"Untuk kamu,Psikopat yang membuatku takut,namun tak mau kamu jauh dariku."
Dara mengetuk jemari-jemari indahnya dan mulai terkantuk saat pak Chiko menerangkan ilmu di kelasnya.
Dara duduk sembari menggerakkan kakinya.
Dara menguap berkali-kali,satu hal yang ia bisa lakukan hanya dengan pergi ke toilet yang berada di arah utara."Ngantuk banget yaampun.."keluh Dara yang mengucek matanya untuk keseribu kalinya.
"Lo minum kopi gih"suruh Seville.
"Duh,aku gak kuat minum kopi,ntar mabok"
"Ketiban setan paling"
"Idihh emoh!"
Dara menepuk tangan Seville cukup keras.Dara kembali ke kelas yang kini para murid menatap tajam ke arah papan tulis yang berisi tulisan-tulisan yang rumit."Bapak akhiri sampai sini saja."
Dara menghembuskan nafas lega karena kini mata pelajaran terakhir telah berakhir."Dara!jangan lupa ikut kelas malam!"perintah pak Chiko menekan kata Dara.
Dara segera mengiyakan perintah pak Chiko dan mengambil buku kimia yang sejak tadi tak disentuh dan segera memasukkannya kedalam tas gendongnya."Lembur lagi lo?"tanya Seville sembari menyeruput minuman kotaknya.
"Iya,kamu gak ikut kelas malam?"tanya Dara sembari membaca beberapa soal yang diberikan pak Chiko.
"Gue harus latihan basket,lo kalo ada apa-apa bilang gue ya!"perintah Seville kepada Gadis yang kini ia acak-acak rambutnya.
"Ishh!lepas ih Seville!"Dara segera melepas paksa tangan Seville yang sangat kuat.Seville mulai tak terlihat dipandangan Dara,cowok itu memang selalu sibuk dan jarang menemaninya kelas malam.
Dara sudah biasa saat Seville tak mau menemaninya kelas malam,namun karena dia tergolong introvert ia tidak mudah berbaur dengan beberapa murid di kelas malam.
.
.
.
"Duh capek banget!"Dara meregangkan tangannya.Dara mengambil tasnya dan cabut dari kelas malamnya,ia berjalan sembari membaca buku novel yang ia pinjam dari perpus.walaupun dinilai introvert Dara masih bisa disebut anak yang "sedikit" dikenal karena parasnya cukup memikat kaum adam.Dara bukan orang yang mudah bersosialisasi dengan orang banyak,satu-satunya temannya hanyalah Seville,itupun bukan se-gender dengannya.
Dara cuma berharap dia bisa bersosialisasi dengan beberapa orang agar tak terus bergantung pada Seville."Tring!"
Suara ringtone ponsel Dara yang membuat tangannya dengan cepat mengambil ponselnya dari saku.
"Dara?ada dimana?"
"Ini di jalan."
"Lo gak nyasar kan?"
"Ya enggak lah!"
"Yaudah,kalau lo diikutin bilang gue yaa!"
"Iya kakak Seville!"
Dara menutup ponselnya dan terus melanjutkan perjalanannya.Tak..tak..takk..tak
Ntah kenapa ada irama kaki yang mengikuti irama hentakan Dara.
Suaranya pelan..
Dara tetap berjalan dengan tenang dan sebisa mungkin tak terlihat panik.Tak tak tak tak!
"Lari ra!!!"tanpa ambil pusing Dara segera berlari sekencang mungkin.
Dara memfokuskan matanya kearah depan.
"Sedikit lagi raa!!!"
"BRUKK!!"
Dara terhempas kearah trotoar.
"Ah,mampus aku"
Dara menutup mata rapat-rapat dan mulai membaca doa-doa setidaknya minimal ia mati dalam keadaan suci."Hei!"
"Dompet lu ketinggalan nih."suara itu membuat Dara menengok keatas.
"Hah?"tanya Dara dalam hati
Dara segera membangkitkan dirinya dan melihat dompet berwarna merah batu bata dipegang oleh lelaki yang tidak ia kenal.
"Ooh..makasih ya!aku kira penguntit"Dara segera mengambil dompet tersebut pelan-pelan.
"Makasih ya!"Dara berterima kasih untuk kedua kalinya.
Dara segera lari dari tempatnya terjatuh."Tunggu!"teriak lelaki itu.
"Hmm?"Dara membalikkan tubuhnya.
"BAM!!"
suara dentuman pemukul Baseball,mengenai kepalanya.
Dara merasakan dentuman menuju kepalanya. pusing..Dara mulai tertatih,jalannya terputus,kakinya mulai goyah,kepalanya terus mengucurkan darah segar,pusing,matanya kabur."BRUKK!!"Dara jatuh, badannya terasa berat, ia pingsan.
"Hai Dara"sambutnya.
"Salam kenal,gue..."dia menyunggingkan senyumnya yang terlihat bengis dan dingin.
Dara tak kuat menahan rasa pusing,ia mulai memejamkan matanya, kini pandangannya gelap gulita.👹
YOU ARE READING
psycho partner
Teen FictionDara berfikir bahwa ia dilahirkan untuk sebuah cobaan dan tidak pantas untuk merasakan arti kebahagiaan. Dara merasa hidupnya penuh dengan kesialan. namun kesialan kali ini mempertemukannya dengan Ethan,iblis yang tak tahu arti empati. Sikap Etha...