Ini kali ya IGnya," ucapnya sambil mengigit ujung jari telunjuk. "Aku coba kirim pesan aja deh," lanjutnya sambil mengetikan beberapa kalimat.
"Asalamualaikum, maaf mengganggu. Saya mau bertanya. Apakah benar kakak ini mendaftar kuliah di Uniska jurusan Psikologi?
"Kirim gak ya?" Ucap gadis itu sambil menimang-nimang ponselnya. Beberapa detik kemudian dia memutuskan untuk mengirim pesan tersebut dan berharap semoga pesan tersebut tidak berakhir sia-sia.
Hampir dua jam berlalu, tapi gadis itu belum juga mendapat balasan dari akun Instagram yang dia yakini adalah anak Sikologi.
"Kenapa gak dijawab si?" Ucap Amira sambil meletakan ponselnya di atas meja belajar. "Aku nyari lagi aja deh akun Instagram lainnya," Lanjutnya lalu mengambil ponselnya dan berjalan menuju ruang tamu.
Amira Hasna adalah tokoh utama dalam cerita ini. Dia memiliki banyak pemikiran yang tidak bisa ditebak oleh orang lain. Dia tidak pintar, dia tidak cantik, dia tidak tinggi, tapi dia baik dan kebaikannya itulah yang membuat orang lain menyukai dia apa adanya. Eitsss tapi tunggu dulu terkadang dia bisa menjadi pemicu pertengakaran, dia memiliki suara yang keras, dia memiliki lidah yang tajam dan lidahnya itu dapat membuat seseorang langsung membencinya.
Amira berjalan menuju ruang tamu. "Mir, kenapa main hp terus, sini bantu Mama," ucap Mama Laila
"Bentar Mah, aku lagi nyari temen yang satu jurusan sama aku di Uniska."
"Yaudah kalau gitu, kalau udah nemu nanti bantuin Mama ya."
Amira hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Ini ada anak Sikologi, tapi kok laki. Yaudah deh gpp aku cari IG nya siapa tauuu dia beneran anak Sikologi," ucapnya sambil membuka aplikasi Instagram.
"Nah ini dia akun Instagramnya. Aku mau coba Dm siapa tau di bales.""Asalamualaikum, maaf mengganggu. Saya mau bertanya. Apakah benar kakak ini mendaftar kuliah di Uniska jurusan Psikologi?"
Setelah mengirimkan pesan yang sama tapi dengan orang yang berbeda Amira meletakan ponselnya lalu berjalan ke arah Mama nya untuk membantunya.
"Mau dibantu ngapain, Mah?" Tanya Amira.
"Beliin garam ke, Bu Mel ya," ucap Mama Amira sambil memberikan uang Rp.10.000.
"Oke."
Amira melangkah keluar rumah, tapi tiba-tiba saja dia teringat sesuatu lalu berlari ke arah ponselnya. "Kamu kenapa?" Tanya Mama Amira.
"Ini lho batrei ponsel aku habis. Aku mau cas dulu habis itu beli garam."
"Yaudah sana di cas dulu."
Amira berjalan menuju kamarnya lalu dia meng-charger ponselnya lalu berjalan keluar untuk membeli garam.
Jam menunjukan pukul 16.45 WIB. Amira berjalan menuju kamarnya, mengambil ponselnya dan menekan tombol power lalu menyalakan data seluler dan membuka aplikasi Instagram.
Amira terkejut, dia mendapat balasan dari akun Instagram Bagas. Dia membacanya lalu tersenyum.
"Iya, betul, saya anak Sikologi Uniska tahun ini."
"Hehehe salam kenal ya, aku juga ambil jurusan Sikologi di Uniska."
"Kok bisa tau IG saya ya?"
"Aku kan ngecek di Web Uniska siapa aja yang keterima terus ada nama kau jadi aku cari IG kau habis itu aku DM deh."
"Oh gitu."
"Boleh minta nomer WA Kakak?"
"Buat?"
"Kita kan bakal satu jurusan, nah gak ada salahnya dong aku minta nomer wa kau."
"Nih, 082220135043"
"Okei, lanjut wa aja," Amira menutup aplikasi Instagramnnya setelah mencatat nomer Whatsapp Bagas.
Dan dari sinilah kisah mereka di mulai.
YOU ARE READING
Amira Hasna
Teen FictionAmira Hasna gadis yang lucu, menggemaskan, menjengkelkan, usil, banyak tingkah. Dia mengenal Bagas saat dia mulai menginjakan kakinya di perkuliahan. Mira menyukai Dimas sejak saat pertama bertemu. Selamat membaca kisah ini semoga kalian bisa terhib...