1

104 3 0
                                    

"Siang-siang bolong gini kok rajin banget Olahraganya Say?".

Leherku bergerak miring dan membengkok ke sebuah suara yang berasal dari kanan tanganku setelah aku selesai mengelilingi lapangan sekolah sebanyak 20 kali.
Brengsek!.

Yang tadinya wajahku kesal dan muram, kini langsung berubah begitu saja saat aku tau siapa pemilik suara itu.
Aku tersenyum, ketika Teman sekaligus sahabat, Charlotte datang menemuiku.
Yang tadinya tubuhku kaku dan lelah, kini berangsur-angsur hilang ketika dia mendekatkan diri kepadaku dan memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapi.

"Nggak usah berlagak sok nggak tau deh'." Balasku dengan nada yang seolah-olah Charlotte sudah tau kenapa aku bisa olahraga di siang bolong.

Sementara itu, Charlotte melipat tangan di depan dada dan langsung geleng-geleng kepala.

"Udah di bilangin, kalo pulang sekolah PRnya langsung di kerjain. Jangan malah main ep-ep.". Ceramah Charlotte.

Aku memicingkan mata dan berdecak sebal selama sekian detik sehingga Charlotte berhenti untuk ceramah lagi.
Aku tau bahwa dia akan melanjutkan sabdanya jika aku tidak menampakan wajah muak.

"Buru ah' ke kantin aja. Stop ceramah siang bolongnya". Balasku sembari berjalan terlebih dahulu meninggalkan Charlotte.

"Say, tungguin....". Ucap Charlotte ketika dia mencoba mengejar ku.

Setelah kami sudah sampai di kantin, aku dan Charlotte memesan es teh dingin dan beberapa cemilan sebagai pelengkap.

"Nel, lo udah persiapan buat kemah besok sama anak-anak sekolah Dwijaya kan?".

Aku tersentak saat Charlotte membicarakan tentang perkemahan.
Aku menjadi lupa bahwa besok, sekolahku yaitu hanya dikelasku, akan mengadakan camping bersama dengan sekolah kelas tiga tetangga.
Maksud dari perkemahan bersama ini, hanya untuk silaturahmi antar sekolah.
Namun, tempat perkemahannya berpisah-pisah.
Satu kelas di bagi menjadi 5 kelompok yang masing-masing akan di isi oleh 5 anggota perkemahan.
Kebetulan, anggotaku berjumlah 6 orang.

Aku, Charlotte, Sena, Mike, Martin, dan...
Hhhh...
Aku malas menyebut nama orang itu.
Sebenarnya aku tidak ingin dia ikut dalam anggotaku. Andai saja nama-nama yang terpilih tidak di seleksi seperti memasukan nama-nama anggota kelas dan mengocoknya seperti arisan di dalam gelas.

Danielle Burak.
Namanya saja sudah tak kusuka. Apalagi orangnya.
Orang super dingin dan terkesan menyeramkan dimata ku.
Namun entah kenapa, kesanku kepada makhluk menyeramkan itu berbanding terbalik dengan orang-orang di sekitarku.
Charlotte misalnya.
Dia sangat suka dan memuja-muja si Danielle Burak ini.

Padahal menurutku dia adalah anak yang pas-pas an.

"Nel....". Charlotte mengayunkan tangannya didepan wajahku.
"Jangan Halu please, lagi mikirin apa-sih??".
Lanjut Charlotte membangunkan ku dari lamunan singkat.

"Jangan bilang kalo lo lupa sama persiapannya kan?". Terobosnya lagi.

Aku memunculkan gigiku.

Charlotte memicingkan mata.

"Sumpah ya, lo ngerjain apa aja sih dirumah sampe lo lupa sama perkemahan besok? Gue nggak mau lo keliatan setupidddd ya di depan si Danielle. Bisa mati pamor gue, kalo misalkan nanti lo ketahuan setupid kan bisa gawat". Charlotte terus mengeluarkan sabda-sabda yang tidak ada faedahnya, sedangkan aku sudah pergi dari kantin untuk masuk kekelas karena badanku sudah fresh kembali.
Jujur, aku bosan karena Charlotte terus saja menceritakan betapa dia meng-Agungkan sosok Danielle itu Setiap hari.
Dan di akhir setiap ceritanya, pasti aku akan mual.

No RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang