Fey berdecak, melihat jalanan ibu kota yang padat. Ia menyesali tindakannya yang tidur di rooftop demi menghindari pelajaran pak Antawi guru seni budaya yang notabennya wali kelasnya. Ia mengumpat,mendapati lampu yang berubah menjadi merah. Ia terpaksa berhenti.
Fey melirik jam di pergelangan tangan kanannya. Jam 15:30,Fey melebarkan matanya. Hangus sudah wacana bersantainya. 'Selama itukah gue tidur?' tanyanya dalam hati.
Suara klakson mobil menyadarkannya dari lamunannya. Ia segera melesat pergi melihat lampu kembali menjadi hijau. Langit senja dengan bercak warna jingga dan merah. Sangat indah.
***
Langit sudah gelap,membuat Fey menaikkan kecepatan motornya. Sebuah bangunan menjulang tinggi di depannya-- Apartementnya. Fey masuk ke dalam basemant dan memarkirkan motornya seperti biasa. Berjalan masuk ke dalam bangunan tersebut.
Fey memencet tombol lift agar ke bawah. Lama ia menunggu,akhirnya pintu lift terbuka. Ia masuk dan memencet tonbol berangka 7. Lift naik ke atas dan pintunya kembali terbuka. Fey segera keluar dari lift. Ia ingin cepat-cepat mandi. Tubuhnya sangat lengket.
Setelah menemukan pintu apartementnya ia segera masuk,setelah memasukkan passwordnya. Ia menaruh asal tasnya dan bergegas untuk mandi.
***
Sekarang Fey sedang di dapur. Duduk di kursi makan. Wajahnya juga sudah segar setelah mandi. Ia sedang makan tentunya dengan bahan seadanya. Setelah makan ia mencuci piringnya,dan beranjak ke ruang tengah. Apartementnya bisa di bilang luas dengan 2 kamar,2 kamar mandi,dapur yang disatukan dengan ruang makan,serta ruang santai dan ruang tamu yang di sekat dengan rak buku besar. Tak ada yang istimewa.
Merasa bosan dengan acara tv yang tak menarik. Fey pergi ke kamarnya--menuju balkon. Ia duduk di kursi yang sengaja ia taruh disana. Menatap langit malam yang dingin dan berbintang. Hatinya mencelos ketika sebuah memori indah yang di bencinya hadir...
"Mama bintangnya bagus yah!" seru gadis kecil yang manis itu senang. Sang mama yang di sampingnya tersenyum melihat putri semata wayangnya bahagia.
"Ia sayang,cantik yah bintangnya. Cantikan mana sama mama?"
"Cantikan mamalah!"
"Ihhh anak mama" ucapnya gemas sembari mencium pipi gempal putri kecil.
Si gadis kecil tertawa bersama mamanya. "Ma... Aku mau jadi bintang yang besar itu" tunjuknya pada bintang yang bersinar paling terang diantara lainnya.
"Kenapa?" tanya mamanya dengan raut wajah di buat-buat.
"Aku mau bikin semua orang bahagia,dengan cara menyinari mereka"
"Ihh anak mama pinter banget sih. Yaudah kalo gitu mama mau jadi bulan aja!"
"Kenapa?"
"Mama mau nemenin kamu kemanapun kamu pergi"
"Ok! janji tapi ya?"
"Iya anak mama. Mama janji"
Kelingking mungil si gadis kecil itu bertautan dengan kelingking besar mamanya. Tawa mereka lepas seketika. Sangat bahagia...