03; The happiness

104 18 1
                                        








Pelan-pelan Nisa membuka matanya yang masih terasa berat karena mengantuk. Tidurnya harus terganggu karena suara berisik dan guncangan kecil yang ia rasa di atas kasur.


Nisa langsung membalik tubuhnya dan mendapati Dabin yang sudah berpakaian rapi sambil memasukkan beberapa baju dan barang ke dalam koper.


Tentu saja Nisa kaget dan langsung bangun untuk duduk. Dabin yang baru sadar kalau Nisa sudah bangun juga ikut kaget karena pergerakan istrinya.


"Mau kemana?" tanya Nisa pelan.

Dabin melirik Nisa sekilas. "Hehe kebangun ya. Maaf sayang," balas Dabin lalu kembali memasukkan barang ke kopernya.

"Iiii mau kemanaaaa," rengek Nisa seperti anak kecil sambil menahan tangan Dabin.


Dabin tertawa kecil lalu ikut naik ke atas kasur sambil menggenggam tangan Nisa dengan kedua tangannya.


"Tadi subuh aku ada telepon mendadak buat ke Brazil," kata Dabin.

Nisa langsung menarik tangannya, "Ohh kirain mau ninggalin aku diem diem."

Dabin terkekeh sambil mngelus rambut Nisa, "Ya ngga lah sayang, aku ngga akan ninggalin kamu selain karena kerjaan," balas Dabin.


Kemudian Dabin mengecup singkat sudut bibir Nisa. Rupanya kejadian Jaewon yang dulu pernah meninggalkannya diam-diam masih membekas di ingatannya.


"Berapa lama?" tanya Nisa.

"Seminggu kayak biasa, mungkin?" jawab Dabin sambil menaikkan bahunya.

Nisa menganggukkan kepalanya, "Yaudah sini aku bantuin buat packing!"

"Udah beres kok. Gimana kalo kita sarapan aja sekarang?"


Mereka berdua tersenyum lalu keluar dari kamar sambil berpelukan. Ada ada saja tingkah pengantin baru ini.


Hyojong yang melihat mereka keluar dengan posisi itu hampir saja memuntahkan kembali air yang baru saja diminum.


"Ada ada aja lo bedua," kata Hyojong sambil menggelengkan kepalanya.

"Abis Dabin nya mau pergi!" sungut Nisa dengan nada seperti anak kecil.


Dabin yang gemas langsung memeluk Nisa lebih erat lagi sambil menciumi wajah istrinya itu. Maaf ini Hyojong juga pengen cepet-cepet kayak gitu.


"Kemana lagi Bin sekarang?" tanya Hyojong.

"Ke Brazil kayak biasa," jawab Dabin.


Mereka bertiga pun duduk di meja makan. Nisa meletakkan sandwich di piring Hyojong, Dabin, dan piringnya sendiri. Dan mereka pun mulai sarapan.


"Bin, gue pengen nitip oleh-oleh dong?" pinta Hyojong.

"Oh boleh. Mau oleh-oleh apa?" jawabnya.

"Gue pengen dibawain kopi. Kopi apaan aja lah yang paling enak menurut lo," kata Hyojong. Dabin mengangguk sambil mengacungkan jempolnya.

"Kopi buat siapa A? Lo kan ngga ngopi," kata Nisa.

"Ya pengen aja lah," jawab Hyojong sekenanya.


Kemudian Nisa dan Dabin saling bertatapan sambil menaikkan bahunya.


Setelah acara sarapan selesai, Nisa langsung mengantar Dabin ke bandara meskipun merasa sedikit tidak rela.






















》》》》》💕《《《《《

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang