Bagian 03

66 12 2
                                    

Happy reading!

Tawamu mengalihkan duniaku. Bahkan sinar mentaripun iri melihat bahagiamu.

=================

Author POV

"Itu pangerannya Aku kena hukum Pak Tomo tadi kata Adit." Jelas Safira.

"Bagus tuh." sahut Kinar.

Reina yang dari tadi fokus ke jalan ikut menghentikan langkahnya tanpa ikut komentar. Karena ia toh juga tidak tahu pokok bahasannya.

Mereka kembali berjalan dengan Safira yang kesal mendengar sahutan Kinar tadi. Ia menghentak-hentakan sepatunya ke lantai. Reina dan Kinar hanya menggelengkan kepalanya karena sikap childish Safira. Tak terasa mereka sudah berada di belokan menuju Kantin.

Brukk...

"Aw!?" pekik salah satu dari mereka.

"Aduh kayanya tulang rusukku pada patah semua ini." Ucap Safira sambil mengelus bagian belakangnya dengan raut kesakitan. "Udah tau ada orang orang jalan di depan kenapa nggak hati-hati sih?" Marah Safira pada orang yang telah membuatnya jatuh, tanpa melihat kedepan.

"Fir, coba kamu berdiri bentar." Suruh Reina pelan.

Safira mencoba berdiri tapi apa daya tangan tak sampai. Di terlihat sangat kesakitan. "Aduhh, nggak bisa aku Rein."

Seseorang yang tadi menabraknya menyunggingkan senyuman ketika melihat adegan itu.

"Sini biar gue bantu." Tanpa diduga seseorang itu mengulurkan tangannya berniat membantu Safira berdiri.

Langsung saja Safira mendongakkan kepalanya ketika mendengar suara itu, yang menurutnya familiar. Begitu ia sadar siapa yang berucap tadi, tidak bisa dipungkiri betapa bahagianya Safira ketika tahu itu adalah Arkan.

Tanpa pikir panjang Safira menerima uluran tangan itu. "Mmm... Makasih ya." Kata Safira dengan senyum malu-malunya. Aku rela jatuh berkali-kali asal itu kamu Ar. Ucapnya dalam hati masih dengan senyum andalannya.

"Tidak masalah, gue tadi yang salah. Maaf ya." Balas Arkan dengan senyum ramahnya dan itulah sikap Arkan yang sering membuat kaum Hawa salah paham.

"Iya, nggak papa kok." Safira yang tadinya marah-marah langsung menjadi begitu lembut ketika berhadapan dengan Arkan, pangeran impiannya.

Arkan mengangguk beberapa kali, lalu ia meninggalkan tempat itu dengan tatapan terakhirnya jatuh kepada Reina. Senyumnya kali ini berbeda dengan yang ia tunjukkan pada Safira tadi, seperti menemukan sosok yang ia cari selama ini.

"Makanya Safira kalau jalan itu hati-hati." Jika Kinar yang bicara, Safira hanya bisa diam mengiyakan. Ia tahu betul kalau sudah Kinar yang bicara nggak bisa diajak bercanda.

Mereka kembali melanjutkan perjalanannya menuju kantin yang sempat tertunda karena accident tadi.

🐣🐣🐣

Saat ini mereka sedang ada di kelas dan berhubung gurunya tidak masuk, mereka hanya disuruh mengerjakan tugas di kelas.

Reina lebih banyak diam setelah kejadian Safira tadi. Ia merasa risih dengan tatapan Arkan tadi. Selalu saja ia merasa terintimidasi jika Arkan menatapnya dengan senyuman seperti itu. Seakan ia adalah seeokor tikus yang akan menjadi satapan kucing. "Aduhh, Reina sadar Rein. Kok pikirannya kemana-mana sih." Gumam Reina sambil memukul pelan kepalanya.

"Reina kepala itu digunakan buat mikir, bukannya malah dipukulin gitu." Kinar selalu suka bicara bijak diantara mereka, dengan nasehatnya itu.

"Iya nih si Reina daritadi diam-diam bae. Mending bantu kita ngerjain ini tugas." Sahut Safira juga.

"Kamu aja kali Fir, kalau aku udah selesai."

"Iya Kinar sayang, aku juga lagi bikin tugas ini. Dan Safira yang paling imut, kata Bu Guru tadi ggak boleh contekan kan tugasnya?" Muncul sudah sifat Reina yang selama ini jarang dilihat orang lain. Ia bersikap begini hanya kepada sahabatnya saja.

"Kamu tega sama sahabatmu yang paling imut sejagat ini Rein?" Safira mencoba membujuk Reina dengan raut andalannya. Dan itu terlihat menggemaskan didepan Reina.

Jika Kinar yang melihat itu ia hanya memutar malas matanya, ia sudah hafal dengan sifat Safira.

"Lebay kamu Fir." Cibir Kinar melihat Safira seperti itu.

Lain halnya jika itu Reina, ia orangnya sangat tidak tegaan. Apalagi sama Safira yang orangnya sering ceroboh, walaupun begitu ia sangat bersyukur punya sahabat seperti mereka.

"Makasih zheyengg nya Safira, kamu memang paling ngerti sama aku. Tambah sayang akutuh." Cerocos Safir panjang lebar setelah Reina memberikan buku yang berisi jawabannya. "Peluk aku dulu dong Rein." Sambil mendekati Reina ia merentangkan tangannya ingin memeluknya.

"Kumat lagi ni anak lebaynya." Dengus Kinar melihat tingkah konyol Safira.

"Nggak usah peluk-peluk aku disini Fir, malu dilihatin mereka." Reina berucap pelan sambil menunduk malu karena semua mata memandang ke arah mereka.

Benar saja ketika Safira memutar matanya seisi kelas secara tertib memeperhatikan mereka. "Kenapa kalian, mau aku peluk juga?" Bukannya malu ia malah menawarkan hal aneh.

"Sahabat siapa sih ini Rein, bikin malu aja bisanya." Ucap Kinar pada Reina dengan menahan geramnya pada Safira.

"Ya, sahabat kamu jugalah Kinar." Sahut Reina sambil tertawa kecil, membuat Kinar tambah geram.

Teko salah satu siswa kelas itu yang terkenal dengan kelakuan mesumnya, tiba-tiba berdiri dikursinya. Dan merentangkan tangannya ke arah Safira.

"Kenapa kamu Tek?" Tanya Safira melihat Teko senyum-senyum ke arahnya.

"Minta peluk." Jawab si Teko singkat dengan wajah sok polosnya.

"Idih, amit-amit aku sama si Teko air bocor kaya kamu." Sahut Safira sambil bergidik ngeri dengan wajah yang dibuat-buat sedemikian rupa.

"HAHAHAA!!!"

Seisi kelas tertawa mendengar ocehan Safir kepada Teko. Jangan tanya keadaan kedua sahabatnya. Jika saja mereka punya kantong Doraemon, mungkin sekarang mereka sudah keluar dengan pintu kemana saja. Sembunyi dari segala rasa malu karena sikap Safira Andaikata.

"Sahabat kamu itu Kinar." Ucap Reina pada Kinar sambil menahan tawanya. Kinar hanya bisa duduk dengan kepala ia telungkupkan di atas lipatan tangannya.

Tak dapat ditahan lagi, Reina akhirnya tertawa juga melihat kelakuan Safira. Reina tertawa tanpa beban, seakan semua masalahnya lebur bersama tawa itu.

Di luar sana tanpa Reina sadari, ada orang yang sedang memperhatikannya ketika tertawa lepas.

"Kamu itu tambah cantik kalau sedang tertawa. Tetaplah seperti itu." Gumamnya sambil tersenyum menatap Reina.

🐣🐣🐣

Akhirnya setelah sekian lama aku hening,, up juga..🤗

Tunggu kelanjutan ceritaku ya guys,, semoga kalian suka😘😘

ReinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang