3. Epilog

7 3 0
                                    

"Apa yg harus ku lakukan? Apa harus ku laporkan? Tapi.." -Cyseok

Flashback

Setelah memakan jantung tersebut dia menoleh dan berjalan ke arah ku.

"Hei kamu" ucap nya, aroma bau amis nya menyebar. Membuat ku reflek menutup hidung. Aku merapat kan mata ku dan menutupi hidung ku.

"Hei, jika kau berani melaporkan"

Aku membuka mata sedikit.

"Kau akan berakhir seperti teman mu" setelah mengucapkan itu dia pergi begitu saja.

End flashback

Atau aku lapor kan? Tapi aku tidak tau siapa dia.

Tunggu

Apa yg di maksud nama waktu itu?

'Kelas kita!'

Apa maksud nya.. Sudah lah lupakan, sekolah sudah sangat sepi. Ini gara-gara kejadian tadi aku kelewat pelajaran.

Maka ada ulangan, kan aku gatau. Jadi disuruh ngerjain sebelum pulangan. Aneh nya, guru nya aja sudah pulang.

"Huft..sekolah ini sangat bagus. Tapi baru berapa hari aku disini, malah dapat pengalaman gila yg belum pernah ku dapatin"

Aku terdiam sebentar,

"Aku ke roof top aja dulu deh, tadi ga ditunjukin"

Aku berjalan ke lantai 3 lalu pergi ke atap. Langit nya sangat indah, baru sebentar aku memandangi langit.

"Suda deh aku pulang aja" waktu ngelewatin pintu atap aku ngeliat kertas kecil berwarna merah.

Ini seok kan?
Kamu udah tau kan, siapa pelaku nya?

Nanti datang ke sini jam 10 buat nyelidikin misteri ini. Harus datang, kamu bisa jadi kunci kasus ini!

Ini aneh. Tentu saja sangat aneh. Pertama dari siapa ini dan meminta ku datang jam 10? Dan bagai mana dia bisa yakin kalo aku tau?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sampai rumah aku siap2, untung aja ibuku belum pulang. Dan aku membuat makan malam untuk ibuku.

Butuh 30 menit untuk pergi ke sekolah, jadi aku harus cepat2.

Aku keluar rumah dan langsung melesat ke sekolah dengan motorku.

9.57

Untung aja jalanan nya tidak terlalu rame.  Aku langsung pergi ke atap dan mendapati Faili sedang memandangi langit.

"Hai, sudah sampai?" -faili

"Eh iya, jadi kamu yg nulis kertas itu?"

"Iya, kamu suka pemandangan disini?"

"Iya sangat indah, aku suka pemandangan dari roof top. Tadi si mm.. Dave gamau nunjukin" ucapku pelan karna masih shock dan mungkin akan menjadi trauma seumur hidup.

"Ah ya, memang sangat indah disini. Apalagi untuk..," dia mengeluarkan pisau kecil.

Dan baru kusadari dia menggunakan sarung tangan.

Apa? Pisau?!

"Membunuh mu" -Faili tersenyum sinis.

"Apa? Kamu yg bunuh Dave? Bukan nya laki-laki itu..?" Gajelas nya aku, udah di ambang maut masi pake penasaran segala.

"Bukan urusanmu sayang" saat itu juga dia menarik tangan ku.

"Tolong! Siapapun tolong!!" Jerit ku

CE SONT DES MONSTRES✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang