Danke

18 0 0
                                    

Semarang, 13 Desember 2018

Bismillah
Terimakasih atas semua kenangan yang telah kamu ciptakan untukku, terima kasih atas semua kisah yang telah terjadi, memang benar yang dikatakan orang, bahwa fitrah seorang perempuan itu dikejar bukan mengejar. Mungkin mengejarmu tanpa henti takkan membuat hati dan imanmu goyah, justru kedatangku membuat kamu mulai merasakan dunia mu telah terganggu dengan adanya aku yang menjadi parasit di hidupmu, dan terima kasih atas kesempatan mengenalmu walaupun hanya sesaat namun bermakna dalam hidupku dan membuatku untuk terus belajar apa artinya sebuah kesabaran akan setiap perubahan dalam roda kehidupan ini.

Aku tak memaksamu untuk membalas rasa ini, karena setiap hati berhak untuk memilih kepada siapa ia akan berlabuh. Jadi maaf jika hati ini pernah memilihmu untuk menjadi pangeran di hatiku, kamu tahu hingga saat ini pun hati ini masih terbuka untukmu, dengan begitu kamu juga telah membuka luka baru hingga aku lupa bagaimana caranya untuk mengobatinya. Dan tanpa sadar aku menikmati luka itu, hingga aku melupakan bahwa sebenarnya kita tidak pernah bertegur sapa, dan faktanya kita tak pernah saling mengenal, aku hanya mengetahui namamu saja, karena aku tau sosokmu itu sulit tuk tersentuh oleh perempuan manapun, kau begitu dingin menanggapi perasaan seorang perempuan, seperti halnya dengan perasaanku terhadap mu selama ini. Engkau begitu cuek dengan perhatian yang pernah aku berikan kepadamu, entah apa yang membuatmu jadi separti ini atau denganku saja kamu seperti ini?.

Mungkin aku terlalu gegabah untuk memutuskan sesuatu, sehingga pada malam itu aku mengirimkan sebuah pesan yang sampai saat ini tak kunjung terbalas. Memang apa sih yang bisa di harapkan oleh gadis SMA Seperti ku?, "Masih anak bau kencur paling juga cintanya, cinta monyet!" mungkin itulah kata kata yang terlintas dalam otakmu, sehingga membuatmu enggan untuk menjawab pesanku. Sakit hati? Tentu, tapi aku justru menikmatinya, dan saat itu aku merasakan harga diriku jatuh setelah pesan itu terkirim. Seiring berjalannya waktu aku mulai belajar untuk merelakan sesuatu yang bukan menjadi hakku, jika kamu bukan di takdirkan untukku aku siap untuk mengikhlaskan mu dengan yang lain, asalkan kamu bahagia itu cukup bagiku untuk merasakan kebahagiaan mu juga.

Di sini ku ingin meminta maaf atas perasaan yang hingga saat ini masih tersimpan rapi di tempatnya, maaf karena aku pernah merindukan mu, padahal aku tau seharusnya aku tak boleh memendam rindu ini terhadapmu karena aku tahu kamu bukan lah hak ku. Entah sampai kapan rasa ini akan hilang? Aku pun tak tahu, tapi dengan berjalannya waktu rasa itu akan sirna dengan sendirinya. Dan semoga kamu bisa mendapatkan seseorang yang pantas menduduki hatimu, yang bisa membuatmu tersenyum setiap saat, yang tak akan pernah bosan di pandang wajahnya, jika berbicara suaranya dapat menentramkan jiwa, yang tutur katanya dapat menjadi penyemangat dalam mencari rejeki, selalu bisa memahami keadaanmu, dan perempuan itu bukanlah aku karena aku jauh dari kata itu semua. Allahu a'alam bishoab.

Sekali lagi terimakasih atas pelajaran perihal menunggu, memang menunggu tanpa kepastian itu yang di dapatkan hanyalah harapan semu. Darimu aku belajar artinya kesabaran, kesabaran atas sikap dingin mu selama ini. Kini aku pun menghargai sikap dinginmu terhadap perempuan, karena kamu tak mau memberikan harapan semu kepada mereka dan termasuk juga dengan diriku. Dengan sikap dinginmu aku tau memang selayaknya kita harus menjaga jarak terhadap seseorang yang akan mendekati kita dengan itu kita bisa menjaga apa yang telah ada di hati. Danke very much, karena kamu tidak pernah menjanjikan sesuatu terhadapku sehingga aku tak pernah kecewa, dan dengan respon dingin mu itu aku jadi menghargai apa yang telah ada di hatimu. Semoga kamu selalu bahagia dengan seseorang yang telah ada di hatimu, begitupun sebaliknya kini aku bahagia dengan apa yang telah aku miliki.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 18, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Red HoodieWhere stories live. Discover now