"Aku Sedang Menabung RinduKanMu Rumah"

6 1 0
                                    

Saat ini, kamu mungkin sedang berada jauh dari rumahmu. Kuliah di luar kota, bekerja di negara berbeda, atau tinggal di benua lainnya. Jarak yang kini membentang jelas tak bisa dijangkau dalam sekejap mata. Demi bisa pulang ke rumah, kamu harus berkompromi dengan waktu dan isi kocekmu.

Tapi bukankah menunggu sambil merindu adalah momen yang paling menyenangkan? Karena ketika kelak rindu itu dituntaskan, bahagia yang kamu rasakan tak lagi bisa diungkapkan. Sudahkah kamu rindu dengan rumahmu, sekarang?

Bicara soal rumah membuat kenanganmu terbang pada sepetak bangunan sederhana. Tempatmu tumbuh dan menerima cinta yang hangat dari keluarga

Sebelum merasakan tinggal jauh dari rumah, mungkin kamu melihatnya sekadar bangunan biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum merasakan tinggal jauh dari rumah, mungkin kamu melihatnya sekadar bangunan biasa. Ya, rumah adalah sebuah bangunan yang fungsinya sebagai tempat tinggal. Yang melindungimu dari derasnya hujan atau terik matahari seharian. Rumah yang membuatmu merasa aman dan bisa tidur dengan nyaman. Rumah pula tempatmu bertemu orang tua, kakak, atau adik – mengakrabi hari-hari dengan mereka sebagai satu keluarga.

Tapi, senyaman apapun sebuah rumah, ia pun tak pernah luput dari cela. Dianggap kurang luas, bangunannya sudah terlalu kuno, sering bocor di sana-sini, hingga satu-satunya yang dibutuhkan adalah renovasi. Selain itu, momen kebersamaan dengan keluarga pun tak melulu bahagia. Ada kalanya, hawa di rumahmu terasa terlalu panas sehingga tak ada pilihan selain keluar mencari udara segar. Ayah dan ibumu mungkin sedang bertengkar atau adikmu sedang jadi makhluk paling menyebalkan. Ah, bukankah hal-hal semacam ini wajar saja dirasakan?

Dialah yang menyimpan kenangan tentang cerita masa kecilmu. Tembok yang penuh coretan crayonmu hingga lantainya yang jadi saksi langkah kaki pertamamu.

 Tembok yang penuh coretan crayonmu hingga lantainya yang jadi saksi langkah kaki pertamamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika rumahmu bisa bicara, mungkin dia akan detail bercerita. Betapa tembok-temboknya tak pernah keberatan jadi papan tulis dadakan. Tempatmu belajar menggambar atau membuat garis warna-warni sekenanya dengan crayon saat masih balita. Meski sekarang tak ada lagi bekasnya lantaran sudah dicat ulang berkali-kali, toh kenangan ini pasti masih baik-baik kamu simpan dalam ingatan.

Lantai-lantainya pula yang merasakan perjuanganmu saat masih belajar berjalan. Menjajal untuk melangkahkan kaki meski dengan susah payah. Walaupun seringkali terjatuh, kamu yang masih balita tetap bisa tersenyum lucu lalu bangkit dan mencoba langkah yang berikutnya. Segala cerita dan kenangan di masa lalu memang akan terekam baik-baik di setiap sisi dan sudut-sudut rumahmu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

~RUMAH~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang