bagian 4

1 0 0
                                    

                   .....kubenci Faisal
                        Ku benci Gibran.....

hari ini aku sengaja berangkat pagi diantar kak sahita. Aku gak mau berangkat bersama faisal karena peristiwa kemarin.

Saat kami berpapasan dikantin pun aku hanya menghiraukannya, memasang muka cuek walau ia beberapa kali memanggilku. Sebenarnya ingin ku menghampirinya menanyakan kabarnya, karena ia masuk sekolah memakai kursi roda. Aku sungguh khawatir tapi disisi lain ku sebel sama dia, karena ia rese bisa bisanya nyimpen foto cewe lain.

"Lo lagi berantem sama faisal...?"

Kata Melsya membuka pembicaraan disaat pelajaran bu retno.pertama ditanya aku hanya diam dan masih fokus ke pelajaran.

"Cerita dong vik... udah kaya siapa aja gak mau ngomong"...

Akhirnya omongan melsya membuatku terpancing untuk bicara.

"Gimana mau...__"  kataku terpotong saat suci yang ada di depanku menolehku.

"Vik... kemarin itu lo diajak my beby trus ditarik tanganya ngapain yaa..."

Tanya suci, nada bicaranya pelan saat itu bu retno sedang menggangkat telpon jadi dia berani menoleh ke belakang.

"GIBRAN...?" Kataku memastikan apa itu orangnya.

Suci mengganguk sedangkan Melsya melongo

"Gak tau tuh tiba tiba bilang kalo gue gak boleh pulang dulu ada orang bakal nyakitin gue" jelasku

"Tapi lo gak ada hubungan kan sama dia..."

Kata suci memastikan kalo aku gak ada status apa apa sama gibran

"Ya gak lah... orang baru kenal kemarin"

Suci pun mengganguk lalu kembali membalikkan badannya menghadap depan.

"Lho lo kenal gibran vik...?" Tanya melsya yang penasaran deh dari tadi padaku.

"Belum kok, baru aja"

Jawabanku ini sepertinya masih dibuat penasaran oleh melsya karena ia menatapku trus, akhirnya aku menatapnya balik.

"Seminggu dah ada belum...?" Tanyanya lagi

Aku menggeleng.......

"Mendingan lo jauh jauh deh dari gibran" bisik melsya ditelingga

"Kenapa...?"

"Gue liat kemarin gibran kebut kebutan dijalan trus nyerempet faisal saat faisal turun dari mobil karena mobilnya mogok" jelas melsya

"Haa .....apa...?" Teriakku

Seisi klas langsung melihatku, aku sontak melihat depan. Untung bu retno masi telponan di depan pintu, jadi sepertinya bu retno tak mendengarkan ku berteriak.

"Ia bener vik...." kata melsya sambil menepuk pundakku

"Lo kok tau sedetail itu sih"

"Sebenarnya waktu itu..... gue lagi jalan bareng diboncengin galang, trus ketemu gibran dijalan"

Hal ini membuatku membenci keduanya. Ku benci faisal dan gibran.

               ^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Ku menunggu ojek onlain yang kupesan didepan gebrang sekolah. Aku melihat faisal yang dijemput sopirnya. Ingin ku berniat mengampirinya tapi aku sungguh tak berani untuk kali ini berbicara dengannya.

Mobilnya melaju didepanku. Tiba tiba aja mobilnya berhenti tepat disampingku berdiri. Kaca mobil kedua dibuja, ada sosok faisal berada didalamnya.

"Vik.... kemarin lu kerumah yaa, trus lo kekamar gue"

Kata faisal......... suaranya bernada kecil

"Gak tau"

Ucapku yang tak menatap faisal sama sekali.

"Kemarin lo liat foto foto gue sama latifa yaaa......"

Ucapnya lagi.....

"Gue gak tau...."

"Kalo lo gak mau bahas masalah ini kapan selesainya coba. Mau lo dengerin penjelasan gue"

"Gak usah, gak minat dengerin cerita lo"

"Kalo mau lo, ya udah kita jauhan aja sampai lo mau bicara sama gue"

Seketika kaca mobil ia tutup..... lalu mobilnya melaju meninggalkanku yang masih berada di gerbang sekolah.

10 menit kemudian.......

"Mbak yang pesen ojek ya.."

Kata seorang ojek yang membawa motor beat hitam.

Aku mengangguk lalu mengambil helm yang ia lontarkan ke aku.

Dirumah aku masuk.... melihat ibu yang memainkan ponselnya didepan tv, duduk disofa.

"Ibu.... mana yang lain"

Kataku sambil duduk disofa

"Di rumah sakit,  nak ibu capek... biaya rumah sakit ayahmu cukup besar, ayahmu harus memakai alat yang canggih canggih untuk bisa mempertahaankan hidupnya"

"Emang berapa bu...?"

"100 juta"

"Hah..... itu biaya yang cukup mahal buu"

"Menurut ibu itu gak mahal... jangan bilang kesiapa siapa...."

Aku mengganguk dan memperhatihan ibu dengan seksama.

"nanti kakakmu dan kedua adikku tidur di rumah sakit, ibu dapet job. Nanti ibu akan melayani pelanggan ibu. Tapi sebelum itu kamu harus menyiapkan minum dan cemilan untukknya.....PAHAM....."

"HAH....APA.... ya ampun ibu gak baik"

"Kalo kamu gak setuju mending kamu aja yang lunasin biaya ayahmu"

Aku menunduk. Bukan ku tak mau melunasi biaya ayah, tapi aku juga gak bisa kehilangan ayah gitu aja

"Kenapa diem.......?"

"Iya buuu...... terserah ibu"

"Okeee"

Ibu berjalan keluar rumah, aku mengitip dari kaca jendela. Ku liat ibu dihampir i cowo yang memakai jas dan membawa mobil hitam. Lelaki itu sungguh sudah sangat tua, apakah dia yang yang akan ada dirumahku malam nanti, sungguh kutakut tapi aku bisa apa...?

               ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

#wuih makin seru gak.....
#pokoknya tetep dibaca yaaa sampai aku selesai nulis
#jangan cuma dibaca, kasih bintang juga gpp😆😆😆

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VIKA AYUNDIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang