Day 6 : Crossover(?)

3.6K 281 6
                                    

Sebenarnya aku kurang yakin ini termasuk crossover atau AU, yang jelas cerita ini terinspirasi dari manga Harenochi Shikibu karya Hinota. Semoga kalian menikmatinya.

.
.
.
.
.
.

Musim semi.
Musim dimana kau dapat melihat kuncup bunga sakura bermekaran dengan indahnya, membuat semua orang ingin terus memandanginya. Begitu kelopak bunga mulai berguguran, maka menandakan akhir dari musim semi, namun bagiku itu merupakan awal dimana kita bertemu.

🌸🌸🌸

Zenitsu baru saja sampai di sekolahnya, begitu ia melihat seorang pemuda berambut putih itu sedang menangis dalam diam, melihat kelopak bunga sakura berguguran. Ia sempat tertegun sejenak, menatap paras pemuda tersebut disinari cahaya mentari, bulir-bulir air matanya berkilauan membuat paras pemuda itu semakin menawan.

Tersadar dari lamunannya, Zenitsu buru-buru memasuki gedung sekolah, tak berani menyapa pemuda itu. Ia hanya berharap pemuda berambut putih baik-baik saja.

🌸🌸🌸

Pemuda yang sebelumnya ia jumpai itu bernama Uzui Tengen, merupakan murid pindahan dari Amerika dan teman sekelas Zenitsu. Di hari pertamanya di sekolah ini, Uzui mendeklarasikan akan menciptakan klub empat musim, yang tentu saja karena deklarasi tersebut, Uzui dipandang aneh oleh teman sekelas (kecuali para gadis yang sudah kepicut dengan wajah rupawannya).

Meski dipandang aneh oleh semua orang, Uzui tidak menghiraukannya dan tetap berusaha mencari anggota untuk klubnya. Zenitsu sebenarnya tak ingin terlibat dengan pemuda rambut putih itu, namun begitu pandangan mata mereka bertemu, mata Uzui terus terfokus padanya, membuat dirinya tak nyaman. Untungnya pelajar segera di mulai sehingga ia dapat terbebas dari tatapan mata berwarna maroon tersebut, yang entah mengapa selalu terbayang dalam benaknya.

🌸🌸🌸

Saat jam istirahat Zenitsu berencana akan pergi ke kantin, ketika tiba-tiba mendengar suara bariton di belakangnya, "Hei, siapa namamu?"

Pemuda pirang itu langsung menolehkan kepalanya dan melihat Uzui Tengen berdiri menjulang di belakangnya sambil menunjukkan senyum yang menggoda. Tentu saja Zenitsu menjadi gugup di hadapan sosok rupawan ini dan hanya bisa menjawab dengan lirih, "A—Agatsuma Ze—Zenitsu."

"Zenitsu kah. Aku Uzui Tengen, apa kau tertarik masuk klub empat musimku? Bagaimana kalo kita bicarakan di luar saja? Sekalian menikmati pemandangan bunga sakura," ajak Uzui sambil menggandeng tangan Zenitsu, tak memghiraukan penolakan yang dilontarkan pemuda pirang tersebut.

🌸🌸🌸

Kini mereka sedang duduk di bawah pohon sakura di samping lapangan sepak bola sambil menikmati sakura mochi yang dibawakan oleh Uzui.

"Dengar ya, walaupun kau membawaku ke sini, bukan berarti aku mau bergabung dengan klubmu tau!" jelas Zenitsu yang sudah tidak gugup lagi setelah di seret sembarangan oleh makhluk yang lebih besar darinya ini.

"Sudahlah santai aja lagi. Nih makan lagi sakura mochinya, enak loh."

"Jangan pikir kau bisa menyogokku dengan makan!" bentak Zenitsu, namun pada akhirnya tetap ia makan sakura mochinya.

Uzui yang memperhatikan pemuda pirang yang sedang menikmati makanan ini, hanya bisa tersenyum sendiri lalu mulai mengajukan pertanyaan, "Apa arti musim semi bagimu?"

Zenitsu terdiam sebentar, mencoba memikirkan jawabannya, "Em...Musim semi bagiku ya?.... Sakura mochi, Daifuku... Lalu Takenoko Gohan!"

"Pff... Semua tentang makanan rupanya," ujar Uzui, tak bisa menahan gelak tawanya. Zenitsu yang mendengar hal itu tentu saja wajahnya langsung memerah malu.

Setelah puas tertawa, Uzui lantas mengajukan pertanyaan lainnya, "Apakah kau pernah merasa terharu?"

"Huh? Kenapa?" tanya Zenitsu, bingung apa hubungannya hal ini dengan klub empat musim.

"Bukankah saat ini bisa dibilang cukup mengharukan? Bisa melihat pemandangan indah ini bersama seseorang. Aku ingin membentuk klub ini supaya aku bisa menikmati setiap pergantian musim ini dengan seseorang," ungkap pemuda rambut putih sambil menatap kelopak bunga sakura berguguran.

"Lalu mengapa harus aku? Kau pasti bisa mengajak orang lain bergabung dengan klubmu, tidak harus aku kan?" tanya Zenitsu. Sebenarnya pertanyaan ini terus mengendap dalam pikirannya. Karena ia yakin banyak anak perempuan di kelasnya yang mau berbondong-bondong memasuki klub Uzui hanya supaya bisa dengan pemuda tampan ini, jadi mengapa harus dirinya?

Uzui lalu memandang mata gold milik Zenitsu, menampakkan senyum lembut sambil berkata, "Saat pertama kali aku melihatmu, aku terpesona oleh warna rambutmu. Warna rambutmu mengingatkanku pada bunga dandelion dan aku merasa jika itu kau, klub ini akan lebih memiliki arti bagiku."

Zenitsu tertegun. Selama ini karena warna rambutnya ia selalu mendapatkan masalah, baik dari pihak guru yang mengira ia menyemir rambutnya maupun ejekkan anak-anak di sekitarnya yang selalu memandang dirinya aneh. Baru kali ini ada seseorang yang memuji rambutnya, sehingga tanpa sadar air matanya mengalir membasahi pipinya.

Uzui terus memandangi mata Zenitsu yang kini tergenang air mata, lalu perlahan mengusap pipinya yang basah, "Jadi Zenitsu, maukah kau bergabung dengan klub empat musimku?"

Pemuda pirang itu berusaha menghentikan tangisnya. Begitu air matanya berhenti mengalir, ia memasang senyum indahnya dan menjawab, "Mau bagaimana lagi, sepertinya aku akan mengalami hal-hal menyenangkan jika terus bersamamu. Aku akan bergabung dengan klubmu, Uzui-san."

Dan begitulah musim semi mereka pun dimulai.

UZen WeekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang