"Nanti pertemuannya akan di laksanakan di lokasi perkemahan dengan Sekolah Dwijaya. Kakak harap, kalian bisa akrab dengan murid-muridnya. Dan bisa saling tolong menolong satu sama lain". Penjelasan dari Kakak pembimbing yang bernama Fatar, cukup membuatku mengangguk mengerti.
Kami disuruh untuk mengecek beberapa barang bawaan kami sebelum berangkat ke lokasi perkemahan terlebih dahulu.
Kendaraan yang kami bawa ke sekolah, di tempatkan di dalam kelas dan terkunci rapat. Karena kami akan menaiki Mobil Buss sekolah untuk kesana.
Teman-teman yang lain sibuk mengecek barang bawaan mereka termasuk Charlotte.
Dia sibuk memilih beberapa buku novel horror dan mengepaknya lagi untuk dimasukkan kedalam tas."Kenapa yang dibawa malah Novel Horror?". samberku ke Charlotte saat dia sudah sukses mengecek barang-barangnya.
"What's wrong emangnya?". Jawabnya.
"Ada waktu gitu, untuk baca Novel Horror?". Lanjutku.
Charlotte mengangkat bahu.
"Pelarian satu-satunya. Mengingat gue udah baca Novel yang gue beli kemarin. Dan yang tersisa cuma Novel brengsek ini". Jawabnya kesal."Eheemmm". Kak Fatar berdeham setelah mendengar Charlotte mengatakan kata kasar.
Charlotte tersenyum ke arah kak Fatar. Seperti orang yang tidak ingin disalahkan.
Aku hanya tertawa kecil dan geleng-geleng kepala.
Sementara itu, aku melihat beberapa anak lain yang sedang mengecek barang bawaan mereka.
Sena terlihat membawa Mie Instan, aku juga membawa beberapa mie instan dan air mineral di dalam tas gunungku.
Mike terlihat memeriksa kunci gitarnya yang memang kebetulan dia adalah anak yang selalu membawa gitar kemana-mana.
Dia anak yang pandai bermain musik.
Dan Martin, barang-barang yang ia bawa sama seperti aku dan Charlotte. Beberapa buku, mie instan dan juga ponsel beserta Power Banknya.
sedari tadi yang tidak ku lihat mengecek barang-barangnya adalah Danielle.
Dia sibuk dengan ponselnya tanpa menghiraukan siapapun.Dan Charlotte sempat beberapa kali curi-curi pandang ke Danielle.
Dan itu membuatku muak seketika.Jujur, dari enam orang di kelompokku, aku hanya akrab dengan Charlotte seorang.
Aku tidak akrab dengan Mike, meskipun dia adalah anak yang Humoris.
Sena, anak yang baik dan beberapa kali sempat mengobrol dengannya jika kami tidak ada pelajaran di kelas.
Martin, si penggemar Novel seperti Charlotte yang anaknya memang pendiam dan jarang sekali bergaul dengan teman sekelasnya.
Dan terakhir si Danielle.
Sepertinya dia anak yang susah untuk akrab dengan orang lain mengingat tingkah dan sifatnya yang sangat dingin.
Dia hanya sibuk dengan diri sendiri tanpa melihat orang-orang di sekelilingnya."Oke, saya rasa sudah cukup. Sekarang sudah menginjak jam setengah tiga kurang. Kita harus segera kesana agar kita tidak bertemu dengan malam". Kak fatar mengakhiri sesi Pembekalan kemah kami dan kami langsung pergi dari sekolah untuk naik ke dalam Buss yang akan kami naiki.
"Lo liat Danielle Deh', Nel". Charlotte berbisik pelan saat kami duduk di bangku Buss masing-masing.
Aku duduk dengan Charlotte, sementara teman-teman yang lain duduk di bangku Buss sendiri-sendiri.
Aku bisa melihat dari raut wajah mereka masing-masing yang benar-benar tidak menginginkan perkemahan ini di laksanakan.Aku melirik orang yang dimaksud oleh Charlotte.
Orang yang di maksud Charlotte sedang menengok ke arak jalan di samping kaca mobil sekolah."Apa?". Aku mengangkat bahu kepada Charlotte setelah aku sukses melihat orang yang di tunjuk Charlotte.
Apa yang harus aku lihat dari seorang Danielle?