BAB 7 | Putih Pudar

47 6 0
                                    

Hello guys! I'm comeback in my story. have enjoy guys.

sorry guys kalau author up nya lama. Sempet hiatus beberapa saat karena Author juga ada simulasi, belajar bener-bener supaya gak kena zonasi. Author sebel tau kalau denger ada zonasi tuh! Bikin jengkel bawaanya. Tapi, tetep stay tunggu kelanjutan cerita ini ya guys!

Enjoy it!

Seminggu telah berlalu. Kini, keadaan Novzi kian membaik. Namun, yang ia harapkan adalah Nindi yang berada disampingnya, menunggunya membuka mata. Tapi, itu hanyalah sekedar harapan yang tak terwujud. 

Jangan tanyakan kondisi Nindi. Tak jauh berbeda dari Novzi, Nindi pun sama merindukanya dengan Novzi. Semenjak hari dimana ibunda Novzi mengatakan hal 'itu', membuatnya tak berani untuk menemui Novzi, sekedar menjenguk sebagai teman pun tak berani. Selama seminggu ini pun, Nindi selalu menyebut Novzi dalam doanya. berharap semuanya akan kembali normal. 

"Ya Allah ya rabb. Hambamu ini memohon kepadamu, jangan rubah takdir hambamu ini. Hambamu ini memohon kepadamu, izinkan hambamu ini mencintainya, meskipun hati ini tercabik-cabik oleh prasangka, tetapi kuatkanlah raga ini untuk menerima keputusanmu, ya rabb. Kabulkanlah doa hambamu ini." Setiap shalatnya ia berdoa, memohon yang terbaik. Salahkah jika Nindi egois? Tidak! Justru ia kini bingung, apakah Novzi benar-benar takdirnya? Lalu mengapa sang ibunda Novzi seperti tak menyukai dirinya?

"Sudahlah Nindi! Fokuslah untuk belajar menghadapi ujianmu besok! Serahkan semua pada Allah, biarkan Allah menentukan jalan terbaik untukmu. Semangat Nindi!" Ucapnya pada dirinya sendiri. Esok hari adalah hari dimana ujian kenaikan kelas akan dilaksanakan. Hari yang membuat sebagian besar siswa SMA Nusa Bangsa. 

berjam-jam setelah memasuki waktu usainya shalat isya' itu, Nindi menghabiskan waktunya dengan fokus membaca lembaran demi lembaran buku-buku bertuliskan rumus dan penjelasan sekitar Fisika. Mata pelajaran pertama yang diujikan esok hari adalah Fisika dan Kimia. Pasangan yang serasi bukan, seperti Novzi dan Nindi? Eh?

Waktu menunjukkan pukul 10 malam. Nindi mengakhiri fokusnya untuk membaca buku-buku setebal kamus besar bahasa Indonesia itu. Ia menyimpanya kembali dalam rak buku. Bersiap diri untuk terjun ke dunia mimpi. Berharap bahwa ujianya kali ini bisa membuahkan hasil yang baik, begitu pula hubunganya dengan Novzi. 

***

Hari ini adalah hari terakhir ujian. Selama seminggu ini pun Nindi hanya fokus untuk mempelajari materi ujian. Melupakan semua yang memang ia coba lupakan. Bahkan ia mendengar bahwa Novzi dipindahkan dari sekolah ini. Sungguh Nindi sangat merindukan Novzi. Ia kesal dengan jarak dan waktu yang memisahkan mereka. Seandainya saja ia bisa melacak keberadaan Novzi dengan alat-alat bantu yang berada di dalam kantong Doraemon pun ia tak yaki bahwa ia sanggup berhadapan dengan sang ibunda. Bukan bermaksud untuk menjadi pengecut, ingatlah kalian bahwa sang ibunda Novzi meminta Nindi memberikan jeda pada hubungan mereka. Ya sudah. mau bagaimana lagi? Nindi hanya bisa mematuhi itu untuk menjadi calon menantu yang baik. Eh?

Putih Pudar

Jalan cerita ini sungguh rumit

se rumit persoalan rumitan dalam kimia

se rumit dalam menentukan jumlah muatan listrik 

se rumit memahami isi dari sebuah bahasa 

hingga berakhir pada seiris kata menyakitkan

Pudar...

Andaikan diri ini memiliki sayap

Diri ini memilih terbang jauh mengelilingi angkasa

Kan ku hapus perasaanku

karena hati ini tak sanggup terluka lagi.

Inilah sebatas prosa, Putih Pudar.

Tak kuasa menahan segala luapan emosinya, Nindi kini telah meneteskan aliran sungai yang mengalir, berhulu dari pelupuk mata. Terdengar pula isakan-isakan yang membuat siapapun akan merasakan pula kepedihan yang mendalam merasuk kedalam jantung. 

Sayup-sayup ia mendengar ada seseorang mendekat. Seketika lampu di ruang bahasa itu padam. sayup-sayup ia mendengar suara orang bernyanyi.

"Aku tercipta olehnya...

Untuk selalu cintai kamu

Beri aku kesempatan...

tuk bahagiakan dirimu...

Kamu.. tercipta olehnya

untuk selalu aku cintai

Genggam erat tangan ini

jangan sampai engkau lepaskan..

sampai aku tutup usia

kan kujaga hatimu sampai aku tua.

walau keriput di bibirmu terlihat

takkan goyahkan cintaku yang begitu kuat"

Nindi tak mampu menahan rasa bahagia dan terkejutnya kala melihat Novzi, berada diatas panggung bundar keci dengan sorotan lampu yang mengarah kepadanya. Dengan memangku gitar dan menciptakan irama serta menyanyikan sebuah lagu yang begitu menyentuh relung hati Nindi.

Novzi meletakkan dengan hati-hati gitar yang ia mainkan tadi. Ia beranjak mendekati Nindi dan mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna putih dilapisi permata diatasnya. Novzi membuka kotak tersebut dan mengatakan, "Mungkin ini terlalu cepat, Nindi. Tapi hati ini berteriak untuk melakukanya. Ingin selalu menggenggamu dalam jemari ini. Menuntunmu untuk selalu menjadi makmumku. Bersama berjalan menyusuri jalan yang telah Allah lukiskan untuk kita. Membawamu menuju indahnya surga kelak. Hidup bersamamu, berdampingan hingga di alam surga kelak. Nindi, izinkan aku untuk mengikatmu dalam hubungan serius ini. Izinkan aku untuk selalu menjagamu. Maukah kamu menerima hal itu?" Nindi terkejut. Terkejut dengan ucapan Novzi juga terkejut dengan isi dari kotak tersebut. Isi dari kotak tersebut adalah sebuah cincin permata dengan ukiran indah nama mereka serta dihiasi permata biru yang sangat indah.

"Novzi? i-ini serius?" Ucap Nindi tergagap. Novzi mengangguk pasti, menunggu jawaban Nindi. Cukup lama Nindi memikirkan dan pada akhirnya Nindi mengangguk mengiyakan menciptakan seutas senyuman yang menggambarkan betapa bahagianya mereka. Semua itu tak luput dari pandangan siswa dan siswi begitu pula orang tua mereka berdua...

Ini bukanlah akhir dari kisah yang Allah tuliskan untuk mereka. Tetapi merupakan awal dari perjalanan mereka untuk merealisasikan lukisan yang telah Allah susun sebaik mungkin....

To Be Continue....

Maaf guys... sebagai gantinya karena aku hiatus sudah sangat lama, serta desakan dari readers setia dari story ini, author usahakan triple up hari ini. 

Jangan lupa Vote and Comment. Comment apapun itu, jika ingin mengkritik, kritiklah dengan bahasa yang sopan agar tak mematahkan semangat.

Well. Check my story lainya ya guysss...........

Lukisan Cinta AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang