BENARKAH PUTRI DARI SEORANG PENGUSAHA TERNAMA MARTIN WIJAYA MEMPUNYI PENYAKIT MENTAL?
Brak!!
Gebrakan keras meja membuat beberapa orang yang tengah berada di satu ruangan itu terdiam takut, mereka langsung menunduk, tidak berani menatap sang bos yang saat ini tengah berapi-api.
"Kenapa cuma kaya gini aja kalian gak becus!" Bentakan keras menggema di seluruh ruangan, perasaan orang-orang yang tengah berada di dalam semakin gusar. "Gimana bisa muncul berita kayak gini!"
"Maaf Pak, penjagaan sudah sangat ketat, kami pun tidak tahu kenapa---"
"Tutup mulut kamu!"
Sekali lagi laki-laki yang sudah cukup berumur itu kembali menggebrak meja, amarahnya semakin tidak bisa dikendalikan.
"Saya mau kalian cari bodyguard baru, hari ini!"
Martin Wijaya, seorang pengusaha yang masuk jajaran orang terkaya dan pengusaha sukses didunia, selain berkecimpung di dunia bisnis, laki-laki berumur 48 tahun itu juga mulai masuk ke dalam dunia perpolitikan. Hidupnya sempurna, namun kesempurnaan itu hilang setelah ia kehilangan istri, dan anaknya mengalami trauma.
Pak Martin melangkahkan kakinya menaiki anak tangga, setelah sampai didepan pintu bercat putih tulang itu, ia segera membukanya, dan mendapati putri semata wayangnya tengah terlelap. Pak Martin segera menghampirinya duduk ditepi kasur, lalu mengusap lembut rambut putrinya itu.
"Krystal, Ayah akan selalu menjaga kamu, sampai kapan pun."
Krystal Azlena Wijaya, putri semata wayangnya, yang dulu sangat ceria, kini berubah menjadi pendiam. Perempuan cantik itu hanya menghabiskan waktunya dikamar, melaun, dan menangis, tidak pernah mau berbicara dengan siapa pun, hanya akan diam ketika ada yang mengajaknya berbicara.
Pak Martin benar-benar merasa bersalah, jika saja kejadian 6 tahun lalu tidak terjadi, mungkin Yunita istrinya tidak akan pergi, Krystal tidak akan seperti ini.
6 tahun lalu, Bu Yunita menemukan dirinya bersama seorang perempuan di ruangan pribadinya tengah asyik bercumbu, melihatnya Bu Yunita langsung berlari kencang, menghindari Pak Martin yang mengejarnya dari belakang, yang ternyata diikuti oleh Krystal, hingga tanpa Bu Yunita sadari mobil besar menghantamnya, tubuhnya terpental jauh, dan Krystal menyaksikan itu semua, Krystal menyaksikan kematian sang Ibu, hingga membuatnya seperti sekarang.
Psikiater mengatakan Krystal terkena Post-Traumatic Stress Disorders salah satu penyakit mental yang disebabkan oleh kejadian traumatis, atau kejadian yang mengerikan. Dan pikiran atau kenangan yang tidak menyenangkan itu tidak bisa hilang dan penderitanya cenderung mati rasa secara emosional. Penderita Post-Traumatic Stress Disorders bisa saja melukai dirinya sendiri dan bahkan orang lain.
Sudah 5 tahun lamanya Krystal menjalani pengobatan, namun tak pernah ada perkembangan. Psikiater mengatakan jika penyakit mental yang Krystal alami saat ini sudah terlalu akut sehingga sangat sulit untuk sembuh. Berbagai Psikiater hebat sudah Pak Martin kunjungi, namun mereka memberi jawaban yang sama.
***
"Saya Kainan Narendra." Kai memperkenalkan dirinya kepada laki-laki yang tengah duduk menilai dirinya dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Usia?"
"Dua puluh lima tahun."
"Kelebihan kamu?"
"Saya pemegang sabuk hitam karate."
"Ikut saya."
Kai mengikuti langkah kaki bos barunya, hingga saat ini dirinya sampai di sebuah kamar yang pintunya sedikit terbuka, didalam-nya terdapat seorang wanita paruh baya dan seorang perempuan seusianya tengah melamun, si perempuan paruh baya itu menyuapkan sendok berisi lauk dan nasi.