04. Curhat

555 88 4
                                    

"Ya udah lanjut"

"Gak ah. Gue capek" Tutup gue, gue langsung menarik bantal dan menutup wajah gue.

"Lo kenapa?"

"Gapapa"

"Sabar joy bentar lagi jam 7 kok."

"Masih satu jam lagi. Lama"

Dia beranjak dari tempat tidur dan pergi keluar kamar. Sementara gue menutup wajah dengan bantal.




Mood gue jelek aja.
Jadi selama ini dia gak pernah ada rasa apapun sama gue. Cuma gue sendiri yang pernah suka sama dia. Gak adil banget coba.




Jisoo beruntung ya jadi cinta pertamanya dia.




Tapi gapapa sih, gue bersyukur ada mas uco yang bisa gue jadikan untuk bahan move on.




Walaupun itu sulit.

...

"Bangun Joy.."

Kecupan singkat dipipi gue membuat gue terbangun. Anjir ketiduran.

"Ehhh gue dimanaa"

"Dirumah gue Joy"

"Haaaa kok bisaaaa"

"Mmmhh mulai deh ngelindurnya."

Gue garuk garuk kepala. Dan akhirnya sadar sepenuhnya.

"Udah jam 7 ya. Ya udahlah gue mau pulang"

"Blom masih 20 menit lagi"

"Hmmm"

"Joy"

"Iya?"

"Lo itu cewek paling cantik di semesta ini tau gak" ujar Sehun sambil menyisipkan poni gue ke belakang telinga.

"Bukannya jisoo?"

"Enggak. Jisoo itu emang dewi paripurna, tapi lo Penjaga semestanya"

"Lo ngomong apa sih hun. Gaje"

"Lo itu ibarat Warna putih dan gue warna hitam. Kita gak akan lengkap jika tak bersama"

"Mulai deh ngelantur"

"Gue serius"

"Gue tau Lo gak serius"

Sehun tertawa kecil. "Maaf belum bisa memberikan mu segalanya, belum bisa menjadi sahabat yang paling baik, maaf belum bisa menjadi penjaga galaksi terkuat, maaf belum bisa menyayangi mu segenap jiwa, maaf—"

"Bisa gak sih Lo berhenti minta maaf!" Pekik gue.

"Maaf"

"Stop! Lo selalu kayak gini! Setiap Lo ngelantur! Dari kecil! Lo selalu begini!"

"Maaf—"

Gue bosen denger permintaan maaf lo sehun. Gue tau Lo punya rasa bersalah yang besar atas mendiang orang tua lo. Tapi bukan berarti Lo harus terus terusan dihantui sama rasa bersalah. Sekarang Lo udah punya keluarga angkat yang menyayangi Lo sepenuh hati.

Lo gak harus sedih lagi sehun.
Orang tua lo pasti bahagia sekarang, kematian mereka itu bukan salah lo.

"I know.. maafin gue juga." Gue memeluk Sehun sembari mengusap kepalanya.

"Gue belom pernah bilang ini ke elo. Tapi beberapa hari yang lalu"

"Iya?"

"Gue sempet main ke panti lama gue. Terus ketemu sama ibu panti. Ternyata yang ngurus gue dulu itu udah gak ada"

"Bi sunny itu ya?"

"Iya, dan ya gue dititipin sama mereka sepucuk surat gitu. Katanya itu surat terakhir yang ditulis bi sunny."

"Lalu isinya apa?"

"Lo tau kan awalnya gue kira orang tua gue meninggal karena kecelakaan atau karena penyakit. Ternyata enggak"

"Jadi karena apa?"

Tiba tiba Sehun memeluk gue erat dan membenamkan wajahnya ditengkuk gue. "Dulu ada bayi yang ditelantarin di panti. Dan bi sunny yang nemuin. Bi sunny pikir gue dibuang waktu itu. Sebenarnya enggak, katanya waktu itu ada yang nyariin gue ke panti tapi sayangnya gue udah di Angkat waktu itu. Dan yang nyari itu katanya masih keluarga gue. Dan kata orang itu, gue gak dibuang."

"Kalo gitu berarti keluarga Lo masih ada kan?"

"Iya. Tapi bi sunny sempet nanya ke orang itu, keadaan orang tua gue. Ternyata dulu Bokap gue itu punya pabrik gula, dan pabrik Nya kebakaran. Jadi usahanya gulung tikar. Nah beberapa pegawai disana itu minta upah yang belum bisa bokap gue bayar. Jadi terjadilah penyerangan, orang tua gue habis dibantai pegawainya. Dan gue diselamatkan sama orang itu dan di taruh di depan panti sementara sampai semua keadaan baik baik aja. Ya intinya orang tua gue emang udah gak ada." Sehun tersenyum tipis.

"Tapi sekarang Lo punya bokap angkat dan keluarga angkat lo. Lo gak sendirian oke. Stop nyalahin diri Lo sendiri atas kematian mereka. Itu udah takdir Lo gak bisa lawan takdir yang udah diberikan tuhan ke elo."

"Thanks. Lo juga pemberian Tuhan yang paling indah bagi gue"

Kami sama sama tersenyum.

"Mau gue anter pulang?"

"Gak usah"

"Kalo gue cium?"

"Cium aja aku pasrah"

"Aihh lo mah gitu. Jadi cewek jual mahal dikit dong. Jangan mau mau aja gue cium"

"Ya habisnya gimana. Ditolak sayang itu rejeki"

"Dasar joy"
"Oh ya sebelum Lo pulang gue boleh minta satu permintaan gak sama Lo?"

"Apa?"

"Bantuin gue ya"

"Bantuin apa?"








"Bantuin gue Deket sama jisoo. Lo kan temen sekelasnya. Mau ya plisss"







Seharusnya gue langsung balik aja, gak usah dengerin permintaan dia :)

Bersambung...

Stupid Agreement ✓ HunjoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang