Melani Pov
Kicauan burung sudah mulai terdengar. Tapi ada seseorang yang belum rela keluar dari selimut tebalnya.
"Ani bangun. Sudah jam 6. Nanti kamu terlambat kerja," ucap seorang ibu sambil menggoyangkan badannya.
"Hmmmn..... Iya ya Ma. Aku bangun ni. Mama turun aja dulu," jawabku dengan mata yang masih setengah mengantuk.
"Ya udah. Kamu cepetan ya turunnya. Mama tunggu dibawah," ucap mama saat hendak keluar dari kamar.
Setelah mama keluar. Aku paksakan kaki ku untuk ke kamar mandi. Sebenarnya aku masih sangat amat mengantuk.
Bagaimana tidak, semalam aku baru tidur jam 2 pagi karna harus menyelesaikan tugas dari kantor. Sebenarnya tugas itu sudah siap, namun aku memeriksanya. Soalnya hari ini akan kedatangan CEO baru. Yang pastinya akan memeriksa seluruh laporan. Jadi aku tidak mau ada kesalahan sedikitpun.
Tidak butuh waktu lama untuk menyiapkan diri. Kupustuskan untuk memakai blazer bewarna hazel dan celana warna hitam. Aku jarang memakai rok karna akan susah untuk berjalan.
"Ok. Sekarang tinggal kacamata dan sedikit lipstik," ucap ku didepan cermin.
"Ma, aku langsung berangkat aja ya. Takut macet nanti. Aku makan di kantor aja," ucap ku saat didepan mama. Tidak lupa aku cium pipi kanan dan kirinya.
"Kamu tuh. Kebiasaan kali tidak sarapan. Untung mama sudah hapal tingkah kamu itu. Ini mama sudah siapkan bekal."
"Thanks mam. Aku cabut dulu ya mam. See you...
******
Di kantor banyak orang yang kasak kusuk tentang direktur baru ini. Gimana gak kasak kusuk, lah wong CEO anak yang punya perusahaan. Dan kabarnya lagi anaknya ini playboy abisss...
Sarap tu mungkin pak Danu nyerahin perusahaan sama anaknya.
"Ani, kamu kok tumben baru datang jam segini," kata Susan sekretarisnya. Walaupun Susan seorang sekretaris tapi dia juga sahabat ku. Bingung ya aku kok bisa punya sekretaris. Yap... Aku adalah seorang manajer di sini.
"Biasa telat bangun. Tadi malam aku lembur."
"Kamu tahu kan bentar lagi anak pak Danu bakal dikenalin sama kita?" tanya nya dengan mata berbinar.
"Ya tau. Ni sekarang mau siap-siap. Yok kita ke ruang rapat. Bentar lagi kan mau mulai," jawab ani sekenanya.
Semua orang sudah menggu diruang rapat. Hanya tinggal menunggu sang empunya datang.
Perlahan pintu ruangan terbuka. Muncullah pak Danu seorang pria di belakangnya.
"Sumpah demi apa Ani. Anak pak Danu guanteenggg gilaaa.... Senyum nya tu loh. Bikin aku siap meleparkan tubuhku ke dia," bisik Susan dengan mata yang sangat berbinar. Salah bukan hanya Susan, tapi semua orang di sini menatap dengan tatapan yang sama.
"Dia emang ganteng sih. Rambutnya coklat legam dan tebal. Hidungnya mancung. Dan senyumnya menggoda," ucap ku dalam hati.
Tiba-tiba dia memandangku dengan intens. Sekaan sedang menilaiku. Kuputuskan untuk memandangnya juga.
"Hmm...dikiranya aku takut dipandang seperti itu. Baiklah ayo kita lihat siapa yang akan membuang muka duluan.
******
Gimana guys cerita nya....???
Please di komen yaaa....
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE
Randomakibat kejadian masa lalunya membuatnya hatinya dingin kepafa setiap laki" yang ingin mendekatinya. hatinya bagai bongkahan es yang telah lama mengeras. akan kah ada pria yang sanggup untuk menghacurkan bongkahan es tersebut???? ini cerita tentang...