”Bu, jadi gimana ya yang koala mau izin seminggu pergi itu? Boleh nggak ya bu.”
First statement
Oiya, tidak apa-apa nangi kuliah ambil jatah idak masuk saja ya. Nanti buat Peaktikum bisa kok kan alasannya jelas. Nanti Koala buat surat izin saja ya kasih ke Saya.Second is the sidang
Baik Saya tanyakan dulu ya.Duduklah Sang Koala dan teman dekatnya menghadap ke dosen pembimbing akademiknya di ruang dosen. Berjejer melingkar meja dosen dan pemilik tempat. Lalu gue merasa tiba-tiba ini ruang dosen jadi mencekam dan berasa jadi ruang sidang. Lu mau disidang gimana nasib dan hidup lu dalam seminggu yang akan lu pergi menibggalkannya.
“Mbak, ini ada yang mau izin acara keluarga seminggu. Bisa tidak ya mbak Praktikumnya izin?" tanya seorang dosen pembimbing gue.
"Wah ya nggak bisa ya kalau acara keluarga. Hitungannya tidak masuk Praktikum." Jawab dosen Ketua Program Studi tercinta.
"Jadi gimana ya bu baiknya?" tanya lagi si anak lugu.
“Yasudah, begini saja. Kan tiap Praktikum itu ada pembimbing penanggung jawabnya masing-masing. Coba kamu tanyakan dulu ke setiap dosen. Pak, kalau saya kira-kira pergi dan tidak bisa hadir Praktikum bagaimana ya Pak konsekuensinya. Tanyakan saja kepada masing-masing PJnya. Ya. Siapa fau ada yang boleh kan kita belum tau.” Bener-bener jawaban penenang dan yang paling masuk akal di otak gue saat itu. Jawab dosen yang ngomongnya cepet banget tapi gue selalu ngerasa kalau bapak ini setiap ngomong selalu ngangkat dan kasih optimisme ke mahasiswanya.
"Tidak apa-apa nak, kalau Praktikum Bapak memang ada jatah tidak masuk satu kali pertemuan. kan setiap pertemuan kita kerjakan dua modul. Nah memang batasnya tidak hadir di Praktikum Bapak satu kali jadi tidak apa-apa kalau Bapak nak.” Jawab dosen favorit setiap angkatan yang suangat baik dan bijak. Yess.
Lalu sekembali dari ruang dosen gue pusing, takut, dan gugup banget. Gue muter tujuh keliling gimana ya nasib kehidupan gue yang nggak pinter-pinter amat ini kalau nggak dateng praktikum. Gue bener-beber stres dan akhirnya nelpon mama. And its really work.
“Ya tidak apa-apa nak. Kan kita sudah tentukan bahwa kita akan berangkat, jadi Kamu harus siap dengan konsekuensinya. Mau itu dapat nilai E dan kamu harus mengulang. Ya tidak apa-apa ya.”
Gue lapang dada denger penjelasan emak gue dan mikir yaudahlah udah takdir. Pasti Tuhan kasih yang baik.
Kalau kata temen baik gue, nggak apa-apa kol kan lu disuruh mak lu kesananya. Lagian kan hidup lu emang semuanya izin mak lu sih, kalau mak lu udah redho ya nggak apa-apa kali. Kan emak tau yang terbaik.
※Jadi gue izin seminggu meliburkan diri di saat masih kuliah berjalan and this is what happen when i try to do these things.
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Crazy in Japan
General FictionIni kisah perjalanan gue yang pertama kali terbang ke luar negeri bareng adik gue yang masih 9 tahun. Check in domestik aja belum paham, gue kali ini cobain ke jepang dengan proses transit philipine. Kata orang tiap perjalanan punya ceritanya masin...