Umma

82 24 10
                                    

"Aku pulang" ucapku dengan lirih dan sepelan mungkin membuka pintu. Berusaha tidak menimbukan suara. Lantaran takut tidur nyenyaknya terganggu.

Sepasang obsidianku memandang dengan prihatin. Tatkala melihat sebuah tulisan yang digantung di ranjangnya. Kasihan ibunya Sandeul, seharian ini dia pasti lelah. Tampak wajahnya yang damai ketika ia terlelap. Dan sepertinya biasanya, ketika pulang kerja aku selalu mencium keningnya.

Ups! Tidak, gara-gara diriku tidurnya jadi terusik. Kasihan sekarang dia bangun.  Sepasang manik rubahnya mengerinyit. Menatapku dengan menyipit.

"Kyuhyun sudah pulang. Sudah makan? Mau aku siapkan air hangat untuk mandi?"

"Sudah. Aku sudah makan. Dan aku bisa menyiapkan air hangat sendiri. Emm..." Aku pun merapikan poninya yang nyaris menutupi mata. Lalu aku pun mencium lagi kedua matanya yang indah.

"Maaf ya, aku menganggu tidurmu. Kau pasti lelah..."

"Tidak kok. Aku baik-baik saja." Ujarnya kemudian beralih menatap sebuah kasur bayi di samping dirinya. "Sandeul seharian ini aktif sekali. Aku sampai kewalahan dibuatnya. Dia terus merangkak kesana dan kemari..." Ujarnya dengan mata yang berbinar.

"Uff"

"Tidurlah lagi. Oke" Ujarku kemudian membimbingnya untuk merebahkan diri di ranjang.

"Yah, " Aku menatap ibunya Sanduel dengan dalam. Nyaris saja aku menangis dibuatnya. Bukan karena terharu, melainkan karena rasa sedih yang amat mendalam. Andai dia tahu jika semua ini hanya ilusi. Andai dia tahu jika Sandeul kami telah lama tiada.

.
.
.
Ny. Cho Sungmin
32th
Skizofrenia
.
.
.

Fin
Hyejinpark
20191118
.
.
.
See ya

CarouselWhere stories live. Discover now