ia juga senang berarti Manolo tidak ada peluang dengan Maria.

Kini tiba dibagian akhir pertunjukan ini yaitu, membunuh sang Banteng.
Ini lah yang paling Manolo takuti dan tak pernah bisa ia lakukan, ia melihat ke arah ayahnya Dan melihat raut wajah yang berharap bahwa ia akan menyelesaikan ini dengan baik.

"Manolo, kau ini Sanchez kau pasti bisa melakukannya dengan mudah" teriak ayah Manolo untuk meyakinkan Manolo.

Manolo mengambil kedua pedangnya, dan mengarahkannya pada Banteng itu. Suasana menjadi tegang saat Manolo secara perlahan berjalan mendekati Banteng sambil memegang kedua pedangnya. Maria hanya bisa melihat Manolo dan berharap supaya Manolo tidak melakukan itu.

"Ayo Manolo, kau bisa kau pasti bisa" teriak Joaquin pada Manolo.

Manolo mulai mengarahkan pedangnya lagi dan melihat pantulan wajah Maria di pedangnya. Sejenak ia berhenti semua terasa membingungkan, tapi ia ingat "ikutilah apa kata hatimu, Manolo."
Manolo dengan yakin mulai berlari Dan menancapkan pedangnya.

Semua orang mendadak terdiam, Ada satu suara tepukan tangan diantara teribun penonton, yaitu Maria. Semua kecewa dengan tertancapnya pedang ditanah dan beranjak meninggalkan Manolo sendirian, ayahnya merasa sangat marah dan melempar gitarnya ke arah Manolo hingga tepat mengenai kepala Manolo. Ia terjatuh bersama dengan gitar kesayanganya, tak lama ia bangkit dan mulai memainkan sebuah lagu dikesendiriannya waktu itu.

Tanpa Manolo sadari suara indahnya membuat Maria yang sedang memandanginya diam-diam menjadi yakin bahwa perasaannya pada Manolo Tak sama dengan apa yang ia rasakan pada laki-laki lainnya.

SANCHEZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang