[5]

109 13 11
                                    

"Lama amat lu darimana aja bos?, Kita udah selesai ni mainnya" sarkas Seungyoun pada pria yang baru saja menapakkan kakinya ke apartemen Jinhyuk itu.

"Tinggal lanjut ronde dua aja sih, heboh amat lu youn" pandangannya diarahkan ke sekeliling ruangan.

"Seobin mana?" Tanya Yuvin setelah memastikan salah satu sahabatnya itu tidak ada disana.

"Ngapain lu nanyain gue? Kangen?" Jawab Seobin dari arah dapur.

Kedua tangannya penuh dengan cemilan hasil menjarah isi lemari dapur Jinhyuk.

Kelima bintang sekolah itu menghabiskan waktunya dengan bermain game sampai sore. Sangat heboh, kebayangkan cowok kalo udah megang stik PS an gitu hebohnya gimana.

***

Berbeda dengan suasana apartemen Jinhyuk yang heboh, Yohan menikmati sorenya dengan damai di Apartemen seorang diri. Hanya sebuah lagu 'Gift' dari Melomance yang mengisi keheningan disana.

(Cek Mulmed ya~)

Yohan begitu menghayati bait demi bait yang dilontarkan sang penyanyi. Senyum manisnya mengembang saat sampai pada reff dari lagu tersebut. Seketika bayangan seseorang mengisi pikiran Yohan bersamaan dengan sautan bait lagu tersebut.

"rasanya seperti hadiah yang disiapkan untukku
awalnya kecil tetapi semuanya menjadi lebih besar
bahkan hari-hari biasa itu
menjadi istimewa saat ini
setelah aku mengenalmu
semuanya terlihat sangat cantik
seperti ketertarikan anak kecil
aku merasa seperti menjadi polos
saat aku sangat jatuh cinta"

Yohan bukanlah seseorang yang mudah jatuh cinta, bahkan bisa dibilang sangat sulit. Bukan tidak pernah, sudah banyak hati yang bergantung padanya, tapi Yohan tak bergeming, entah kenapa sangat sulit untuk merasakan sebuah getaran yang disebut cinta itu.

Namun saat Yohan berkata ia jatuh cinta, maka itu benar adanya. Dia akan benar-benar jatuh dan akan berjuang untuk cintanya. Tak ada yang bisa menghalangi Yohan, dia akan mengejarnya, bahkan jika itu menyakitkan.

Handphone yang sedari tadi mengantarkan lamunan Yohan melalui lantunan lagu kini ia raih. Kini Yohan tampak sibuk mengotak atik benda persegi tersebut.

"Seobin..kamu kapan pulang?" ucap Yohan kepada seseorang diseberang sana

Tidak banyak yang mereka bicara, dan sekarang benda pipih tersebut telah Yohan letakkan kembali. Pandangannya ia arahkan keluar jendela, melihat pemandangan sore jalanan Kota Seoul.

***

Yohan berjalan menuju arah pintu, saat ia mendengar bunyi bip, tanda pintu telah berhasil dibuka oleh seseorang.

Perlahan seorang pemuda tampan muncul dari balik pintu besi, dengan wajah lelah namun masih terlihat bersinar.

Tangannya membawa sekotak pizza dan beberapa jajanan lainnya, sepertinya ia baru saja singgah ke mini market diseberang jalan sana.

Senyum Yohan mengembang, kesepian yang tadi ia rasakan seolah sirna saat melihat sosok yang baru saja memasuki apartemennya itu.

Tanpa menunggu lama, Yohan menggandeng tangan sang pria dan menariknya untuk segera menuju ruang tengah. Entahlah mungkin Yohan terlalu lapar, pikir si pria saat melihat tingkah manja pria manis didepannya.

Mereka duduk lesehan diruang tengah didepannya terdapat sebuah meja kaca persegi. Makanan telah diletakkan, namun tiba-tiba kepala Yohan didorong dengan jari telunjuk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Is PunishmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang